Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.
Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.
Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.
Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?
Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.
Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.
Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror Berikutnya
Usia kejadian kemaren Bisma memutuskan untuk mempekerjakan enam orang untuk mengawasi rumahnya dan menjaga Annisa saat dirinya sedang ada kegiatan diluar.
Bisma tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan mental istrinya dan apapun caranya pria itu akan mencari tahu dan membunuh orang yang menyakiti istrinya.
Bisma memang manis jika didepan keluarga tapi jika ada orang yang memancing amarahnya maka kehangatan dan kebaikan itu hilang seketika dan berubah menjadi monster yang menyeramkan.
Drrttt drtttt
Ponsel milik pria itu berbunyi, dan tertera nomor asing disana, "Siapa?" tanyanya tajam.
"Hei, ucapkan salam dulu, bukankah kamu selalu mengucapkannya?" balas seseorang dari sebrang sana.
Bisma menghela nafas frustasi, dirinya sangat mengenal pemilik suara tersebut, "Arggh, apa mau lo? Dan apa maksud lo ngacem istri gue?"
Terdengar kekehan dari sebrang sana, "Aku cuman mau kamu, dan siapa juga yang ngacem istri kamu? Orang aku gak tau dimana kamu tinggal."
"Cih, jangan sok polos deh, gue tau kalau lo pelakunya. Anak buah gue sudah menyelidiki semuanya."
"Hahaha, baiklah, sepertinya kamu sedang frustasi karena sebentar lagi istri tercintamu akan gila."
"Jaga mulut lo! Satu hal yang perlu lo ketahui, hidup lo akan habis karena lo sudah berani mengusik singa yang sedang tidur."
"Ayolah, ceraikan dia dan menikahlah denganku, dia tidak pernah menganggap kamu ada."
"JANGAN MIMPI!"
Bisma memutuskan panggilannya dan menggerakkan semua anak buahnya untuk mencari tahu keberadaan wanita gila itu. Bisma harus membunuh benalu seperti wanita gila itu.
Sedangkan dikamar Annisa tengah membaca novel dan tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Ting
Annisa meraih ponselnya dan melihat ada notif pesan masuk dari seseorang namun nomornya asing.
KAMU HARUS MATI
KAMU HARUS MATI
DASAR WANITA MURAHAN
MATRE, KAMU HARUS MATI
MATILAH, AKU AKAN MENGANTARKAN KAMU KENERAKA!!!!
Annisa melempar ponselnya, gadis itu berteriak keras, "Aarghhh....."
Mendengar suara istrinya yang terdengar memilukan dengan cepat Bisma berlari menuju kamar mereka dan melihat Annisa menangis dengan kepala yang menggeleng kiri kanan.
"Hai, sayang kamu kenapa?" tanya Bisma panik.
Annisa menujuk ponselnya dan dengan cepat Bisma mengambil ponsel itu, Bisma membaca pesan yang masuk, "SIAL, INI PASTI DIA." Batin Bisma.
"Ada berapa banyak kartu yang dia punya?" batinnya lagi melihat nomor yang masuk selalu berbeda-beda.
Bisma memeluk Annisa erat, "Hei, jangan takut, kita punya Allah. Urusan hidup dan mati seseorang itu hanya Allah yang tau, kamu cukup minta perlindungan sama Allah. Tidak ada yang dapat menyabut nyawa satu orang pun jika Allah belum mengizinkan orang itu wafat." ucap Bisma menenangkan.
"Siapa dia, kenapa akhir-akhir ini ada orang jahat yang, aku takut." balasnya.
Bisma mengecup kepala istrinya, "Jangan takut, ada Allah dan ada aku yang selalu menemanimu."
Bisma menuntun istrinya menuju kasur dan mereka berbaring bersama, sepertinya butuh waktu untuk istirahat.
Bisma berjanji akan membunuh manusia yang berani mengganggu istrinya dan keluarganya. Pria itu tak bisa berdiam diri terlalu lama, wanita gila itu pasti akan kembali melukai istrinya dan itu akan mempengaruhi mental Annisa.
Annisa terlelap dalam tidurnya dengan memeluk erat badan Bisma, seakan tak ingin ditinggal oleh pria itu. Bisma masih fokus dengan kegiatannya mengetik sesuatu diponselnya walau sedikit susah karena tangan satunya dijadikan bantal oleh istrinya.
"Sayang, jangan tinggalin aku, aku gak mau mati." gumamnya dalam tidur.
Bisma berusaha membangunkan Annisa yang terlihat ketakutan dalam mimpinya hingga peluh membanjiri wajah cantik itu, "Sayang aku disini, hei jangan nangis. Icha, sayang." panggilnya berharap Annisa akan bangun dari tidurnya.
Annisa menangis dengan gumaman yang tak pernah henti keluar dari mulutnya membuat Bisma semakin frustasi melihat kecemasan yang saat ini Annisa rasakan hingga dalam tidur saja wanita itu menggigau.
"Sayang, bangun ya, ini aku." Bisma terus berusaha membangunkan istrinya.
Hiksss hiksss
Bisma memeluk erat istrinya saat wanita itu sadar dari mimpi buruknya. Annisa terlihat sangat ketakutan dan itu membuat Bisma merasa gagal untuk memberikan yang terbaik terhadap istrinya.
"Ini semua karena wanita sialan itu." batin Bisma.
Susah payah Bisma menenangkan Annisa hingga wanita itu kini terlihat lebih tenang namun masih belum berani jauh dari suaminya.
Disisi lain seorang gadis yang tengah duduk dikursi kekuasaannya menatap geram foto yang berada dihadapannya. Foto pernikahan yang terlihat sangat membahagiakan kedua orang yang ada disana.
Wanita itu mengambil spidol dan mencoret-coret wajah Annisa yang ada didalam foto. Foto tersebut merupakan foto pernikahan Bisma dan Annisa.
"Kamu akan mati wanita sialan." monolognya kembali mencoret wajah Annisa.
"Dia akan mati, dan aku akan menjadi satu-satunya istri Bisma."
"Aku akan melakukan berbagai cara agar kalian berpisah."
"Jika terorku tidak berguna bagi kalian maka bersiaplah dengan game berikutnya sayang." ucapnya diakhiri senyum licik.
Wanita berhati iblis itu berjalan menuruni anak tangga, "Mau sampai kapan kamu mengganggunya?" tanya wanita paruh baya.
"Sampai dia mati dan akulah yang menjadi istri Bisma." wanita jahat itu duduk dimeja makan dan mengambil gelas lalu diisinya dengan air.
Dia meneguk air itu hingga habis, "Aku akan melakukan apapun agar Bisma bisa menjadi milikku, Mom."
Wanita paruh baya itu menggeleng, "Kembalilah seperti dulu nak, ini sudah takdir Allah untuk kita.
Wanita jahat itu menggeleng, "Tidak mom, aku cape kembali seperti dulu, semua sia-sia."
Wanita paruh baya itu menatap iba anaknya, "Momi ngak pernah mengajarkan hal buruk kepadamu nak, momi merasa gagal dalam mendidikmu, sekarang terserah kamu, kamu sudah dewasa untuk menentukan jalan hidupmu, momi tidak ingin ikut campur lagi." putusnya berlalu pergi meninggalkan anak gadisnya yang kini mencengram kuat gelas yang dia pegang.
"Bukan aku yang ingin ini semua terjadi mom, tapi takdir selalu mempermainkan aku, semesta tidak pernah berpihak kepadaku. Aku membenci semuanya, aku benci dia aku benci tuhan." teriaknya dengan melempar gelas itu kesembarang arah.
Prank
Kaca berserak kesana kemari sedangkan wanita paruh baya yang dipanggil momi itu menggeleng tak kuasa melihat putrinya yang kini berubah menjadi monster jahat.
Wanita paruh baya itu meruntuki kesalahannya dalam mendidik anaknya. Kegelapan cinta membuat putri satu-satunya berada dijurang dosa dan itu semua kesalahannya sebagai orang tua yang terlalu sibuk dengan bisnis hingga lupa akan kewajibannya terhadap anaknya sendiri.
Harapan yang anaknya bangun terhadap seseorang menghantarkan putri semata wayangnya menjadi manusia iblis.
Seharusnya kita sebagai manusia tidak terlalu menggantungkan harapan kita terhadap manusia karena peluang kecewa sangat besar disana.
Kita hanya boleh menggantungkan harapan pada sang pencipta karena semua yang kita rencanakan belum tentu kita dapatkan tapi takdir dari Allah sudah jelas yang terbaik untuk hambanya.
Jangan berlebihan dalam menyikapi sesuatu, biarkan semua sesuai aturan yang telah ada dan kita sebagai manusia seharusnya berserah dengan usaha yang kita lakukan.
Manusia itu berencana tapi Allah-lah yang menentukan.
Wanita paruh baya itu memasuki kamarnya dan mengambil ponsel yang terletak diatas nakas. Dirinya menghubungi seseorang, "Assalamualaikum, temui saya diruang bawah tanah." perintahnya setelah itu memutus panggilan.
Wanita itu berjalan menuju ruang bawah tanah yang tak satu orang pun mengetahui ruangan itu. Wanita itu berjalan cepat agar tidak diketahui oleh putrinya.
Sesampai diruang bawah tanah, wanita itu masuk kedalam ruangan yang sudah ada lima orang bersetelan kemeja hitam disana.
Kelika orang tersebut membungkukan badannya menyambut kedatangan nyonya besar mereka. Wanita itu berjalan dan berhenti didepan kelima orang tersebut.
"Kamu, kamu, kamu, tolong pantau terus anak saya," perintahnya sambil menujuk tiga orang yang direspon dengan anggukan oleh mereka. "Dan kalian, tolong jaga terus wanita itu, saya tidak ingin anak saya menjadi pembunuh jika kalian lalai dalam tugas." jelasnya yang dibalas dengan anggukan oleh mereka berlima.
Kelima orang tersebut pamit undur diri meninggalkan wanita itu sendiri dengan tangis kejar yang tak henti. Dirinya merasa gagal menjadi orang tua yang baik dan dia tidak ingin kejahatan yang anaknya perbuat berjalan terlalu jauh.
Wanita itu menggerakan semua anak buahnya untuk menggagalkan aksi putrinya agar anak tercinta tak terjerat hukum pidana dalam kasus pembunuhan berencana.
Wanita itu juga tahu, jika lawan anaknya bukanlah orang biasa-biasa saja. ia tau, jika keluarga Bisma akan melakukan berbagai cara untuk membunuh kembali orang yang sudah berani mengusik ketenangan keluarganya.
Ibu mana yang ingin melihat jasad anaknya yang mati karena perbuatan jahat? Tidak, wanita itu tidak ingin semua hal buruk kembali kepada keluarganya.
Sebisa mungkin dirinya akan menggagalkan rencana putrinya setelah itu Ia akan membawa putrinya pergi sejauh-jauhnya dari negara ini.
Cara terbaik untuk mengembalikan ketenangan yang sempat hilang direnggut paksa oleh semesta.