Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 31
Arnold yang telah selesai membereskan pakaian miliknya dan milik Sasa ke dalam lemari,dia langsung keluar dari kamarnya dan melihat Sasa yang berbaring di sofa.
"Dia malah tidur"ucap Arnold menghampiri Sasa.
Arnold menggendong tubuh Sasa dengan hati-hati,dia membawa Sasa ke dalam kamar lalu membaringkannya.
"Kau begitu cantik"ucap Arnold mengelus wajah Sasa dengan begitu lembut.
Jemarinya menyusuri setiap inchi wajah Sasa,kemudian terhenti di bibir mungil Sasa dan merasa bibir Sasa begitu indah.
"Sayang,apa kau tidak ingin pulang?"tanya Arnold membangunkan Sasa perlahan.
"Heung"Sasa mendengarkan sayup-sayup suara Arnold,dia perlahan membuka kedua matanya.
Dia melihat Arnold yang sekarang duduk di sampingnya,dia bangun dan merasa begitu mengantuk.
"Ada apa?"tanya Sasa yang langsung bersandar di pundak Arnold.
"Kau mengantuk sayang?"tanya Arnold mengelus rambut Sasa dengan lembut.
"Iya,aku sangat mengantuk dan aku sangat lelah"balas Sasa yang memejamkan matanya di bahu Arnold.
Arnold membawa Sasa ke dalam pangkuannya,dia mengelus punggung Sasa dengan lembut dan merasa tidak tega terhadap Sasa.
"Apa kamu mau menginap di apartemen sayang?"tanya Arnold dengan lembut.
"Tidak sayang"tolak Sasa yang membuka matanya dan menatap ke arah Arnold.
"Kenapa? Lagi pula,orang tua kamu juga begitu sibuk dan tidak ada di rumah"ucap Arnold lembut.
"Sepupuku kemarin malam datang,aku tidak mungkin membiarkan dirinya sendirian bukan? Bagaimana kalau dia mengadu terhadap orang tuaku? Aku tidak ingin di marahi orang tuaku"ucap Sasa dengan nada sendu.
"Aku mengerti sayang,aku tidak akan memaksa kamu menginap di sini"kata Arnold meraih dagu Sasa dengan lembut.
Sasa yang mendengarkannya senang,dia melingkarkan kedua tangannya di leher Arnold dan tersenyum ke arah Arnold.
Arnold meraih tengkuk Sasa,dia mencium bibir Sasa dengan lembut dan Sasa membalas perbuatan Arnold.
Arnold menyentuh paha Sasa dan membelainya dengan lembut,mereka berciuman saling bertaut lidah satu sama lain,bahkan lidah Arnold menjelajahi setiap inchi rongga mulut Sasa.
Kemudian Sasa mendorong Arnold berbaring di atas ranjang,dia mengambil alih permainan dan bahkan punggungnya merasakan jemari Arnold yang mengelusnya dengan lembut.
Tangan Arnold merobek pakaian Sasa begitu saja,hingga menyisakan bra dan segitiga yang di pakainya.
Dia melepas pengait bra Sasa lalu melemparkan bra Sasa ke sembarang arah,dia meremas gundukan kenyal Sasa dengan lembut.
Sasa merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya,dia tidak perduli dengan pakaiannya yang sudah di robek Arnold dan masih ada pakaian baru yang bisa di pakainya nanti.
Jemari lentiknya mulai turun,dia mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang di pakai Arnold dan Sasa membawa Arnold kembali duduk.
Dia melepas pakaian Arnold yang masih tersampir di tubuhnya,dia melepaskan ciumannya dan menatap mata Arnold yang begitu jernih.
Dada Sasa membusung di hadapan Arnold,Arnold langsung melahapnya lalu menghisapnya perlahan.
"Shit,kenapa begitu nikmat"pikir Sasa meremas rambut Arnold.
Arnold mendengar pikiran Sasa,jemarinya mulai meremas lalu memainkan choco chips milik Sasa dan bahkan erangan Sasa terdengar di seluruh kamarnya.
"Argh,Arnold"ucap Sasa dengan suara serak.
Arnold langsung membawa Sasa ke atas ranjangnya,dia masih betah bermain di tubuh Sasa dan tidak menghiraukan erangan Sasa sama sekali.
Adik junior Arnold sudah bangun,dia merasa sesak di bawah sana dan jemari Arnold mulai turun lalu membuka resleting celana yang di pakainya.
Sasa tidak menyadari tindakan Arnold sama sekali,dia hanyut dalam kenikmatan yang di buat oleh Arnold dan bahkan kini Arnold mulai membuka ke dua kaki Sasa dengan lebar.
Arnold lanjut mencium bibir Sasa,dia memberikan sentuhan di paha Sasa dengan lembut dan perlahan melepas segitiga yang di pakai Sasa.
Sasa melingkarkan ke dua tangannya di leher Arnold dan perlahan menyentuh perut kotak-kotak Arnold.
Sasa menatap manik mata Arnold yang terus menatapnya,Sasa merasakan inti miliknya berkedut dan bahkan merasakan sentuhan Arnold di inti miliknya.
"Apa Arnold akan mengambil mahkota yang ku jaga hari ini"pikir Sasa.
Sasa memejamkan kedua matanya,dia mulai merasakan kenikmatan yang di berikan Arnold dan kini dia mulai mengambil alih permainan.
Namun Arnold seketika melotot,dia menatap Sasa terkejut dan tidak percaya dengan apa yang di lakukan Sasa saat ini.
Sasa mendorong tubuhnya ke samping,kemudian dia menatap Sasa yang kini berani terhadapnya.
Arnold memejamkan matanya,dia merasakan Sasa yang bermain di juniornya dan bahkan merasa begitu nikmat.
"Apa kau menikmati permainan yang di buat oleh ku sayang?"tanya Sasa menatap ke arah Arnold.
"Aku menikmatinya sayang,apa kita harus saling memuaskan satu sama lain? Aku merasa,kau juga sangat ingin di puaskan."
Sasa mengangguk setuju dengan apa yang di katakan Arnold,dia meremas dan memainkan milik Arnold perlahan.
"Arnold milikmu luar biasa sekali,aku tidak pernah menduga punya mu sebesar ini"ucap Sasa mengatakan hal frontal di hadapan Arnold.
"Kau berkata tidak ada beban sama sekali,kita tidak punya banyak waktu sayang dan kita harus mengakhiri ini secepatnya,aku tidak ingin pulang terlalu larut"kata Arnold menikmati permainan yg di buat Sasa.
"Shit,nikmat"ucap Arnold begitu terang-terangan.
"Ahh..."
"Ahhh..."
"Kau luar biasa Sasa"puji Arnold.
Hingga Arnold berada di puncak kenikmatannya dan dia langsung menatap Sasa lembut.
Arnold memilih langsung membopong Sasa ke area kamar mandi,dia menaruh Sasa di bath up dan membiarkan Sasa berendam terlebih dahulu.
Sedangkan dirinya,berjalan ke bilik kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya dengan cepat.
Sedangkan Arnold yang telah selesai mandi,dia memakai pakaian baru yang telah di belinya lalu memilih menunggu Sasa di ruang tamu.
Kini Arnold melihat pemandangan malam di kaca,merasa begitu indah dan dia tidak sabar untuk memiliki Sasa nantinya.
"Sayang,apa yang kau lihat?"tanya Sasa yang telah selesai membersihkan tubuhnya.
"Aku merasa pemandangan di sini sangat cantik,bahkan lebih terlihat indah saat kau menemaniku sayang."
"Kau pintar menggombal,ayo kita pulang sayang."
"Baiklah,aku tau kau takut sepupumu mengadu bukan? Kau harusnya tenang saja sayang,apalagi aku sudah berbicara dengan orang tua mu,aku akan melamar kamu seminggu dari sekarang."
Sasa cukup terkejut dengan perkataan Arnold,bahkan ini terlalu mendadak dan dia cukup senang dengan Arnold yang ingin berniat serius dengannya.
"Terimakasih,karena kamu berniat serius denganku"ucap Sasa dengan tulus.
"Yasudah,ayo kita pergi"ajak Arnold menggenggam tangan Sasa.
Setelah itu,mereka berdua langsung pergi meninggalkan apartemen Arnold.