Sherin mempunyai perasaan lebih pada Abimanyu, pria yang di kenalnya sejak masuk kuliah.
Sherin tak pantang menyerah meski Abi sama sekali tidak pernah menganggap Sherin sebagai wanita yang spesial di dalam hidupnya.
Hingga suatu ketika, perjuangan Sherin itu harus terhenti ketika Abi ternyata mencintai sahabat Sherin sendiri, yaitu Ana.
Lalu bagaimana kisah mereka setelah beberapa tahun berlalu, Abi datang lagi dalam kehidupannya sebagai salah satu kreditor di perusahaan Sherin sedangkan Sherin sendiri sudah mempunyai pria lain di hatinya??
Apa masih ada rasa yang tertinggal di hati Sherin untuk Abi??
"Apa sudah tidak ada lagi rasa cinta yang tertinggal di hati mu untuk ku??" Abimanyu...
"Tidak!! Yang ada hanya rasa penyesalan karena pernah mencintaimu" Sherina Mahesa....
Lalu, bagaimana jika Abi baru menyadari perasaanya pada Sherin ketika Sherin bukan lagi wanita yang selalu menatapnya dengan penuh cinta??
Apa Abi akan mendapatkan cinta Sherin lagi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menempatkan diri dengan baik
Beberapa hari pun berlalu. Abi sudah menyiapkan surat kontrak kerjasama antara perusahaannya dengan perusahaan milik Sharin. Semua yang menyangkut pembagian laba sudah Abi jabarkan di sana. Tinggal menunggu Sherin menyetujuinya, maka proyek mereka akan segera terealisasikan.
Dalam benaknya masih sedikit tidak percaya kalau Sherin menerima kerjasama dengan dirinya. Abi cukup sadar sebenarnya kalau dia tidak pantas menerima bantuan Sherin. Mengingat bagaimana dia menghina wanita itu dulunya.
Yang Abi heran, kenapa Sherin sama sekali tidak menunjukkan kebenciannya itu pada dirinya. Meski Sherin berlindung di balik kata profesionalitas tapi seharusnya Abi bisa melihat kilatan kebencian dan kekecewaan di mata bening itu. Tapi nyatanya yang Abi lihat hanya tatapan dingin seperti tak mau peduli meski Sherin sesekali menutupi dengan senyumnya.
Sebenarnya, mudahnya Sherin membantu dirinya saat ini, membuat hati Abi terbesit rasa percaya diri kalau sampai saat ini Sherin masih mencintainya. Tapi, sisi dalam hati Abi yang lain mengatakan jika itu tidaklah mungkin. Masalahnya dulu dia juga sempat meragukan cinta Sherin karena sejak kejadian menyakitkan itu, Sherin sama sekali tidak mengejar Abi lagi.
Tapi berkat kerjasama ini, itu tandanya hubungan mereka akan kembali dekat meski hanya sebatas rekan kerja. Keduanya juga akan lebih sering bertemu.
Yang membuat langkahnya berat saat ini tentu saja Ana. Bagaimana kalau kekasihnya itu tau tentang Sherin??
Sampai saat ini pun Abi masih enggan memberitahu tentang Sherin pada Ana.
"Maaf saya sedikit telat"
Suara lembut yang sejak dulu tak bernanah itu menarik Abi dari lamunannya.
"Tidak papa, saya tau kalau Bu Sherin pasti sangat sibuk" Abi dan Anjas menyambut Sherin dan sekretarisnya dengan berdiri dari duduknya. Kedua pria itu menunggu Sherin di sebuah privat room dalam restoran bintang lima.
Kedua pasang mata itu bahkan tak sempat untuk berkedip karena tersihir dengan kecantikan yang dimiliki wanita hebat di depan mereka.
"S-silahkan duduk Bu Sherin" Anjas sampai salah tingkah karena air liurnya yang hampir menetes karena menatap Sherin.
Sherin duduk tepat di hadapan Abi. Rambutnya yang beberapa hari yang lalu di cepol tinggi itu kini di gerai dengan bebas. Warna rambutnya yang hitam mengkilat justru semakin membuat kulit putihnya terlihat bersinar. Belum lagi blus tanpa lengan berwarna navy di padukan dengan rok span berwarna putih gading membuat siapapun tak mampu mengalihkan pandangannya pada Sherin.
"Sebelumnya saya mengucapkan banyak terimakasih karena Bu Sherin sudah memberi kesempatan kepada saya untuk mewujudkan proyek ini. Tanpa bantuan dari Global Group, tentunya saya ragu inovasi baru ini akan bisa mencapai ke masyarakat"
Lagi-lagi Abi tertegun dengan bibir berwarna merah muda itu, dengan mudahnya bibir itu mengulas senyum tipis meski matanya tetap dingin dan tajam.
"Tidak perlu sungkan Pak Abi, saya menerima kerjasama ini karena memang inovasi yang ingin anda kembangkan ini sangat menarik. Jadi tidak ada faktor lain yang mendorong saya untuk menerima proposal dari Eco Nomics"
Deg...
Lagi..
Abi seperti di tampar. Dia kembali di ingatkan kalau hubungan mereka saat ini hanyalah sebatas laba rugi.
Anjas sampai memejamkan matanya karena ikut merasakan kepedasan ucapan Sherin saat ini. Meskipun wanita itu mengatakannya dengan tutur kata yang lembut dan suara halus, tapi begitu menusuk alisa nyelekit.
"Saya tau itu. Dan saya tetap tersanjung karena bisa bekerjasama dengan perusahaan besar"
"Kalau begitu, bisa saya lihat kontrak kerjasamanya??" Sherin bahkan terkesan mengabaikan Abi dan beralih pada Anjas.
"Silahkan Bu" Anjas menyodorkan dokumen yang telah dia siapkan.
Sherin membaca poin demi poin, keuntungan yang akan dia dapatkan juga mempertimbangkan kemungkinan kerugian yang harus ia tanggung jika proyek mereka gagal atau tidak berhasil menembus pasaran.
"Baiklah, tidak ada yang perlu di revisi lagi dari kontrak ini"
"Nana, tolong simpan dengan baik kontrak kerja sama ini"
"Baik Nona"
Abi dan Anjas sampai tercengang karena Sherin langsung membubuhkan tandatangannya tanpa banyak tanya lagi seperti kemarin.
"Kalau begitu, selamat bekerjasama Pak Abi. Soga kedepannya kita bisa bekerja dengan baik dan saling menguntungkan" Sherin berdiri untuk menjabat tangan Abi.
"Tentu saja Bu Sherin. Saya akan melakukan yang terbaik untuk kita semua"
"Maaf saya tidak bisa lama karena saya masih ada pekerjaan lain"
"Tunggu Sherin" Abi menghentikan Sherin yang sudah ingin beranjak pergi. Apalagi Abi yang memanggilnya dengan namanya saja membuatnya teridam.
Anjas mengangguk setelah mendapat tatapan dari Abi. Dia tau kalau Abi membutuhkan waktu berdua dengan Sherin saat ini.
"Saya keluar dulu Nona" Nana yang paham pun mengikuti jejak Anjas.
"Aku tau kalau kamu ngga mau bahas masa lalu kita lagi. Tapi aku tetap ingin minta maaf sama kamu untuk kesalahan ku waktu itu"
Sherin masih terdiam bahkan tidak mau menatap Abi.
"Aku tau kalau aku salah karena nggak pernah menjelaskan perasaan ku yang sebenarnya. Aku juga minta maaf karena sudah menghina kamu saat itu"
"Jujur, aku malu. Sekarang aku justru jauh di bawah kamu yang pernah aku hina wanita manja"
"Maafkan aku Sherin" Detik demi detik pun berlalu, tapi Sherin tak kunjung bersuara. Abi pun tersenyum miris menertawakan dirinya sendiri yang terlihat seperti pria bodoh.
"Sherin ak....".
"Saya susah memaafkan Pak Abi"
Jawaban Sherin langsung membuat mata Abi menunjukkan binar bahagia.
"B-benarkah??"
Kini Abi mulai meragukan apa yang dulu sering Ana katakan tentang Sherin. Wanita di depannya ini bukan wanita licik, bukan wanita jahat juga bukan wanita yang penuh tipu muslihat. Yang ada di hadapannya saat ini justru kebalikannya dari apa yang Ana katakan.
"Hemm, anggap saja begitu"
"M-maksdunya??" Gagap Abi.
"Karena kedepannya kita akan sering bertemu untuk masalah pekerjaan, jadi anggap saja saya telah memaafkan Pak Abi. Agar di pertemuan selanjutnya tidak ada kecanggungan atau rasa tidak nyaman dalam diri Pak Abi karena telah menyakiti saya"
Duaarrr.....
Abi bagaikan di sadarkan dengan cara di dilempar dari ketinggian. Dia sempat bahagia karena Sherin ternyata sudah memaafkannya, tapi nyatanya Sherin tidak semudah itu memaafkannya.
"Dan satu lagi Pak Abi" Sherin menatap Abi dengan matanya yang bening itu.
"Di antara kita saat ini hanyalah sebatas rekan kerja yang saling menguntungkan. Di luar itu, saya bukan siapa-siapa Pak Abi, bukan teman atau pun sahabat. Jadi saya minta Pak Abi bisa menempatkan diri dengan baik"
Abi terhenyak karena Sherin mengingatkan padanya karena sejak tadi dia memanggil nama Sherin tanpa embel-embel Bu seperti sebagaimana seharusnya.
"Baik Bu Sherin, saya minta maaf karena terlalu lancang"
"Tidak papa untuk kali ini, saya permisi"
bukan mcm kmu bermuka dua🤭🤭