Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Pagi ini Xixi di temani oleh Lulu pergi ke kantin kampus, Xixi merasa dirinya telah bebas dari orang-orang suruhan Megan Gabriel.
Dengan pakaian sederhana dan kacamata yang selalu bertengger dengan cantik di hidung mancungnya, Xixi duduk di salah satu kursi yang ada di kantin kampus.
"Xixi, kau ingin makan apa?" Tanya Lulu.
Braaak
Belum sempat Xixi menjawab, sebuah nampan berisi omelet dan jus jeruk mendarat di depan Xixi.
Xixi melihat siapa orang yang meletakan nampan itu di depannya.
"Kau harus makan lebih banyak, karena kau sudah melakukan banyak hal kemarin." Ucap Leon, orang yang meletakan nampan berisi omelet dan jus jeruk itu sambil duduk di samping Xixi.
"Aku akan mengambil makanan yang lainnya." Ucap Xixi.
Leon memegang tangan Xixi agar Xixi tidak pergi kemana pun.
"Makan makanan yang sudah aku bawakan untuk mu, jika tidak...."
Leon mendekatkan bibirnya pada telinga Xixi "Aku akan menyuapi mu disini, agar semua orang bisa melihatnya." Bisik Leon.
Xixi mendorong tubuh Leon, dia lalu menatap tajam Leon yang sudah mengatakan hal yang tidak dia sukai.
"Makanlah, aku akan tetap disini."
"Tidak perlu, kau sebaiknya pergi."
"Aku sudah berkata padamu kalau aku ingin menjagamu. Jadi aku tidak akan pergi sebelum kau menghabiskan omelet itu."
Lulu melihat ke arah pintu masuk kantin dan melihat beberapa wanita yang sangat dia tidak sukai disana.
"Xixi benar, lebih baik kau pergi dari sini. Jika tidak, seseorang akan melakukan hal yang tidak baik pada Xixi."
Lulu menunjuk ke arah pintu dengan kepalanya, Leon yang melihat itu menoleh dan melihat Rachel dengan temannya ada di kantin juga.
"Memangnya kenapa kalau dia disini, jika dia melakukan sesuatu pada Xixi. Aku pastikan, perusahaan keluarganya tidak akan bisa bertahan di negara ini."
"Wah wah, pangeran kita ini sangat melindungi permaisurinya ya." Ucap Lulu mencoba menggoda Xixi.
"Lulu." Xixi menatap Lulu.
"Baik, baik. Aku tidak akan mengatakannya lagi."
Sebenarnya Leon tidak ingin melakukan hal itu pada Xixi, mengatakan yang tidak ingin Xixi dengar. Tapi tekadnya sudah bulat, dia ingin menjadi seseorang yang bisa melindungi Xixi dengan cintanya, meskipun Xixi tidak akan merubah perasaannya untuk saat ini.
"Kak Leon, kakak disini juga." Rachel berjalan menghampiri Leon yang duduk di samping Xixi.
"Ini kantin kampus, dan aku sedang menemani Xixi makan. Jadi tentu aku ada disini."
Rachel menatap Xixi yang duduk di samping Leon, dan itu membuat Rachel tidak suka.
"Ah, kakak benar. Kalau begitu bisakah aku duduk disini juga, kak Leon."
"Duduk saja di kursi lain, disini sudah tidak ada tempat." Ucap Lulu yang kesal melihat tingkah Rachel yang tidak tahu malu itu.
"Aku sedang berbicara dengan kak Leon, kau jangan ikut campur."
Leon melihat Xixi yang menunduk. Dia tahu, di depan orang lain Xixi harus menjadi wanita yang penakut. Tapi bukankah keluarga Gabriel sudah mendapatkan balasannya, jadi Xixi tidak perlu lagi bersikap seperti seorang penakut di depan orang lain, terutama di depan Rachel.
"Lulu benar, disini sudah tidak ada lagi kursi kosong. Lebih baik kau duduk di tempat lain."
"Kak Leon, kenapa kakak berkata seperti itu padaku. Suruh saja wanita culun itu pergi."
Leon yang sudah tidak tahan berdiri dan menatap Rachel dengan tajam. Dia tidak pernah bertemu dengan wanita yang tidak tahu malu seperti Rachel. Benar-benar membuatnya tidak tahan.
"Ayo kita pergi, aku akan membawa mu makan di tempat lain." Ucap Leon pada Xixi.
"Kita...."
Leon yang tidak mau mendengar penolakan dari Xixi meraih tangan Xixi dan menggenggamnya.
"Rachel, setelah ini. Jika kau masih memanggil Xixi dengan sebutan wanita culun atau yang lainnya, aku pastikan kau akan menyesal." Leon manatap Rachel dengan jijik.
Leon berjalan sambil menggandeng tangan Xixi, dan hal itu membuat kantin kampus riuh dengan berbagai komentar dan bisikan para mahasiswa yang melihat tindakan Leon pada Xixi.
"Kak Leon, dia hanyalah wanita culun yang rendahan. Tidak pantas di bandingkan denganku! Aku akan membuat dia menyesal telah merebutmu dari ku!" Seru Rachel yang tidak terima karena Leon lebih memilih Xixi dari pada dirinya.
Leon berhenti, dia lalu menengok dan menatap Lulu dengan tajam.
"Jika kau sudah tidak menginginkan perusahaan keluarga mu berdiri di negara ini, maka lakukan saja yang kau inginkan."
Uacapan Leon yang begitu tajam membuat Rachel membeku, dia tidak percaya jika Leon akan mengatakan hal itu padanya. Terlebih Leon akan melibatkan perusahaan milik keluarganya demi melindungi wanita culun itu.
"Kak Leon, kenapa kakak harus melakukan hal yang begitu sebesar demi wanita rendahan seperti Xixi itu?"
Rachel membanting nampan yang berisi makanan ke atas meja kantin lalu pergi dengan cepat meninggalkan kantin itu dengan kesal.
Di tempat lain, setelah keluar dari kampus. Leon membawa Xixi dan Lulu pergi ke sebuah kafe.
"Leon, kau tidak perlu melakukan itu pada Rachel hanya untuk membelaku." Ucap Xixi.
"Cicilia, aku tidak peduli apa yang orang lain katakan tentangku. Tapi aku tidak mau orang lain selalu menghinamu."
"Bukankah itu sudah berlangsung sangat lama? Aku sudah terbiasa dengan hal itu."
"Cicilia!"
Xixi diam, dia tidak mengerti jalan pikiran Leon. Dulu dia begitu acuh pada orang-orang yang menghina dirinya, tapi sekarang malah berbalik 180° dari sebelumnya.
"Lulu, bisakah aku dan Leon berbicara sebentar?"
Lulu yang duduk di samping Xixi mengangguk, dia mengerti jika kedua orang itu perlu berbicara 4 mata.
Setelah Lulu pergi ke tempat lain, Xixi manatap Leon.
"Katakan padaku, apa tujuanmu? Apa kau di suruh oleh orang tuaku untuk membuatku jatuh hati padamu?"
Leon membulatkan kedua matanya, dia tidak mengerti maksud dari ucapan Xixi padanya.
"Apa kau sungguh tidak bisa melihat keseriusan ku?"
Xixi terdiam.
"Aku tahu, aku pernah melakukan kesalahan padamu. Tapi... sungguh orang tuamu tidak pernah memintaku untuk membuatmu jatuh hati padaku. Aku menyukai mu, benar-benar menyukaimu, Cicilia." Ucap Leon.
"Bahkan sebelum aku tahu siapa dirimu yang sebenarnya, bukankah aku sudah pernah mengatakan hal itu padamu? Kenapa kau masih tidak percaya padaku?" Sambung Leon.
Xixi tentu tidak tahu harus percaya atau tidak, selama beberapa tahun ini dia selalu di tindas dan di hina oleh orang-orang. Bahkan dia pernah menyukai seseorang, namun orang itu juga ikut menindasnya.
Jadi, jika sekarang Leon yang juga pernah menindasnya dengan menjadikan dia bahan taruhan, mengatakan jika dia menyukai Xixi, itu pasti membuat Xixi sulit untuk percaya.
"Kau.... benar-benar menyukai ku?" Tanya Xixi dengan ragu.
"Tentu saja aku menyukai mu Xixi, aku bahkan sudah jatuh cinta padamu." Leon menggenggam tangan Xixi meyakinkan Xixi akan ketulusannya.
Xixi melihat ketulusan pada kedua mata Leon.
"Aku.... Berikan aku waktu untuk memikirkannya."
Leon tersenyum, akhirnya dia merasa jika Xixi akan mempertimbangkan perasaannya selama ini. Setidaknya Leon mempunyai harapan bersama dengan Xixi.
"Baiklah, aku akan menunggunya. Aku akan menunggu sampai kau bisa menerimaku."
Xixi hanya mengangguk menjawab perkataan Leon.
Dari meja lain, Lulu melihat Leon dan Xixi. Dia juga merasa senang melihat teman baiknya bahagia.