Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. Rahasia Dian
Rizky berlarian masuk ke dalam mobil mercedes benz hitam ketika sopir membuka pintu mobil untuk Stefan, sedangkan Stefan memutuskan duduk di samping sopir dari pada bersama Rizky yang dalam keadaan hanya tertutup jaket saja.
Sopir menahan tawanya dalam hati dan mengemudikan mobil dengan konsentrasi penuh. Tentu saja sambil mempertajam pendengarannya karena penasaran mengapa Rizky bisa berakhir dengan kondisi memalukan saat ini.
"Fan! Siapa sebenarnya Dian? Kenapa dia bisa menang darimu? Kamu sudah memeriksa identitasnya sejak awal kan?"
Rizky mengajukan pertanyaan yang beruntun kepada Stefan sehingga membuat pria muda itu tertegun dan tidak bisa memberikan jawaban apa pun.
Jika pertanyaan itu diajukan sebelum perceraian, Stefan bisa menjawab dengan lantang mengenai identitas Dian yang diketahuinya. Akan tetapi, Dian yang sekarang terkesan misterius dan banyak rahasia yang terkuak satu persatu sehingga membuat Stefan tidak bisa menjabarkan secara pasti siapa gadis muda itu sesungguhnya.
"Wanita licik itu pasti menjebakmu menikah di Las Vegas. Aku tidak menyukainya sejak awal, dia tidak pantas menjadi nyonya Stefan. Sekarang pria kelas atas yang berbeda-beda di sisinya setelah bercerai!" ujar Rizky dengan emosional.
"Hentikan mobilnya!"
Sopir menginjak rem dengan keras ketika mendengar perintah dari Stefan. Stefan merogoh saku celananya dan mengambil handphone Rizky, lalu melemparkannya ke kursi belakang.
"Handphone ku!" ucap Rizky lega setelah berhasil menangkap benda yang dilempar oleh Stefan.
"Turun dari mobilku!" ucap Stefan dengan tegas, tanpa menoleh ke belakang.
Sopir segera turun dari mobil dan membukakan pintu belakang. "Silakan tuan Rizky," kata sopir.
"Aku? Fan!"
"Turun sekarang!" ujar Stefan sekali lagi.
Walaupun Stefan tidak menoleh ke arahnya, Rizky bisa merasakan kemarahan Stefan sedang memuncak dan pastinya dikarenakan perkataannya tadi.
"Baiklah," jawab Rizky dengan lemas.
Mobil mercedes benz hitam meninggalkan Rizky di tengah jalan. "Dasar teman tidak berperasaan," gerutu Rizky.
Rizky menelepon Aurick karena menduga pria itu masih berada di sekitar Vallkyrie club sehingga bisa mengantarnya pulang.
"Sialan! Aurick memblokir ku!" teriak Rizky dengan kesal.
Pada akhirnya Rizky pulang dengan taxi online dan mendapatkan kemarahan dari Tino, ayahnya karena pulang dalam keadaan memalukan.
***Di dalam mobil porsche milik Dian***
"Princess! Permainan dadu mu sangat hebat. Ajarin aku dong!" kata Leon sambil menoleh ke kursi belakang.
"Jangan, Dian! Leon meu belajar untuk bohongin anak gadis orang saja," tukas Sherina.
"Enggak kok! Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan, kak Rina!" ucap Leon.
Dian dan Natasha tertawa kecil mendengar perdebatan Leon dan Sherina.
"Serius nih, Dian! Di mana kamu belajar teknik dadu itu?" tanya Natasha.
Sherina dan Leon pun menatap intens Dian dan menunggu jawaban dari gadis muda itu.
"Kalian janji gak akan bilang ke Kak Chandra atau siapa pun?" tanya Dian dengan wajah serius.
"Aku janji!" jawab Leon, Sherina, dan Natasha.
"Sewaktu tinggal di Amerika, ada temanku yang bekerja di kasino. Dia yang mengajariku trik itu!" jawab Dian dengan jujur.
"Oh! Di ajarin sama teman. Tetapi kenapa harus dirahasiakan dari Kak Chandra?" tanya Leon dengan raut wajah bingung.
Dian menunjuk ke arah sopir Mansion Wijaya yang masih menyetir dengan tenang, lalu memberi isyarat tangan agar mereka bertiga lebih mendekat karena dirinya ingin berbisik.
Leon yang duduk di samping sopir melepas seat belt nya sebentar supaya tubuhnya bisa lebih mudah dicondongkan ke belakang.
"Karena aku pernah ikut dia bekerja sebagai dealer di kasino," bisik Dian.
"What?" teriak Leon, Sherina, dan Natasha bersamaan serta menatap intens ke Dian.
Dian menganggukkan kepalanya dengan yakin dan bersandar kembali ke kursi mobil. Leon pun memasang seat belt nya, lalu menoleh ke belakang lagi.
"Princess! Nyalimu segede harimau!" puji Leon sambil mengacungkan jempol.
"Kita akan menjaga rahasia ini," ucap Sherina.
"You all my bestie!" kata Dian.
Tiba-tiba terdengar bunyi sms yang beruntun dari handphone Dian, Leon, Sherina, dan Natasha sehingga mereka mengambil handphone masing-masing.
"Foto apa yang dikirim Billy?" gumam Leon.
"Ya Tuhan!" pekik Leon hingga handphone nya jatuh dari genggaman tangan. Leon syok dengan foto Rizky yang terpampang jelas di sana.
Sementara Dian, Sherina, dan Natasha tertawa terbahak-bahak di kursi belakang.
"Kenapa Billy bisa mengambil foto ini?" tanya Leon dengan raut wajah bingung ketika menoleh ke belakang.
Natasha dan Sherina menunjuk Dian secara spontan. Dian sendiri pun menunjuk dirinya sendiri dengan bangga.
Ketika Dian membisikkan tugas penting untuk Billy, Leon sedang mengambil mobil bersama sopir sehingga tidak mengetahuinya.
"Untung aku tidak pernah menyinggung princess. Jika tidak, akan berakhir seperti Rizky," kata Leon sambil menepuk-nepuk dadanya.
"Adanya foto ini di tangan Dian, Rizky tidak akan berani macam-macam lagi!" kata Sherina.
"Betul sekali!" ucap Natasha.
"Aku hapus saja fotonya dari handphone ku. Bikin enek!" tukas Sherina.
"Aku sudah hapus dari awal," timpal Natasha.
"Aku kirim ke sekretaris pribadiku untuk simpan. Jika Rizky berani macam-macam, aku akan menerbitkannya di Majalah Kiss," kata Leon.
Dian tersenyum kecil mendengar perkataan mereka bertiga. Dian juga menyimpan ketiga foto Rizky itu ke dalam akun hacker nya.
***Perusahaan Jayanata***
Dian memarkirkan mobil porsche warna putih miliknya di basement Perusahaan, lalu menekan lift menuju ruang kantornya. Anggi yang berada di basement menatap iri mobil baru itu.
"Dasar wanita simpanan! Kamu kira beruntung bisa mendapatkan CEO Chandra? Aku akan membuatmu didepak dari Perusahaan Jayanata dalam waktu dekat," batin Anggi.
Anggi yakin mobil porsche itu hadiah dari Chandra untuk Dian. Manajer sombong itu mengeluarkan handphone dan menelepon seseorang.
"Halo CEO Cokro. Bagaimana dengan usulku waktu itu? Kamu tertarik dengannya bukan?" tanya Anggi.
"Ha ha ha. Aku sangat puas dengan foto yang kamu kirim. Gadis cantik itu harus menjadi milikku," jawab CEO Cokro.
Beberapa waktu yang lalu Anggi mengirimkan foto Dian, hasil dari kamera wartawan yang dibayar oleh Rizky ke CEO Cokro, yang terkenal genit dan berusia lima puluh tahun itu.
"Aku jamin semuanya akan berjalan lancar sesuai keinginan CEO Cokro. Kapan ada waktu? Aku akan membawanya," ucap Anggi.
"Lusa. Di tempat biasa," jawab CEO Cokro.
"Baiklah CEO Cokro," kata Anggi.
***Ruang kantor Dian di Perusahaan Jayanata***
"Masuk!" perintah Dian saat mendengar suara ketukan pintu dari luar ruangan kantornya.
David berjalan menghampiri meja kerja Dian dan meletakkan satu buket bunga mawar merah.
"Nona Dian. Ada kiriman bunga untukmu," kata David.
Dian mengambil kartu kecil yang terselip di dalam buket bunga dan membukanya. Mata Dian membulat besar membaca tulisan di dalam kartu kecil.
I MISS YOU, FROM : BILLY.
***
Selamat siang readers tercinta.
Billy sudah agresif nih mengejar cinta Dian. Manajer Anggi mulai menjalankan rencana jahatnya.
Jangan lupa baca kelanjutan ceritanya nanti malam ya.
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE