Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Fatimah ? Dia yatim piatu sejak lahir pak Kiyai.." sahut pak Rt membuat Abah Yusuf tersedak hingga batuk.
"Uhuk..Uhuk.."
"Bah, di minum dulu airnya.." ujar Ibrahim memberikan teh hangatnya pada Abah Yusuf agar lebih tenang. Dirasa sudah bisa kembali bicara, Abah Yusuf bertanya lagi.
"Yatim piatu sejak lahir ?" seakan Abah Yusuf tak percaya, gadis secantik dan sepintar Fatimah tak mempunyai orangtua. "Kenapa bisa begitu ?" tanya nya lagi.
Ibrahim yang mendengar pujaan hatinya seorang yatim piatu semakin iba pada Fatimah. Rasa ingin menghalalkannya semakin tinggi. Bagi Ibrahim, beban yang di pikulnya sungguh berat. Fatimah yang usianya masih terlalu muda tak mempunyai orangtua, bagaimana bisa mengukir sebuah senyuman di bibirnya selama ini ? Sungguh seorang gadis yang luar biasa pikir Ibrahim.
Pak Rt yang mendapat pertanyaan dari Abah Yusuf berusaha menceritakan semuanya.
"Jadi begini ceritanya.." sahut pak Rt mengambil nafasnya sesaat kemudian kembali bicara. "Dulu, saat ibu Fatimah hamil di usia kandungan enam bulan, Ayah Fatimah meninggal karena kecelakaan. Dan ibunya meninggal lima menit setelah melahirkan Fatimah." jelas pak Rt menceritakan kronologis tentang Fatimah.
"Fatimah di rawat oleh neneknya dan juga Sunardi. Sunardi bekerja mati-matian demi bisa menghidupi Fatimah dan ibunya. Namun setelah Fatimah lulus SMP, neneknya meninggal. Dan Sunardi meninggalkan banyak hutang sampai tidak bisa membiayai sekolah Fatimah. Kemudian, ada salah satu warga yang mau membantu Fatimah meneruskan pendidikannya di pesantren. Dengan senang hati Fatimah dan Sunardi menerimanya. Setelah Sunardi meninggalkan Fatimah di pesantren, Sunardi memutuskan untuk menjadi TKI di luar negeri agar bisa membayar hutang-hutang nya. Begitu pak Kiyai." Pak Rt dengan detail menceritakan semuanya pada Abah Yusuf.
Abah Yusuf dan Ibrahim yang mendengar cerita Fatimah merasa sedih. Begitu miris kehidupan Fatimah. Abah Yusuf menepuk bahu Ibrahim agar lebih bersabar sedikit jika ingin menikahi Fatimah. Karena butuh perjuangan tersendiri baginya, Abah Yusuf juga harus memulangkan Paman Fatimah dari luar negeri jika Ibrahim ingin menikahinya. Karena Wali Fatimah yaitu pamannya yang masih bekerja di luar Indonesia.
***
Aisyah dan mama Vina sedang berada di salon sekarang. Keduanya memanjakan diri untuk menyenangkan diri sendiri. Saat sedang memejamkan matanya karena di pijat oleh pelayan salon, mama Vina di kejutkan dengan seseorang yang memanggilnya.
"Tante Vina.." panggil wanita itu yang sudah duduk di sampingnya karena akan merawat dirinya di salon itu juga.
"Eeh Mira, apa kabar kamu ?" sahut mama Vina yang kepalanya masih di balut handuk sembari dipijat.
"Aku baik tante, tante apa kabar ? Tante di anter sama Abi kesini ?"
"Nggak, tante sama menantu Tante kesini." sahut mama Vina membuat Mira mengerutkan dahinya.
"Menantu ? Maksudnya ?" Mira terkejut saat mama Vina mengucapkan kata menantu.
"Iyaa, menantu. Istri Abimana anak tante.." sahut mama Vina memberitahu secara detail.
Mira kemudian celingukan mencari keberadaan wanita yang di sebut menantu oleh mama Vina. Mama Vina yang melihat Mira celingukan merasa bingung dan bertanya.
"Kamu cari siapa Mir ?"
"Yang mana menantu Tante ?" sahut nya masih mencari keberadaan menantu mama Vina.
"Ooh, dia ada di ruang VIP. Karena dia nggak bisa di lihat oleh orang lain." jelas mama Vina pada Mira.
"Nggak bisa dilihat ? Maksud tante, istri Abi hantu ?" sahut Mira membuat mama Vina melotot.
"Hust ! sembarangan. Dia wanita spesial Mira. Dia istimewa bagi anak tante, jadi dia harus ada di ruang VIP. Itu juga atas perintah Abi." jelasnya lagi tak terima menantu kesayangannya itu di sebut hantu.
Mira yang mendengar penjelasan mama Vina semakin penasaran seperti apa istri Abimana ? Kenapa sebegitu spesialnya bagi seorang Abimana.
Satu jam kemudian, Aisyah keluar dari ruang VIP sudah lengkap dengan cadarnya. Pelayan yang mengurus Aisyah juga sangat senang karena di percaya mengurus wanita secantik Aisyah.
Pelayan itu menghampiri mama Vina yang baru saja selesai di urus oleh pelayan yang lain.
"Terimakasih ibu sudah mempercayakan saya mengurus menantu Ibu, ternyata menantu ibu cantik sekali seperti bidadari ya ?" ujar pelayan tersebut membuat pengunjung di salon itu menoleh menatap Aisyah yang menggunakan cadar.
"Iya sama-sama, mantu saya memang istimewa di mata saya." sahut mama Vina tersenyum lebar dan dengan bangga memeluk pinggang Aisyah.
Seakan memberitahu pada semua yang ada disana bahwa menantunya paling cantik di dunia ini. Mira yang masih duduk karena rambutnya masih di urus oleh pelayan, baru melihat seperti apa menantu mama Vina, Mira menatap Aisyah lekat dari ujung kepala hingga kakinya.
"Jadi itu istri Abimana ? Kenapa Abi mau mempunyai istri yang berpakaian seperti itu ? Setahu ku, selera dia nggak begitu." gumam Mira dalam hati.
Mama Vina yang melihat Mira menatap Aisyah dengan begitu lekat kemudian mengenalkan Aisyah padanya.
"Mira kenalin, ini Aisyah. Menantu tante." ujar mama Vina membuat Mira tersenyum masam.
"Ah kenalin aku Mira." kata Mira berdiri mengulurkan tangannya pada Aisyah.
"Aisyah.."
Aisyah tersenyum di balik cadarnya menerima uluran tangan Mira. Aisyah penasaran siapa Mira ini sebenarnya. Aisyah melirik mama Vina seakan meminta penjelasan.
"Sayang, ini Mira. Dia teman Abimana sejak kuliah dulu. Tapi dia nggak seperti Bella. Yang lebih pastinya Mira ini teman dekat Abi, jika Abi ada masalah di kampusnya, dia akan minta bantuan sama Mira." jelas mama Vina pada Aisyah dan di angguki oleh Aisyah.
Mira, yaa Mira. Alfatika Mira Azzahra, dia teman dekat Abimana yang selalu di mintai tolong oleh Abi jika sedang dalam genggaman Bella. Abi selalu menghubungi Mira jika butuh bantuannya untuk menghindari Bella.
Mira juga sempat menaruh hati pada Abi. Namun, dirinya tak kuasa mengungkapkan perasaanya pada Abimana sampai di nyatakan lulus dan sampai Mira memutuskan untuk meneruskan pendidikannya di Amerika.
Perasaan itu masih ada di hatinya. Bahkan, beberapa pria yang ingin menjalin kasih dengannya ia tolak demi menjaga posisi Abi dihatinya.
Tapi setelah mendengar Abi menikah, hatinya seakan tertusuk panah api yang terbakar. Sakit panas dan nyeri. Itulah yang dirasakan Mira saat ini. Mira berbeda dengan Bella, Mira lebih bijak dalam bersandiwara menyimpan perasaanya. Bahkan seorang Abimana yang ia cintai saja tidak tahu bahwa dirinya mencintainya, apalagi orang lain.
***
Kini Ibrahim dan Abah Yusuf sudah berada di pesantren. Ibrahim yang sejak pulang dari desa X merenung di balkon kamarnya sendirian. Kamarnya sudah terkunci rapat, agar tidak ada yang bisa masuk ke kamarnya. Karena Ibrahim sedang ingin sendirian saat ini.
Di tatapnya lekat seorang gadis dari atas balkon yang sedang duduk sendirian di tepi halaman pesantren sambil memakan cemilan ditangannya.
"Harus bagaimana caraku mengatakan bahwa aku mengagumimu Fatimah.." gumam Ibrahim dalam hati.
Ibrahim menghembuskan nafasnya kasar. Seakan pikirannya sudah penuh membuat tak bisa berfikir jernih. Ia putus asa, niat ingin menghalalkan Fatimah dengan segera, namun karena keadaan dan status Fatimah sebagai yatim piatu, perlu di pertanyakan siapa wali sesungguhnya.
***
Di kantor Ibrahim, ia sedang fokus menilai buku pelajaran muridnya. Namun fokusnya kembali buyar setelah mendengar ucapan salam santrinya yang masuk ke kantornya.
"Assalamualaikum Gus." ucap salam Fatimah.
"Fatimah.." terkejut Ibrahim dalam hati.
"Em iya Waalaikumsalam. Ada apa Fatimah ?" tanya Ibrahim yang mulai grogi di hadapan Fatimah.
"Subhanallah, betapa indahnya ciptaanMu Ya Allah.." kata Ibrahim lagi dalam hati saat menatap Fatimah yang sudah berdiri di depan mejanya.
"Ini saya di minta Ustadzah Nur untuk minta tanda tangan Gus disini." sahut Fatimah menunjukkan berkas laporan yang memang harus ditanda tangani olehnya.
Ibrahim menerima berkas map merah itu dan menandatanganinya dengan cepat. Entah kebetulan atau apa, Ibrahim menyuruh Fatimah untuk duduk di kursi depan mejanya.
"Bisa kau duduk sebentar ?" ujar Ibrahim di angguki oleh Fatimah.
Fatimah segera duduk dikursi atas perintah Ibrahim. Pandangannya menunduk membuat Ibrahim bisa bebas memandangnya dari dekat.
"Fatimah, bisa kita bicara ?" tanya Ibrahim yang sudah tidak sabar mengungkapkan perasaannya.
"Bisa Gus, monggo." sahutnya lembut dan sopan.
"Em, jadi begini. Em, aku.."
"Duh harus mulai dari mana ya ? Kenapa sulit sekali mulutku bicara." gumamnya dalam hati sembari meremas jemari di kedua tangannya.
"Em Fatimah, sebenarnya aku.. aku me."
Tok..Tok..
"Assalamualaikum Gus." ucap salam seorang santri yang sudah berdiri di ambang pintu.
Ibrahim kesal, karena dirinya yang baru saja ingin bicara secara pribadi dengan Fatimah, sudah terpotong lebih dulu karena kedatangan santri tersebut. Ibrahim kemudian berusaha menetralkan emosinya dan menyahut salam dari santri itu.
"Waalaikumsalam. Ada apa mas ?"'
"Saya di perintah pak Kiyai Yusuf, Gus Ibra disuruh datang ke kantornya sekarang." ujarnya santri tersebut membuat Ibrahim menghela nafas panjang.
"Iya, sebentar lagi saya kesana." sahutnya.
Ibrahim yang sudah melihat santri pria tersebut pergi, kini tinggal Fatimah yang masih duduk di sana tanpa bergerak sedikitpun dengan kepala yang masih menunduk.
"Em, maaf Fatimah. Kita bicara lain waktu saja. Saya di panggil Abah ke kantornya." ujar Ibrahim dengan berat hati menyuruh Fatimah pergi.
"Baik Gus, saya permisi. Assalamualaikum.." pamit Fatimah beranjak melangkah pergi.
"Waalaikumsalam.."
Ibrahim menatap punggung Fatimah yang kini sudah hilang dari pandangannya dan bicara dalam hati sembari menyandarkan dirinya dikursi.
"Ya Allah, mudahkan lah aku untuk menghalalkannya."
...----------------...
Bersambung...
Abimana
Aisyah
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma