Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 14 - Blak-blakan
Di masa lalu Ivana dan Aylin Carter sempat memiliki hubungan yang tidak baik, pasalnya Ivana adalah wanita yang pernah dijodohkan dengan suami Aylin saat ini, yaitu Aland.
Ivana bahkan melakukan segala cara agar bisa memisahkan Aylin dan Aland waktu itu, sampai banyak hal mereka lalui bersama hingga akhirnya mereka jadi teman.
Tapi setelah sekian lama tidak bertemu membuat Ivana merasa canggung sendiri. Ada pula perasaan malu yang tak mampu dia ungkapkan dengan kata-kata.
"Masuklah, tuan Aston dan yang lainnya sudah menunggumu."
"Apa banyak orang di dalam?" tanya Ivana, jantungnya makin berdegup. Terkadang kepercayaan dirinya seperti sudah pulih, namun disaat seperti ini dia kembali merasa begitu kecil.
"Nyonya Aylin datang bersama suaminya, ada juga Tuan Gio di dalam," jawab sang sekretaris. Gionino, Aland dan Aston memang sejak dulu berteman baik, mereka bertiga sudah saling menganggap hubungan ini adalah hubungan kekeluargaan.
'Ya Tuhan,' batin Ivana, pagi tadi Aston tidak mengatakan apapun tentang pertemuan ini, membuatnya merasa begitu gugup karena tidak mempersiapkan apapun sebelumnya.
Sang sekretaris lantas membuka pintu, mempersilahkan Ivana untuk masuk. Jika sudah seperti ini Dia tidak punya pilihan untuk mundur, pada akhirnya dia masuk ke dalam ruangan itu dan menunjukkan diri pada semua orang.
"Kak Ivana," sambut Aylin, gadis ini awalnya duduk di sofa, melihat seseorang yang ditunggu-tunggu datang dia langsung bangkit dan melangkah lebar segera menghampiri.
"Aylin," balas Ivana dan akhirnya mereka saling memeluk erat.
Kabar tentang kepulangan Ivana ke kota ini telah didengar oleh Aylin sejak kemarin, Karena itulah pagi ini dia buru-buru datang ke sini untuk segera bertemu, mengajak sang suami dan juga kak Gionino sekaligus.
Diantara mereka semua Aylin adalah yang paling muda.
"Apa kak Ivana sudah tidak menyimpan nomorku lagi? Kenapa tidak memberi kabar saat pulang ke sini?" tanya Aylin langsung, mencerca dengan dua pertanyaan.
"Ceritanya panjang, sekarang aku bahkan terkejut kita akhirnya bertemu lagi," balas Ivana.
"Duduk sini," panggil Aston, kedua matanya menatap lurus ke arah sang wanita.
Tatapan penuh perhatian yang membuat Aylin jadi curiga, sebab seperti ada hubungan yang lebih di antara keduanya. Tapi baik Aylin ataupun yang lain sama-sama tahu bahwa sekarang Aston sudah menikah dengan Gloria.
Ivana dan Aylin kemudian mendatangi sofa mereka semua duduk bersama.
"Kamu tinggal dimana sekarang? Kalau mau gunakanlah apartemen ku, aku sudah cukup lama tidak tinggal di sana," ucap Gio pada Ivana. Hubungannya dengan Ivana memang tidak terlalu dekat, mengenal karena terhubung dengan banyak hal.
Tapi mengetahui kisah Ivana membuatnya merasa iba juga, apalagi tentang kehancuran keluarga Lourine yang sudah jadi pemberitaan umum.
Gio tidak tahu bahwa tawarannya tersebut membuat Aston merasa tidak nyaman, rasanya Aston sampai ingin menjitak kepala sang sahabat.
"Terima kasih, Gio. Sekarang aku sudah mendapatkan tempat tinggal," jawab Ivana.
"Ivana tinggal di apartemen ku yang dulu," celetuk Aston dan membuat suasana jadi terasa sedikit canggung.
Rasanya sangat tidak pantas Ivana tinggal di sana mengingat Aston telah menikah. Bagaimanapun di masa lalu mereka bahkan sempat memiliki anak bersama.
"Aku tinggal di sana untuk sementara waktu, sampai aku mendapatkan tempat tinggal ku sendiri," balas Ivana dengan cepat, bicara dengan jantung yang berdegup. Takut semua orang akan mengetahui tentang hubungan rahasianya dengan Aston.
Tak ingin Aylin dan semuanya kembali kecewa padanya, Ivana ingin mereka tetap bisa berteman dengan baik.
"Kenapa bicara seperti itu? tinggallah di sana dengan nyaman, lagi pula apartemen itu sudah tidak aku tempati," sahut Aston.
"Benar apa kata kak Aston, tapi jika kak Ivana masih juga tidak merasa nyaman aku akan bantu untuk mencarikan rumah," balas Aylin, ikut bicara.
Sementara Aland hanya diam dan memperhatikan semua orang, pendapatnya Sudah sama dengan sang istri. Apapun yang diputuskan oleh Aylin dia akan setuju.
"Jangan terlalu khawatir padaku, aku baik-baik saja," balas Ivana, tahu bahwa semua orang mencemaskannya, terutama tentang tempat tinggal.
Mereka membicarakan cukup banyak hal, tapi tidak bisa berlama-lama karena Ivana pun harus bekerja.
Aylin, Aland dan Gio juga memutuskan untuk langsung pulang setelah pertemuan mereka dengan Ivana selesai.
Aston mengantarkan semua orang untuk keluar dari ruang kerjanya.
"Malam minggu besok harus datang ke rumahku, aku akan siapkan pesta barbeque," ucap Aylin.
"Iya Ay, akan aku usahakan untuk datang," balas Ivana, dia Jadi sedikit terkejut ketika tiba-tiba Aston memeluk pinggangnya.
'Astaga,' kaget Ivana, dia buru-buru melepaskan diri. Jangan sampai ada yang melihat.
Ivana lantas mendelik pada bosnya tersebut. Tatapan yang memiliki arti 'Jangan sentuh aku sekarang!'
Bukannya takut, Aston malah mengulum senyum.
"Siapkan saja semaunya, nanti aku yang akan menjemput Ivana," ucap Aston, sangat blak-blakan.