Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di dalam istananya, Ratu, Selir Yun dan Selir An tengah sibuk dengan barang-barang untuk pernikahan putri mereka.
Berbagai barang mereka siapkan dengan rasa bahagia, para pengawal istana pun mulai sibuk dengan pekerjaan mereka.
Waktu satu bulan tidaklah lama, jadi mereka mempersiapkannya dari sekarang. Ditambah satu minggu sebelum pernikahan, Kaisar akan mengadakan pesta mengenalan kembali calon suami Jian Ying, karena beberapa hari yang lalu Pangeran keempat telah resmi menjadi anak angkat keluarga Xiao.
"Aku tidak menyangka, jika Ying'er akan menikah tidak lama lagi," ucap Ratu seraya tersenyum.
"Benar, Yang Mulia. Saya masih ingat Jian'er berlari di taman istana. Tapi sebentar lagi justru akan mengenakan pakaian pengantin," ucap selir Yun.
"Benar. Terlebih calon suaminya adalah orang yang sangat tidak terduga,"
"Saya berharap Jian'er dan Zhao Yan bisa hidup bahagia," ucap Selir An.
"Iya, kami juga berharap seperti itu. Karena saya melihat, Jian'er dan Zhao Yan sangat serasi!"
Selir An dan Ratu mengangguk setuju, dengan apa yang dikatakan oleh Selir Yun.
Istana nampak begitu ramai, dengan kesibukan para pengawal dan pelayan istana yang berjalan ke sana kemari.
Sementara di dalam kamarnya, Jian Ying sedang menikmati manisan yang dibawa oleh pelayan keluarga Xiao.
"Yang Mulia, sebentar lagi anda akan menikah. Anda harus mengurangi memakan manisan itu, jika tidak pakaian pengantin yang akan anda kenakan tidak akan muat!" ucap A Yin, yang melihat Jian Ying terus memakan manisan di depannya.
"Aku hanya memakan beberapa, dan tidak akan membuatku gemuk,"
A Yin selalu tidak bisa membuat Jian Ying berhenti memakan manisan, karena itu adalah salah satu makanan kesukaannya.
"Yang Mulia, tolong berhentilah!" ucap A Yin lagi.
"Baiklah, baiklah. Tuan muda Xiao memberikannya padaku, yang artinya dia ingin melihatku memakan semua manisan ini,"
"Tetapi anda bisa memakannya lagi nanti, Yang Mulia,"
Jian Ying yang tengah menikmati manisannya, terpaksa harus berhenti dan menutup wadah berisi manisan itu.
"Baiklah, kalau begitu kau simpan lagi manisan ini. Jika tidak...."
A Yin segera mengambil wadah berisi manisan yang ada di depan Jian Ying, meski dia tahu jika apa yang dia lakukan adalah tindakan yang tidak seharusnya.
Namun, mengingat wajah Jian Ying yang saat ini sedikit berisi, A Yin khawatir jika nanti Putri kerajaan itu akan semakin gemuk, jika terus memakan manisan itu.
Jian Ying sendiri hanya bisa pasrah saat melihat A Yin mengambil manisan kesukaannya.
"Ada apa ini? Ibu mendengar ada keributan kecil di sini," ucap Ratu yang berada di depan pintu kamar Jian Ying.
"Yang Mulia!" ucap A Yin seraya membungkukan badannya.
"Ibu,"
A Yin mundur beberapa langkah, lalu dengan cepat dia pergi dari kamar Jian Ying, menyelamatkan para manisan yang sudah berada di tangannya.
Ratu berjalan mendekati Jian Ying, "Katakan pada Ibu, apa yang terjadi?"
"Tidak ada apa-apa, Ibu. Ying'er hanya sedang berbicara dengan A Yin,"
"Benarkah?"
"Iya, Ibu. Apakah ada sesuatu yang ingin Ibu katakan pada Ying'er? Sehingga Ibu datang sendiri kemari,"
Ratu mengangguk dan duduk di samping putrinya, "Kau benar, ini mengenai pernikahanmu,"
"Kau sudah tahu jika Yang Mulia akan mengadakan pesta untuk memperkenalkan kembali calon suamimu, dan seperti yang diketahui jika Yang Mulia harus mengundang beberapa kerajaan lain untuk datang,"
"Apakah Ayah Kaisar akan mengundang Raja dari kerajaan Kin?"
"Benar, hubungan kerajaan kita dengan kerajaan Kin cukup baik. Meski Raja Kin telah membuat Yang Mulia dan dirimu kecewa waktu itu, namun Yang Mulia tetap akan mengundangnya,"
"Ying'er akan mengikuti apa yang Ayah Kaisar rencanakan, selagi mereka tidak mendatangkan masalah nantinya,"
Ratu menggenggam tangan Jian Ying, "Apa kau khawatir jika Raja Kin akan melakukan sesuatu pada tuan muda Xiao?"
"Ibu, saat ini dia telah menjadi tuan muda dari keluarga Xiao. Tidak seorang pun bisa menyentuhnya dengan mudah, lagi pula dia bukan orang yang mudah ditindas!"
"Kau seperti sangat tahu banyak mengenai tuan muda Xiao, apakah ketika Ayahmu membawamu ke kerajaan Kin, kau sempat berbicara banyak hal dengannya?"
Jian Ying menggelengkan kepalanya seraya tersenyum, "Tidak Ibu. Ying'er hanya merasa jika tuan muda Xiao kita ini sangat berbeda dengan tuan muda yang lainnya. Dia terlihat cukup tenang, meski dia tahu jika Raja Kin akan melakukan sesuatu padanya. Dia juga bisa membuat Raja Kin tidak bisa berbuat apa-apa ketika dia masih menjadi salah satu Pangeran di sana,"
" Kehidupan di dalam istana itu tidak mudah. Mungkin kita beruntung karena terlahir di kerajaan Chen ini, yang mempunyai Kaisar adil, sehingga bukan hanya kita yang berada di dalam istana yang merasa tenang, namun rakyat yang berada di luar sana pun demikian,"
"Ini semua berkat Ayah Kaisar dan Ibu Ratu, kalian menjadikan kerajaan ini menjadi kerajaan yang begitu damai. Bahkan membuat beberapa kerajaan sangat iri,"
"Kau ini, kenapa semakin ke sini semakin pandai berbicara manis,"
Jian Ying hanya tersenyum melihat Ibunya tertawa.
"Baiklah, Ibu merasa senang karena akhirnya kau akan menikah dengan laki-laki pilihanmu, yang menurutmu sangat baik dan bisa menjagamu kelak," ucap Ratu.
"Terima kasih Ibu, karena sudah banyak membantu Ying'er perihal pernikahan ini,"
"Aku adalah Ibumu, sudah seharusnya aku melakukan semua itu. Lagi pula Ibu tidak melakukannya sendiri, ada Selir Yun dan Selir An yang membantu Ibu menyiapkan semuanya,"
"Iya, terima kasih. Ying'er sungguh beruntung memiliki tiga Ibu yang begitu menyayangi Ying'er di istana ini,"
Ratu mengangguk seraya menepuk punggung tangan Jian Ying beberapa kali.
Setelah berbicara beberapa hal lainnya, Ratu pun pergi meninggalkan istana Jian Ying.
Jian Ying sendiri kini tengah menatap keluar jendela kamarnya, "Tidak lama lagi pernikahanku dan Hong Zhao Yan akan dilakukan. Aku yakin Dao Ming An tidak akan semudah itu menerimanya, terlebih dia dan keluarganya sudah merencanakan semuanya sejak lama. Tetapi aku tidak akan membiarkannya begitu saja jika dia berbuat sesuatu!"
Tangan Jian Ying terlihat memegang jendela lebih erat, seolah dia tengah mencekik leher Dao Ming An. Ingatan tentang bagaimana dirinya mati di tangan Dao Ming An dan wanita itu, masih sangat melekat dan menjadikan itu sebagai pengingat agar dia tidak terpengaruh oleh ucapan manis Dao Ming An padanya.
"Yang Mulia, beberapa bunga di taman belakang sudah mulai mekar. Apakah anda tidak ingin melihatnya?" ucap A Yin.
"Benarkah? Kalau begitu bawa aku ke sana!"
"Baik,"
Jian Ying berjalan keluar bersama A Yin, mereka berjalan menuju taman belakang istana dimana bunga-bunga mulai mekar.
jadi lahiranya agak susah