Tidak bisa di pungkiri bahwa hari itu datang, hari dimana Delima mengetahui bahwa Suami tercinta nya sedang melakukan hubungan intim dengan Vini, Sahabat karib nya sendiri.
"Mas" panggil nya dengan lirih dan air mata yang berderai.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Tepat jam 3 sore pengantin baru pun sampai di Rumah Delima, awal nya Alfans ingin membeli Rumah disana yang lumayan mewah namun Delima menolak nya karena kemungkinan setelah Raka lulus sekolah menengah pertama mereka kembali lagi ke Tanah air.
"Papa" panggil Raka pada Alfans yang sedang berbicara dengan Opa Deni.
"Kenapa Nak?" tanya Al
"Di suruh masuk sama Mama, kita akan makan siang yang ke sorean katanya. Opa juga masuk" jawab Raka sambil terkekeh kecil.
Alfans dan Opa Deni tersenyum kecil, kemudian keduanya bangkit dari duduk nya dan menghampiri Delima yang sudah selesai menghangatkan makanan di meja makan.
"Ayah, ayo makan dulu. Maaf ya karena kita lama jadi kalian menunggu dan melewatkan makan siang kalian" ucap Delima tak enak.
"Tidak apa, Nak. Kita sudah makan makanan ringan dan beberapa buah-buahan juga kok" balas Opa Deni sambil duduk di kursi.
Kemudian mereka memulai makan siang yang terlewat tersebut. Delima melayani Suami dan mantan mertua nya dengan sukarela tanpa paksaan ataupun apapun.
Raka sudah lebih dulu makan karena ia harus belajar untuk besok ulangan di sekolah nya.
Setelah selesai makan, Opa Deni pergi ke kamar nya untuk istirahat. Sedangkan Al dan Delima pun turut masuk ke kamar mereka.
"Bagaimana pekerjaan mu, By?" tanya Delima setelah mereka duduk santai di sofa.
"Semua nya aman, aku juga besok harus ke Rumah klien yang ada disini" jawab Al lembut.
"Perceraian?" tanya Delima menebak.
Al menggelengkan kepala nya, dia lalu menghela nafas kasar.
"Ini perebutan hak waris, dan yang menyewa ku adalah hak waris sesungguh nya. Aku kira dia memang asli orang sini eh tau nya orang Indonesia dan menetap disini" jelas Alfans.
"Ck, kenapa masalah warisan selalu membuat semua orang hampir gila ya, By" ucap Delima bergedik ngeri.
"Ya kalau buat yang tak mau kerja keras sih itu adalah anugerah, ibarat kata ketiban durian runtuh. Tidak bekerja keras, tidak ikut membeli nya namun kebagian dengan sukarela" balas Alfans terkekeh.
"Kau benar juga ya, By" kekeh Delima.
Al memeluk tubuh Istri nya yang sudah menjadi candu untuk nya, dia lalu membenamkan wajah nya di dada sang Istri.
"Aku takut salah langkah dalam menghadapi klien besok, aku takut membela orang yang salah, Sayang" jelas Alfans menghela nafas kasar.
"Kamu suruh anak buah mu untuk mencaritahu akar permasalahan nya dulu. Aku yakin mereka itu ada yang mempertahankan ada juga yang ingin mengusai" ucap Delima bijak.
Al melepaskan pelukannya, dia lalu mengecup bibir Delima sekilas.
"Kau pintar, terimakasih usul nya sayang" balas Al tersenyum.
Al tahu apa yang harus dia lakukan sebenarnya, namun dia sengaja menanyakan hal itu pada Delima agar dia merasa bahwa dirinya berguna dan bisa membantu sang Suami.
Delima menganggukan kepala nya, kemudian dia bangkit ke arah ranjang untuk merebahkan tubuh lelah nya.
"Aku istirahat dulu ya, By. Badanku rasa nya pegal" ucap Delima.
"Iya sayang, maafkan aku ya" jelas Alfans mengikuti Delima yang sudah merebahkan tubuh nya.
Delima hanya tersenyum saja, kemudian dia memeluk Al dan memejamkan mata nya.
"Kau hidupku, belahan jiwaku dan segala nya untuk ku" gumam Al mengecup dahi Delima lembut.
Lalu Al ikut serta memejamkan mata nya , dia memeluk sang Istri dengan erat.
.
.
.
.
.
.