"Perawan tua' itulah hinaan yang selalu Alya terima dari tetangga bahkan dari keluarganya dikarenakan usianya yang sudah 32 tahun dan Alya masih belum menikah. Merasa lelah dengan semua hinaan yang diterima, Alya memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan pergi ke Makkah, Alya berdoa agar segera dipertemukan dengan jodohnya.
Ketika Alya tengah berada di Masjidil Haram, Ibu-ibu datang menghampirinya dan mengatakan ingin memperkenalkan anaknya pada Alya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa Alya akan menerima tawaran Ibu-ibu tersebut?
Siapakah pria yang akan dikenalkan pada Alya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Kedua
Tak terasa, sudah satu bulan lamanya Alya berada di Magelang, banyak hal yang baru Alya tau salah satunya adalah bagaimana menakutkannya Rayhan dalam mengawasi pondok pesantren, Alya pernah melihat Rayhan menghukum salah satu santri yang melanggar peraturan dan Alya baru sadar jika yang dilakukan Rayhan ketika memberikan hukuman pada Alya waktu itu ternyata tidak ada apa-apanya karena nyatanya sikap Rayhan justru keluar ketika menghukum santri.
Namun, meskipun begitu. Sikap Rayhan pada Alya sudah mulai berubah, Rayhan sudah tidak se-cuek dulu, Rayhan sekarang sudah lebih perhatian bahkan tanpa Alya minta.
Karena sebentar lagi akan ujian kenaikan kelas sehingga Rayhan lebih sibuk dari biasanya, ia jarang pulang saat jam istirahat dan Alya pun mengerti akan hal itu.
Saat ini Alya berada di ruang tamu bersama Dea dan Mbak Inggit, "Alya," panggil Umi Fatimah.
"Iya, Umi. Ada yang bisa Alya bantu?" tanya Alya.
"Ini, Umi minta tolong sama kamu, kamu bawa ke kantor pengurus ya di depan soalnya tadi Rayhan minta diambilkan berkas-berkas buat ngurus data santri," ucap Umi Fatimah.
"Iya, Umi," ucap Alya.
Setelah itu, Alya pun berjalan menuju kantor pengurus yang gedungnya berada di depan dekat gerbang masuk pondok. Baru saja beberapa langkah, tiba-tiba Ustadz Manda datang, Ustadzah Manda sendiri begitu ramah pada Alya hingga Alya merasa nyaman mengobrol dengan Ustadzah Manda.
"Assalamualaikum, Ning," salam Ustadzah Manda.
"Waalaikumsalam, Ustadzah mau ke asrama?" tanya Alya.
"Bukan Ning, saya mau ketemu Ning Alya," ucap Ustadzah Manda.
"Ada apa Ustadzah?" tanya Alya.
"Begini, Ning. Sa-saya mau minta tolong," ucap Ustadzah Manda.
"Minta tolong apa Ustadzah?" tanya Alya.
"Saya ingin meminjam uang Ning, saya sudah meminjam kemana-mana, tapi tidak ada yang mau meminjamkan saya uang, saya tidak tau harus meminjam ke siapa lagi Ning," ucap Ustadzah Manda.
"Saya tidak bisa meminjamkannya Ustadzah, saya tidak punya uang untuk meminjamkannya. Tapi, kalau Ustadzah mau, Ustadzah bisa langsung tanya ke Gus Rayhan," ucap Alya.
"Apa Ning Alya bisa mewakilkan saya untuk meminjamkannya ke Gus Rayhan?" tanya Ustadzah Manda.
"Maaf Ustadzah, menurut saya alangkah baiknya kalau Ustadzah Manda yang berbicara langsung dengan Gus Rayhan," ucap Alya.
"Tapi. Ning. Saya tidak dekat dengan Gus Rayhan, selain itu Gus Rayhan juga cukup menakutkan untuk diajak bicara," ucap Ustadzah Manda.
"Ustadzah Manda tenang aja, Gus Rayhan baik kok. Insyaallah kalau Ustadzah Manda bicara baik-baik, Gus Rayhan akan mengerti," ucap Alya.
"Ning sajalah yang bicara dengan Gus Rayhan. saya minjamnya gak banyak kok cuma 10 juta, saya terlilit hutang pinjol Ning, saya tidak tau harus bagaimana sekarang," ucap Ustadzah Manda.
"Astaghfirullah, kenapa Ustadzah Manda sampai pinjol gitu?" tanya Alya yang cukup terkejut dengan alasan dibalik Ustadzah Manda yang ingin meminjam uang padanya
"Semua ini karena kebutuhan Ning, saya menyesal dan ingin menyelesaikannya," ucap Ustadzah Manda.
"Maaf, Ustadzah. Saya tidak bisa membantu karena saya memang tidak punya uang sebanyak itu, saran saya Ustadzah bicara langsung dengan Gus Rayhan, kalau begitu saya permisi, assalamualaikum," ucap Alya lalu pergi meninggalkan Ustadzah Manda.
'Gila, apa aku gak dihormati ya disini, sampai ada yang berani minjam uang ke aku. Bukannya aku gila hormat, tapi aku kan istrinya Gus, meskipun aku dipanggil Ning karena aku menikahi Mas Rayhan, tapi bukannya aku juga harus dihormati kayak keluarga Abi bahkan Zahira kayaknya sampai dihormati giti deh,' batin Alya.
Tak lama setelah itu, Alya pun sampai di kantor pengurus, sayangnya disana tidak ada siapa-siapa dan Alya tidak tau harus membawa berkas ini kemana. Alya pun berjalan untuk mencari ruangan Rayhan hingga Alya pun melihat sebuah pintu terbuka dan Alya segera berjalan mendekati ruangan tersebut.
Namun, langkahnya semakin pelan ketika mendengar pembicaraan dua orang yang ada didalam ruangan tersebut.
"Gus Rayhan gak bisa gitu dong, Dira udah batalin pernikahan Dira sama Yoga karena Dira pikir Gus Rayhan akan menikahi Dira, tapi ternyata Gus Rayhan justru menikahi perempuan lain," ucap perempuan Dira dengan tangis yang terdengar dari luar.
"Saya tidak pernah menjanjikan kamu tentang pernikahan, pertemuan kita saat itu hanya perkenalan saja dan kalah saya merasa tidak cocok, maka saya bisa menolak untuk meneruskan perkenalan kita, saya juga sudah mengatakannya bukan kalau saya tidak bisa melanjutkan perkenalkan kita karwna saya merasa tidak cocok, kenapa sekarang kamu marah. Saya juga tidak menyuruh kamu untuk membatalkan pernikahan kamu, justru harusnya kamu sadar jika kamu sudah memiliki pasangan artinya kamu tidak boleh dekat dengan pria lain," ucap Rayhan.
"Gus Rayhan harus tau kalau saya batalin pernikahan saya itu cuma demi Gus Rayhan, saat itu saya percaya Gus Rayhan cuma gak mau dicap sebagai orang ketiga karena itu Gus Rayhan gak mau deketin saya. Saya pikir setelah beberapa bulan, Gus Rayhan ingin bertemu saya, tapi ternyata saya dapat kabar dari Adik saya kalau Gus Rayhan sudah menikah, saya jauh-jauh dari Surabaya ingin bertemu langsung dengan Gus Rayhan dan memastikan apa yang saya dengar ini benar atau salah, tapi ternyata memang benar Gus Rayhan sudah menikah," ucap Dira.
"Buat apa saya ingin bertemu kamu lagi, menurut saya kamu itu aneh padahal jelas-jelas saya sudah menolak untuk melanjutkan perkenalkan kita bahkan ketika saya keluar bersama Ustadz Angga waktu itu, saya tidak melihat ke belakang seolah saya menyesal. Saya rasa, kamu ini terlalu percaya diri, kamu itu bukan manusia yang istimewa, jadi kurangi rasa percaya dirimu," ucap Rayhan.
"Gus, tapi saat kita mengobrol waktu itu Gus Rayhan tertawa seolah nyaman dengan obrolan kita," ucap Dira.
"Ya, saya memang nyaman mengobrol denganmu, tapi bukan berarti saya mau menjadikanmu sebagai istri," ucap Rayhan.
"Kalau begitu jadikan saya sebagai istri kedua, saya tidak masalah kalau harus jadi istri kedua, saya mau asalkan saya jadi istri Gus Rayhan," ucap Dira.
Alya yang sejak tadi mendengar pembicaraan Rayhan dan Dira pun terkejut ketika mendengar perkataan Dira, meskipun poligami diperbolehkan dalam islam, tapi Alya tidak mau jika harus dimadu, lebih baik Alya bercerai dari pada harus dimadu, itu prinsip yang Alya pegang setelah menikah apalagi dengan Rayhan yang merupakan seorang Gus.
Namun, Alya baru sadar, jika selama ini ia belum membicarakan mengenai hal ini. Alya pikir hubungannya dan Rayhan baik-baik saja sehingga Alya percaya jika Rayhan tidak akan poligami, tapi ketika mendengar perkataan Dira membuat hati Alya jadi was-was.
.
.
.
Bersambung.....
semoga saja ccc