NovelToon NovelToon
Father Of My Children

Father Of My Children

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.5
Nama Author: Irwti Asnn

[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏


Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.

Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.

Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.

3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.

Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.

Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?


Simak ceritanya di sini.😉


Happy Reading All! 📚☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FOMC part 26

Amel menunggu ojek online di sisi jalan dekat Apartment Azka. Setelah ojeknya datang, Amel memintanya untuk mengantar dia pulang ke alamat rumahnya.

Tidak berapa lama Amel pergi, Arya memasuki Area parkiran Apartment milik Azka, Arya turun dari mobil dan memasuki Apartment Azka.

"Kamu dari mana saja?" tanya Azka datar.

"M-Maaf Tuan."

"Ini di rumah bukan di kantor!" ucap Azka tegas.

"Sudah kebiasaanku, terus di mana Amel?" tanya Arya.

"Jadi benar, wanita tadi adalah wanita yang Azka cari selama ini? Kelihatan sekali kalau Azka perhatian banget sama wanita itu," ucap Darren tanpa banyak basa basi.

"Iya. Wanita itu yang Azka cari selama ini, kami mencarinya di kota M, tapi tidak membuahkan hasil, dan aku menemukannya saat dia melamar pekerjaan di perusahaannya Azka. Kau tahu Darren, tingkah Azka mulai aneh saat Amel bekerja di kantor." jelas Arya datar.

"Oh, jadi wanita tadi namanya Amel."

"Ya."

"Pantesan, tadi aku lihat Azka tersenyum, bikin merinding saja. Apa bumi sudah mau terbalik? Haha." tanya Darren, tertawa.

"Di kantor juga, tingkah Azka sedikit aneh saat bersama Amel."

"Benarkah? Coba kamu ceritakan kepadaku!"

"Salah satunya, Azka rela makan bakso di pinggir jalan demi Amel, dan akibatnya dia sakit perut karena tidak terbiasa," jelas Arya.

"What?! Serius?!" kaget Darren tak percaya.

"Apa kalian sudah bosan hidup?"

"Ya, memang benar kan?" tanya Arya.

"Santai bro santai," ucap Darren.

"Arya, kamu belum jawab pertanyaanku, dari mana saja kamu?"

"Aku tidak ingin mengganggu waktumu bersama Amel, jadi aku balik ke kantor. Setelah dari kantor aku pulang ke rumahku, melihat adikku yang sudah kembali dari rumah nenekku," jelas Arya.

"Jadi, adik kamu sudah kembali?" tanya Darren.

"Iya."

"Sudah lama aku tidak bertemu dengan gadis kecil itu. Jika ada waktu luang, aku akan mampir ke rumahmu untuk menemuinya."

"Ar, awasin adikmu itu. Jangan sampai termakan rayuan buaya darat!" sindir Azka melirik Darren.

"Kamu apa-apaan sih! mana ada buaya darat yang wajahnya tampan sepertiku," bantah Darren tak terima dikatakan buaya oleh Azka.

...*****...

Amel yang sudah berada di dalam rumahnya duduk bersama Ayu di sofa ruang TV.

"Kak, ada urusan apa sampai membuat Kakak pulang malam begini?"

"Bos Kakak sakit perut, semua itu salah Kakak ngajakin dia makan bakso di tempat pedagang kaki lima. Dan pada akhirnya kakak harus bertanggung jawab, Kakak juga berinisiatif untuk ikut pulang ke Apartmentnya, bersama dengan asisten pribadinya," jelas Amel.

"Terus sekarang gimana? Apa bos Kakak sudah baik-baik saja?"

"Waktu kakak kembali, dokter sudah datang jadi ada kemungkinan sekarang dia sudah baik-baik saja, dan ... dan motor kamu masih ada di kantor Yu."

"Tidak apa-apa Kak. Kak Amel, aku mau menanyakan sesuatu pada kakak?"

"Apa itu, Yu?"

"D-Di sudut bibir Kakak, apa itu bekas ciuman? maaf Kak."

"I-Ini ..." Amel tidak melanjutkan ucapannya, dia memegang bibirnya dan mengingat kembali kejadian memalukan bersama Azka.

Ayu menantikan ucapan Amel yang mengantung. "Kalau kakak tidak mau menjelaskannya, juga tidak apa-apa Kak."

"I-Ini memang bekas ciuman, T-Tapi tidak seperti yang kamu bayangkan Yu, ini terjadi karena ketidaksengajaan saja," jelas Amel.

"Gimana ceritanya Kak, cerita dong sama Ayu," pintah Ayu penasaran.

"Aku tidak mungkin menceritakan tentang ciuman ini, masa iya aku ceritakan kejadian itu lagi, lagian semua ini gegara si bongkahan es, kalau sampai Ayu tahu yang melakukan ini adalah ayah dari empat kecebongku,bisa teriak histeris dia," batin Amel.

"Ya begitulah Yu, seperti yang Kakak bilang barusan, semua itu terjadi karena ketidaksengajaan belaka. Jangan berfikir yang macam-macam! hehe." ucap Amel cenggengesan.

"Oh ... ya,ya,ya. Kalau gitu aku sajikan makan malamnya dulu ya Kak."

"Bagus deh, Ayu tidak menanyakan pertanyaan yang aneh-aneh lagi," batin Amel legah.

"Baiklah, terus anak-anak ada di mana?" tanya Amel.

"Anak-anak ada di kamar Kak, mungkin sedang bermain."

"Oh yaudah, Kakak ke kamar temui mereka dulu, ya?"

"Iya Kak."

Ayu berjalan ke dapur untuk menyajikan makanan yang sudah di masaknya, sedangkan Amel berjalan munuju kamar tidur yang dihuni olehnya bersama para malaikat kecilnya, Amel langsung masuk begitu saja karena pintu kamar mereka tidak terkunci.

"Kalian sedang main apa? Kok serius amat, sampai tidak tahu Mama memasuki kamar?" Tanya Amel mengagetkan empat orang kecebong, yang tengah Asyik bermain.

"Eh Mama ... ni Mam ami agi ain aya-ayaan, kak Laka ang adi aya!" teriak Rasti girang.

Deg!

Jantung Amel bergetar mendengar penuturan Rasti.

"Ya Mam, celu tetali!" timpal Bunga.

"Mama au abung tak?" tanya Bara, si anak gendut.

"Maaffin Mama, sayang. Mama belum bisa mempertemukan kalian dengan ayah kandung kalian. Mama terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya pada kalian. Mama hanya nggak mau kehilangan kalian semua," batin Amel sedih, sambil mengusap-usap kepala anaknya.

"Da pa Mam? Kok tedih? Mama dak au aing beltama ami, ya? auda de, Mam tak usa aing, anti ami aja ang aing," ucap Rasti.

"Mama tidak apa-apa kok sayang. Oke Mama ikut kalian main, tapi ... hanya sebentar saja ya sayang?" Amel tidak mau membuat putra dan putri kesayangannya kecewa, jadi Amel memilih untuk bermain bersama mereka.

"Ole!" girang Rasti, Bara dan Bunga serempak.

"Ote, lau ditu Mam dan kak Laka ang adi bu an aya, ya?" ucap Bara.

"Iya, gimana mau tidak, Ka?" tanya Amel pada Raka putra pertamanya.

"Tak bita Mam, nak dan bu tak bita menitah," ucap Raka polos.

"Puff, Iya Mama tahu sayang, kan ini hanyalah permainan bukan kenyataan." Amel hampir saja tertawa kencang, kok bisa ya anak sekecil ini sudah mengerti tentang orang dewasa.

"Tidak heran jika mereka adalah anak dari orang itu," batin Amel.

"Ia Kak, tan tuma eainan," ucap Rasti.

"Ote de, lau tu yo aing!" sahut Raka.

Mereka menikmati peran masing-masing, hingga menimbulkan tawa-tawa nyaring di dalam ruangan sederhana itu. Beberapa menit telah berlalu, Amel menyudahi permainan mereka.

"Mainnya sampai di sini saja, ya? Nanti besok baru dilanjutin lagi. Ayo kita pergi ke dapur, Tente Ayu udah masakkin enak buat kita, pasti sekarang Tante sedang menunggu kita di sana."

"Ote Mam!"

Mendengar seruan dari ibunya mereka berempat bersorak dan mengekori Amel dari belakang menuju meja makan.

Setibanya di meja makan.

"Kok lama banget sih Kak?"

"Ya maaf, tadi kakak lagi temani mereka main. Apa kamu sudah menunggu lama?"

"Tidak juga Kak, sambil menunggu kalian, aku main ponsel dulu, jadi tidak kerasa lamanya. Hehe."

"Ya sudah, yuk kita makan keburu makanannya dingin!"

Ayu sudah mengatur makanan untuk semuanya bahkan dia juga sudah menyiapkan nasi dan lauk di piring masing-masing. Kini mereka semua menikmati makan malam dengan diam, tidak lupa sebelum makan mereka berdoa.

Selesai Amel yang tidak memasak memilih mencuci piring kotor, Ayu membawa anak-anak ke ruang TV untuk bermain sambil menunggu Amel selesai dengan aktivitasnya.

Selesai mencuci piring Amel membuatkan susu untuk si kembar dan menghampiri mereka di ruang TV.

"Sayangku, ini susu buat kalian!" Mendengar seruan Amel mereka berlari, bergegas menghampiri Amel yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Hati-Hati nanti jatuh!" teriak Ayu.

"Pelan-Pelan, Nak. Sekarang kalian baris dulu," pintah Amel. Si kembar berbaris seperti biasa.

Menyerahkan susu satu persatu kepada anaknya. "Habis minum susu, kalian bobo ya sayang?"

"Ote Mam," sahut Si kembar serempak.

Si kembar minum susu sambil berceloteh, lalu mereka tertawa dan bahkan saling mengejek.

"Tidak boleh bicara seperti itu Bunga," ucap Amel melarang Bunga yang mengatai Bara gemuk.

"Ala, affin Unga ya."

"Ia, tak papa," ucap Bara tersenyum. Amel hanya mengelengkan kepalanya melihat tingkah bocah kecilnya.

Si kembar yang sudah meminum susunya sampai habis, di tuntun oleh Amel menuju kamar untuk tidur. Sebelum ke kamar, Ayu ingin berbicara berdua bersama Amel, jadi Amel menyuruh Ayu untuk menunggunya di ruang TV.

Melihat anak-anaknya sudah berbaring rapih, sesuai dengan posisi tidur masing-masing.

"Di sebuah hutan tinggallah seorang pangeran yang terlantar, dia di usir oleh keluarganya karena memiliki wajah yang buruk rupa bla ... bla ... bla ... bla ...." Amel menceritakan sebuah dongeng sebelum tidur untuk anak-anaknya. Setelah mereka semuanya terlelap, Amel menyelimuti mereka lalu menghampiri Ayu yang sudah menunggunya.

"Ada apa Yu?" tanya Amel yang sudah duduk di sofa samping Ayu.

"Ini Kak, aku sudah mencarikan pengasuh buat anak-anak lewat SOSMED, dan orangnya sudah ketemu."

"Apa orang itu tidak berbahaya Yu? Ini kan SOSMED Yu, gimana kalau dia adalah orang jahat, kakak takut."

"Tenang Kak, aku sudah mencaritahu informasi tentang dia Kak, aku sudah memeriksa akun SOSMEDnya hanya ada pemandangan di pedesaan gitu Kak, terus di lihat dari fotonya, dia juga anak yang manis, tidak ada tampang penjahat di wajahnya. Coba kakak lihat foto ini deh!" terang Ayu, memperlihatkan foto cewek imut kepada Amel di ponselnya.

"Iya Yu, dia manis dan imut. Emang kapan dia mau datang ke rumah?"

"Nanti aku tanyain dulu ya, Kak?"

"Iya."

Bersambung ... ❣

...Jangan lupa berikan kesan baiknya like dan komennya😁...

1
ayaacntk🌷
murahh amayyyyyy😭
ayaacntk🌷
astaghfirullah amelllll😭
ayaacntk🌷
/Kiss//Kiss/
ayaacntk🌷
kelazzz mennn🤣
ayaacntk🌷
blh mo lap prmpuang ini😭
Wiji Utami
ya.bnyk flasback nya.jd puyeng
mutiyah wiyono
Kebanyakan pov, jadi bosan bacanya
MissPanda🐼: Iya kak. makasih telah mampir🙏
total 1 replies
Yani Mulyani
Biasa
ani Aniati
bagian POV masing"tokoh chapt"sblmnya trllu panjang bolak balik ..
jdi rd MLS klmaan
MissPanda🐼: Iya kak. makasih telah mampir🙏🙏
total 1 replies
anita
smngat thoor smg kryamu sll sukses
MissPanda🐼: Makasih♥️
total 1 replies
Vita Fatimah Pramana
Kecewa
Vita Fatimah Pramana
Buruk
Mimie Lilis
gawe keder
Mimie Lilis
maaf thor,bcanya bnyak yg aku loncat
Mimie Lilis
mbulet
ibeth wati
kan bener di cerita ini selalu agak " gimana gitu klo ada tulisan flashback😆😆😆
ibeth wati
ceritanya diulang Krn pakai POV. pemain ..maaf Thor kenapa g pakai POV authornya saja biar TDK di ulang"
Endang Nurhayati
alamak, anak diculik mak bapaknya santui bingit gregetan aku mah
As Thyen
Arya cembukur😂😂😂
Hana Camelia
lumayan sih ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!