Wanita Tangguh

Tanpa Genia harus turun tangan dan mengotori tangannya untuk mengurus Tiffany dan Andra, kini justru sepasang suami istri itu telah mendekam dipenjara atas tuntutan penipuan dan pencemaran nama baik.

Bahkan perusahaan yang telah menyebarkan berita hoax sebelumnya pun tiba-tiba saja dikabarkan bangkrut dan gulung tikar, orang-orang pun menjadi bertanya atas apa yang telah terjadi, karena perusahaan tersebut adalah salah satu stasiun terkenal serta memiliki banyak koneksi dimana-mana.

Namun tiba-tiba saja perusahaan itu berakhir dalam satu malam dan langsung gulung tikar dengan tayangan terakhir yang menyebarkan berita hoax tentang bos besar GN COMPANY. Tapi jika dipikirkan secara logika hal itu memanglah sangat mungkin, karena yang telah mereka singgung saat ini adalah orang yang begitu menguasai dunia bisnis.

Berita tentang Genia tidak hanya menyebar didalam negeri saja, namun sudah hampir tersebar keseluruh dunia. Termasuk kepada seorang pria yang sangat tampan yang memiliki postur tubuh indah, mata berwarna biru terang, hidung yang mancung dan bibirnya yang sexy.

“Gadis yang sangat menarik, saya rasa akan sangat sulit untuk mendekati orang sepertinya” pria tersebut berucap sembari menatap layar tv yang sangat besar diruang bersantai.

“Ekhemm.. Pangeran tidak lupa kan jika anda sudah memiliki Putri Alexia” pria yang berumur 40 an tahun disampingnya berusaha memperingati sang majikan.

“Ck, untuk apa kamu membahas wanita itu, ingatlah ini hanya perjodohan konyol yang pria tua itu inginkan, bukankah saya saja tidak pernah menyetujuinya?”

“Tapi pernikahan itu hanya tersisa satu bulan saja lagi dari sekarang Pangeran, anda harus bisa menerimanya”

“Tidak akan” tolaknya mentah-mentah. Tiba-tiba saja ia menampilkan senyum yang aneh, pengawal pribadinya yang sedari tadi memperhatikan pun menjadi curiga, karena sudah pasti didalam otaknya sudah terselubung rencana aneh yang akan merepotkan semua orang.

“Saya harap Pangeran tidak melakukan hal yang nekat”

“Hmm, tenang saja”

\~

Saat ini Genia terlihat sedang mengendarai mobil sport sendiri, jika biasanya ia akan selalu ditemani para ketua divisi namun entah mengapa kali ini ia memilih untuk pergi sendiri.

Beberapa menit berlalu, mobil mewahnya berbelok memasuki pekarangan dari gapura yang bertuliskan Kepolisian, dan memarkirkan mobilnya.

“Mari kita lihat bagaimana wajah mereka berdua setelah dengan berani memiliki niat jahat padaku” gumam Genia turun dari mobil.

Ia melangkah dengan anggun, tangan yang menenteng tas branded berukuran sedang, serta kacamata hitam yang bertengger manis dihidungnya yang mancung.

“Permisi” seru Genia kepada seorang polisi yang sedang berjaga.

“Ya Nona, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya nya menghampiri.

“Saya ingin melihat dua orang atas nama Tiffany dan Andra, apakah bisa?”

“Tentu saja bisa Nona karena ini masing dalam batas waktu berkunjung, mari saya antarkan anda kepada mereka”

“Terima kasih”

“Sama-sama Nona”

Genia berjalan mengiringi polisi, ternyata sel yang ditempati Tiffany dan Andra terletak lumayan jauh dan harus melewati beberapa lorong yang berisikan para tahanan lainnya.

“Kita sudah sampai Nona, silahkan” usai mengucapkan hal tersebut polisi itu pun berjalan sedikit menjauh dan menunggu dengan tenang, sepertinya ia sudah paham terlebih dahulu jika ada yang ingin Genia bincangkan kepada kedua orang tersebut.

Tak ingin berlarut terlalu lama, Genia langsung menuju sel yang terletak dipojok sebelah kanan. Ternyata sel mereka berdua sengaja dipisah, namun masih ditaruh bersampingan sehingga jadi memudahkan Genia agar tidak kesana kemari untuk melihat keduanya.

“Hello sweety” sapa Genia pada Tiffany yang meringkuk dipojokan sel.

Merasa namanya terpanggil oleh suara yang begitu dikenalnya Tiffany lantas mengangkat kepalanya dan berlari mendekat kearah Genia, matanya menatap sangat tajam dengan tangan yang mengepal begitu erat seolah memiliki dendam yang sangat berat.

“APA YANG KAU LAKUKAN DISINI, PERGIIIIII! CEPAT PERGIII..” teriak Tiffany sangat nyaring, ia meraung-raung seperti orang yang sedang kesetanan.

Sedangkan Andra yang tengah tertidur kini langsung duduk terbangun ketika mendengar teriakan sang istri.

“Sayang, kenapa kamu teriak?” Tanya Andra lembut.

“Cih, sudah masuk sel saja ternyata masih bisa bersayang-sayangan” umpat Genia menatap Andra jijik.

“Kauuu!!! Untuk apa kau kemari hahh?? Masih belum puas kau membuat keluargamu sendiri menderita? dasar gadis tak tahu diri”

“Oh ya? Jika saya adalah orang yang tidak tahu diri, lantas sebutan apa yang cocok untuk pasangan seperti kalian berdua? Masih untung dikasih kesempatan hidup dengan tenang, tapi dengan sengaja kalian ingin menjatuhkan saya. Bukankah itu lebih tidak tahu malu?”

“Harusnya sebagai seorang adik kamu itu mendukung abangmu! Dan memberikan kami uang yang banyak karena sudah membesarkanmu, tapi kau begitu sombong. Jadi dengan terpaksa kami harus melakukan hal ini”

“Hahahhaa, dasar suami istri yang gila! Sejak kapan kalian pernah berkonstribusi dalam hidup saya??sejak kapan????” tanya Genia dengan tatapan tajam.

“Pantas saja kalian menjadi suami istri, ternyata kelakuan kalian tidak ada bedanya. Dengan tidak tahu diri kalian bilang saya harus memberi kalian uang yang banyak, tapi disisi lain kalian tidak pernah sekalipun ikut andil dalam membesarkan saya. Bahkan ketika kedua orang tua kalian mati pun kalian sama sekali tidak memiliki empati, sekedar mengunjungi makamnya pun kalian tidak pernah” lanjut Genia emosi.

Genia pun sedikit bingung mengapa ia tiba-tiba menjadi sangat emosional, apakah ini karena bawaan dari pemilik tubuh sebelumnya? Karena jika itu adalah Genia, maka ia pasti hanya tahu untuk bertindak kejam saja dan tidak pernah sekalipun ada niatan berbicara panjang lebar seperti sekarang.

Tiffany dan Andra pun hanya terdiam mendengarkan ucapan yang keluar dari mulut Genia, lidah keduanya terasa kelu untuk kembali berbicara.

“Sekarang nikmatilah kehidupan baru kalian, dan jangan pernah berani lagi menampakkan wajah busuk kalian dihadapanku” ucap Genia berlalu pergi, ia sudah tidak tahan lagi mengontrol rasa emosional yang sangat tinggi dan lebih memilih untuk pergi saja, baginya melihat keadaan dua orang itu sudah sangat cukup dan membuatnya sangat senang.

\~\~

“Sialan!! siapa yang sudah sangat berani ingin membobol data milik Nona” gumam Rayyen menampar meja marah.

“Tenanglah dulu, aku akan membantumu kali ini” ucap Ricko berusaha menenangkan sahabatnya itu.

“Tetap saja Ricko, baru kali ini aku kecolongan yang sangat parah, bahkan orang tersebut sudah membobol data Nona sebanyak 80%”

Ricko membelalakkan matanya terkejut, “Apa kau sedang bercanda? Itu pasti tidak mungkin”.

“Kau lihatlah sendiri dengan matamu” Rayyen mengerahkan layar laptopnya kehadapan Ricko.

Saat ini kedua orang itu tengah berada di kantor GN COMPANY, karena ketika mereka berkerja mereka akan berada di kantor, itu sengaja Genia lakukan agar tidak perlu pergi jauh dan lebih baik disatukan menjadi satu tempat saja untuk mereka berkerja.

“Rayyennnn!!! Ini tidak hanya 80% lagi tapi sudah hampir mendekati kata sempurna!!!!”