Han Xuan seorang Kultivator tak tertandingi yang menguasai Alam Mistik dengan bakat serta kekuatan yang mengguncang Surga.
Pembabtisan Surga untuk menuju keilahian membuatnya gagal dan mati. Setelah dua ribu tahun akhirnya dia bereinkarnasi kembali ketubuh seorang Bocah yang bernama Han Sen dengan akar spiritual yang tersegel.
Surga memberikannya kesempatan kedua untuk mencapai puncak. Iblis, Monster ataupun Dewa yang menghalanginya akan dia singkirkan.
Ini adalah kisah perjalanan Han Sen yang sekali lagi akan mencapai puncak kehidupan.
Kalau suka jangan lupa like, vote dan komen !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Kesempatan
Tidak ada keraguan didalam hati Han Sen dan sampai sekarang dia mewarisi impiannya saat hidup sebagai Han Xuan. Dirinya ingin menjadi yang terkuat dan melangkah ke Alam Immortal sekaligus menjadi yang pertama.
Dirinya yang sekarang mungkin dianggap orang lain hanya sebagai lelucon, namun seiring berjalannya waktu maka kekuatannya akan tumbuh dan jika dia tidak bisa lebih baik dari kehidupan yang sebelumnya maka itu sama saja dengan tidak ada artinya dia mendapatkan kembali ingatannya.
Shi Feng memberikan sebuah Cincin Ruang dan berkata, "Didalamnya terdapat seribu Batu Roh dan beberapa perlengkapan seperti Armor dan Pedang. Seharusnya ini akan berguna untukmu dan berjanjilah kepadaku jangan pernah menyakiti orang biasa, kita para Kultivator memiliki kekuatan untuk tidak menindas orang lain !"
"Terimakasih Paman... aku hanya memukul mereka yang berani menyinggungku." Han Sen menerima Cincin Ruang dan ini adalah sesuatu yang dia butuhkan.
Walaupun ukuran ruang didalamnya tidak terlalu besar namun hal ini jauh lebih baik dari pada dia harus membawa barang yang terasa tidak nyaman. Han Sen juga mengatakan bahwa dirinya akan pergi besok untuk beberapa hari, Shi Feng sama sekali tidak melarangnya dan dia mengerti kalau sekarang Anak Burung akan memulai debutnya untuk terbang.
Han Sen menghabiskan satu hari persiapan untuk membuat beberapa ramuan dan keesokan paginya dia berangkat sesuai perjanjiannya dengan Liang Jie.
Setelah beberapa waktu berjalan akhirnya Han Sen sampai dipintu keluar Kota Kayu, disana dia melihat ramai orang yang berkumpul dan Jing Shan melambaikan tangan kearahnya.
Jing Shan berjalan kearahnya dan berkata, "Kau sudah datang ?"
"Ya... kalian membawa banyak orang di Alam Golden Core ditahap awal, dimana Liang Jie ?" Tanya Han Sen dengan melihat sekelilingnya.
"Mengurus perbekalan... 10 orang di Alam Golden Core dan sisanya berada di Alam Qi Kondensasi, apakah menurutmu ini akan baik-baik saja ?" Tanya Jing Shan yang meminta pendapat Han Sen.
Han Sen merasa sangat puas dengan sikap Jing Shan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, "Entahlah... terkadang situasi tidak bisa ditebak dan bisa berubah kapanpun. Apa yang perlu kita lakukan adalah tetap menjaga kewaspadaan dan berpikir jernih ketika menghadapi situasi terburuk !"
"Kau benar... Aku akan mengandalkanmu untuk berpikir karena aku lebih suka bertarung." Kata Jing Shan dengan jujur.
Han Sen mengangguk dan merasakan tatapan yang tidak menyenangkan. Dirinya cukup terkejut namun tidak bisa menahan senyum yang menggairahkan. Pria yang menatap dengan penuh kebencian itu adalah Lei Hai dan merupakan orang yang sangat ingin Han Sen hajar.
Lei Hai berdiri dan berjalan kearah Han Sen, namun Jing Shan yang menyadari permusuhan diantara mereka segera mengangkat Pedangnya untuk menghadang Lei Hai.
"Apa yang ingin kau lakukan ?" Tanya Jing Shan dengan dingin.
"Menyingkirkan sampah... apakah kau serius membawanya. Sebagai Keluarga kelas dua apakah kau tidak malu bergaul dengan sampah itu ?" Tanya Lei Hai dengan kesal.
"Tuan Liang Jie sudah menyetujuinya dan apa urusanmu. Lebih baik kau kembali ketempatmu dan menunggu saat waktunya berangkat, jika kau membuat keributan yang tidak berguna maka aku terpaksa mengeluarkanmu dari Tim." Kata Jing Shan dengan sedikit mengancam.
"Oke... Aku tidak akan membuat keributan sekarang." Lei Hai menurunkan Pedang Jing Shan dan menyentuh bahu Han Sen, "Kau mungkin bisa masuk kedalam Reruntuhan Kuno... tapi aku jamin yang kembali hanya mayatmu nanti !"
"Selamat berusaha." Kata Han Sen dengan senyum yang mengejek.
Lei Hai sudah tidak peduli dengan hal yang lainya dan ketika Han Sen ikut dengan rombongan maka dia akan mencari kesempatan untuk membunuhnya. Didalam Kota dia mendapatkan perlindungan dari Shi Feng dan sekarang dia dengan santai keluar yang memudahkannya untuk mengambil hidupnya.
Jing Shan menghela nafas dan menyimpan kembali Pedangnya, "Maaf... Aku tidak bisa mencegah dia untuk tidak ikut. Jika aku tahu ini akan terjadi maka aku akan merekrut orang secara diam-diam."
"Tidak masalah... seekor Serigala mencoba untuk menerkam Domba. Namun Serigala itu membuat kesalahan karena Domba yang ingin dia terkam adalah pemburu yang mengincarnya. Aku sangat berterimakasih kepadamu karena memancing Serigala itu keluar, sisanya jangan pedulikan apapun karena Pemburu akan mengakhiri hidupnya."
Jing Shan tidak tahu dari mana kepercayaan diri Han Sen berasal. Lei Hai adalah Kultivator yang berada di Tahap Menengah Alam Qi Kondensasi sedangkan Han Sen hanyalah orang biasa.
Namun karena Han Sen adalah kunci utama dari penjelajahan ini maka Jing Shan tidak akan membiarkan Lei Hai bertindak sesukanya.
Setelah beberapa waktu akhirnya Liang Jie datang dan mereka semua berangkat bersama-sama dengan berjalan kaki. Butuh waktu satu setengah hari untuk mencapai tempat itu dan jumlah mereka semua adalah 40 orang dengan sepuluh orang berada di Tahap Awal Alam Golden Core.
Mereka semua berjalan sampai malam hari dan berhenti disebuah hutan. Semua orang terlihat sangat lelah dan Liang Jie memutuskan untuk beristirahat ditempat itu.
Han Sen melihat keadaan sekitar dan berpikir kalau pengalaman mereka terlalu dangkal, ketika seseorang ingin berkemah dialam liar orang itu harus memastikan bahwa tempat itu adalah tempat yang aman.
Setelah beberapa waktu berkeliling Han Sen melihat sebuah jejak kaki yang besar dan masih sangat baru. Melihat dari jejak kakinya dan kedalaman setidaknya tinggi dari Beast ini mencapai dua meter.
Akan menjadi hal yang buruk jika mereka bertarung lebih awal, kemungkinan sarang dari Beast itu ada disekitar sini dan mengambil resiko adalah tindakan yang buruk.
Han Sen bergegas kembali dan pergi ke Tenda Liang Jie, sampainya ditenda dia mendengar suara wanita yang mendesah dan Han Sen hanya bisa mengutuk didalam hatinya.
"Liang Jie... Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan denganmu !" Teriak Han Sen yang mengejutkan Liang Jie.
Liang Jie dengan panik keluar dan menggaruk kepalanya, "Ada apa... apakah ada sesuatu yang penting ?"
"Maaf mengganggumu dengan kegiatan malammu.... sebaiknya kita segera pindah dari tempat ini, aku baru saja menemukan jejak Beast yang terlihat cukup kuat dan sarangnya mungkin berada didekat sini. Akan menjadi masalah jika kita bertarung lebih awal dan kita tidak bisa membuang tenaga untuk melawannya, apa yang menjadi tujuan kita jauh lebih penting." Kata Han Sen dengan jujur.
"Oke... kalau begitu aku akan segera mengumpulkan semuanya dan kita akan pindah tempat." Liang Jie segera mengenakan pakaiannya dan bergegas mengumpulkan semua orang untuk segera pindah tempat.
Sama halnya dalam mengejar kekuatan dalam berkultivasi butuh perjuangan dan peruntungan, yg mana dalam perjalanannya ada bumbu penyedap rasa seperti petualangan cinta, kisah asmara, tragedi cinta dlsj. karena disetiap petualangan baru dimunculkan figuran cantik manis nan jenius namun bagiku atau juga pembaca lainnya itu cuma menjadi hiasan sampul justru menonjolkan rutinitas hubungan harmonis suami istri yg lama² terasa monoton dan membisankan.......!/CoolGuy//Doubt//Tongue/