Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21.
Christopher meletakkan koper Stefanie di sofa dalam kamarnya, lalu menghubungi Paul untuk menyelidiki tentang Stefanie.
Ia ingin tahu kehidupan Stefanie setelah di bawa Ayahnya dari kampung, dan mengenai siapa saja temannya di kampus.
Setelah Christopher memberi arahan pada Paul, ia kemudian membuka lagi koper Stefanie, dan mengambil kotak usang yang ia masukkan ke dalam koper Stefanie.
Christopher meletakkan kotak kayu itu ke atas meja sofa, lalu membuka kotak tersebut.
Perlahan tangan Christopher mulai melihat satu persatu, barang Stefanie dalam kotak tersebut.
Mata Christopher nanar melihat setiap benda yang ada di dalam kotak itu, karena beberapa barang yang ada di dalam kotak itu miliknya, dan beberapa foto jadul dirinya dengan seorang gadis kecil.
Mata Christopher terasa panas melihat satu persatu barang, yang dianggap siapa saja tidak berarti sama sekali, tapi bagi Christopher sekarang, benda-benda itu sangat berarti.
Seandainya Stefanie tidak menyimpan barang-barang, yang tidak berguna itu, ia tidak akan tahu siapa sebenarnya gadis yang selama ini ia cari.
Tiba-tiba Christopher teringat dengan kata-kata Ibunya, yang mengatakan 'kenapa kau tidak mengucapkan terimakasih padaku'.
Sekarang ia baru sadar dengan perkataan Ibunya, ternyata Ibunya lebih mengetahui tentang keberadaan gadis yang selama ini ia cari.
Christopher membawa foto yang ia pegang ke dadanya, lalu tangannya menekan foto tersebut dengan kuat ke dadanya.
Mata Christopher terasa panas, semakin terasa panas, ia begitu terharu, akhirnya menemukan gadis yang asli, penolong di masa ia remaja.
Tanpa sadar sudut matanya berkabut, Christopher menangis bahagia, ternyata pengantin pengganti, yang di nikahinya bukanlah pengantin pengganti.
Ia tersenyum kecut, memikirkan kebodohan yang telah ia lakukan, kesalahan dalam mengenali, siapa gadis yang sesungguhnya, yang telah menolong dirinya.
Christopher baru menyadari sesuatu, "Kalung itu milik istriku, bodoh sekali aku! ternyata ia memungut barang yang bukan miliknya! pantas saja ia terlihat begitu bingung melihatku!" dengus Christopher penuh rasa jengkel.
"Aku akan biarkan ia bermain sandiwara, sampai mana ia berbohong padaku, aku mau lihat drama yang akan ia mainkan, sampai ia mengakui sendiri kebohongan nya!" gumam Christopher dengan sinis.
Tidak berapa lama, pintu kamarnya ada yang mengetuk, dan selanjutnya daun pintu kamarnya terbuka.
"Tuan!" panggil Paul, melangkah masuk ke dalam kamar Christopher.
"Katakan!" sahut Christopher, lalu menyusun kembali dengan rapi, barang-barang milik Stefanie ke dalam kotak kayu usang Stefanie.
"Nona Stefanie...!"
"Paul! lain kali kau harus memanggilnya Nyonya, gadis itu sudah menjadi istriku, dan ia akan tinggal bersama ku di Mansion sebagai Nyonya muda Howard, kau mengerti?" ujar Christopher dengan tajam, memperingati Asistennya tersebut.
"Oh, maafkan aku Tuan... aku telah salah!" ucap Paul, lalu membungkukkan tubuhnya sedikit menunjukkan rasa sopannya pada Christopher.
"Bagus! katakan... hasil dari penyelidikan mu!" kata Christopher seraya menopangkan satu kakinya, pada kaki satunya lagi.
"Itu... Nyonya muda kuliah di universitas yang memiliki asrama, ia di kenal sebagai gadis kampung, sehingga... banyak seniornya tidak suka padanya, karena dapat kuliah di kampus orang kaya, ia sering di bully oleh seniornya, sehingga ia tidak memiliki teman, karena ancaman dari seniornya, pada siapapun yang berteman dengan Nyonya!" kata Paul menceritakan kehidupan Stefanie yang sebenarnya.
Christopher mengepalkan tangannya, dadanya terasa sesak, ia tidak menyukai kehidupan yang di alami Stefanie.
Dan, ia tanpa sadar teringat akan sikap kasarnya pada Stefanie, saat pertama sekali mereka menikah, membuat Christopher merasa bersalah.
Tiba-tiba kembali Christopher menyadari sesuatu, di malam pesta rekan bisnisnya, ia begitu kasar bicara pada Stefanie, tanpa bertanya terlebih dahulu, apa yang sebenarnya terjadi.
"Akh!!" Christopher memejamkan matanya merasa semakin bersalah, membuat dadanya terasa begitu sakit.
"Anda kenapa Tuan?" tanya Paul terkejut melihat Christopher, yang terlihat kesakitan memegang dadanya.
"Aku tidak apa-apa, lanjutkan lagi hasil penyelidikan mu!" sahut Christopher membuka matanya, lalu membenarkan duduknya.
"Nyonya juga kerap mendapat penindasan dari keluarga Ayahnya, terutama Ibu tiri dan kakak tirinya!" ujar Paul.
"Ya, sangat jelas sekali terlihat, ia di perlakukan tidak baik oleh keluarga Ayahnya!" kata Christopher, mengingat apa yang di alami Stefanie, saat terakhir sekali gadis itu di usir oleh kakak tiri dan Ibu tiri Stefanie.
"Dari penyelidikan yang ku dapat, Nyonya hanya memiliki satu teman saja, kakak seniornya yang sudah menyelesaikan kuliahnya!"
Christopher langsung bersemangat mendengar laporan terakhir Paul, ia yakin Stefanie berada di rumah temannya tersebut.
Bersambung.....
othor jangan lama lama lah up nya 🤗