Arga, seorang pemuda kampung yang hidup dengan peraturannya sendiri. karakternya yang tak kenal takut, dingin, tanpa ampun membuat dirinya sering terlibat dalam pertarungan. mampukah seorang gadis desa bernama Anya menumbuhkan cinta di hati arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aimar Khalila Albani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesialan
Pertarungan Di dalam gudang masih berlanjut, berbagai macam pukulan dan tendangan dilayangkan, meskipun berada pada posisi sulit arga masih tetap bertahan, bahkan dia mampu menjatuhkan salah satu anak buah Guntur. Arga bertarung sekuat tenaga karena ia merasa harus bisa melindungi orang yang dia sayangi.
Pertarungan di antara mereka semakin sengit, namun disana Guntur masih terlihat unggul sebab anak buahnya masih banyak dan menunggu aba aba untuk ikut campur. saat arga berhasil membanting Guntur salah satu anak buah Guntur berlari dan memukul punggung arga dengan balok kayu yang cukup besar. Arga kesakitan hingga akhirnya Guntur mengembalikan keadaan, Guntur bangkit dan kemudian ia memanfaatkan momen tersebut untuk melayangkan lutut ke arah muka arga hingga jatuh tersungkur, hidung arga patah akibat knee yang masuk telak ke arah wajahnya.
"sudah ku bilang arga, kau tak akan pernah bisa mengalahkan ku, kau itu bukan tandinganku, kau mungkin bisa berubah, namun kau tak akan mungkin bisa lari dari masalalumu kau dan aku itu sama sama penjahat." Guntur menyombongkan dirinya dibarengi dengan satu kali tendangan ke arah perut arga.
Seketika kepala arga terasa pusing dan nyeri, dia pun merasa kesadarannya sudah mulai berkurang.
Sepertinya Guntur masih belum puas melihat penderitaan arga, dia memerintahkan anak buahnya untuk menghajar arga habis habisan. Kesadaran arga mulai pudar, darah sudah mulai keluar dari bibirnya. Arga masih ingin bertahan, namun tubuhnya sudah tidak mampu menuruti keinginannya.
Guntur melihat arga sudah tidak berdaya, dia mendekati arga dan berteriak kencang di kuping arga. "kau sudah selayaknya mati arga!! dunia seperti ini tidak cocok untuk banci sepertimu, sejak kau mengenal wanita itu, kau jadi lemah bahkan saat ini kau menjadi pecundang. " kata kata itu disambut tawa oleh anak buahnya.
Dengan kata kata itu Guntur menunjukkan keperkasaannya didepan anak buahnya dengan cara memberi satu pukulan terakhir di bagian kepala arga. melihat Arga dan Rudi yang tidak berdaya Guntur dan anak buahnya meninggalkan mereka berdua begitu saja. Rudi yang setengah sadar mendekati Arga dia berusaha memberi pertolongan kepadanya. melihat Arga yang tak meresponnya Rudi panik, hingga diam diam ia menelpon Anya.
Di dalam Kafe Anya menunggu kedatangan Arga. namun saat ia membuka pesan dj handphone miliknya dia mendapat pesan dari Rudi. "Anya kemarilah, Arga tak sadarkan diri setelah bertarung dengan Guntur. kami tidak sanggup berdiri lagi." ujar Rudi dalam pesan tersebut.
Dengan langkah buru buru Anya pergi meninggalkan kafe dan menyusuri kota mengikuti arah share location yang dikirimkan oleh Rudi.
Sesampainya disana Anya disuguhkan dengan pemandangan yang sangat tidak mengenakan, dia melihat Arga sudah tidak bergerak lagi. "Arga." anya menangisi arga sebab kondisi arga sudah sangat memprihatinkan.
Arga merasakan kehadiran Anya. "maafkan aku Anya, aku ga bisa memenuhi janjiku kepadamu, aku mencintaimu Anya, aku sangat mencintaimu." ujar arga dengan suara lirih.
Anya menggenggam tangan Arga. "tolong Arga jangan tinggalin aku, aku disini Arga, tolong bangunlah, aku yakin kita bisa melalui ini arga." Anya mulai kehilangan akal dia sangat panik dan bingung harus berbuat apa kala itu.
Arga berusaha tersenyum. "terimakasih Anya, kau sudah peduli denganku, aku sangat mencintaimu Anya, sekali lagi terimakasih kamu sudah memberiku kebahagiaan meskipun hanya sementara, jangan menangisi aku, aku adalah penjahat Anya, aku layak mendapatkan ini."
kata kata itu membuat Anya sangat sedih, dia tak sanggup membayangkan kepergian pria yang dia cintai. "tidak arga, berjuanglah jangan tinggalkan aku... kumohon arga."
Beberapa saat berlalu, arga kehilangan kesadarannya. di malam itu di gudang itu Anya menangis penuh dengan keputus-asaan, cinta yang baru saja mereka temukan kini telah direnggut oleh nasib sial.