Di suatu masa dimana keberadaan seseorang ditentukan oleh kekuatan dan kekuasaan,siapa yang berkuasa dan memiliki kemampuan untuk menindas yang lain.
seseorang yang mampu melakukan lebih hebat dari yang lain.
disitulah hawa nafsu dan keserakahan mampu menguasai yang berkuasa.tanpa memandang harga nyawa orang lain.
para penguasa kekuatan ,kekuasaan ,keserakahan dan keangkamurkaan saling berpesta pora diatas penderitaan yang lain.
Datanglah sang pengacau,yang mengacaukan para penguasa kekuatan,kekuasaan yang sudah mengakar darah.
Dialah "Sang Pengacau"dengan kehebatan ,kemampuan,dan segala keunggulannya mampu mengacaukan semua yang sudah berjalan mengakar darah segala keserakahan , kesewenangan,keangkamurkaan .
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Arena Pertandingan
Selamat membaca saya ucapkan untuk para reader tercinta , jangan lupa untuk meninggalkan jejak dengan cara kasih like , vote dan koment-nya.
Bila berkenan memberi tip juga bintang saya ucapkan terimakasih.
happy reading...... sukses selalu.
____________
Setelah lonceng besar di bunyikan berdiri di atas panggung seorang panitia untuk membawakan acara.
"Mohon perhatiannya saudaraku semuanya, hari ini tepat sewindu dari acara rutin yang telah kita lakukan .Sejak zaman leluhur kita trah Naga berdiri sampai saat ini".
"Seperti saudaraku sekalian ketahui bahwa tujuan utama kita mengadakan pertemuan seperti ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan".
"Disamping untuk mempererat tali persaudaraan juga di kesempatan ini akan di adakan pemilihan untuk menjadi anggota paling elit di trah ini yaitu trah Kepala Naga,"
Suara sambutan dari ketua pelaksana menggema di area itu.
Banyak nya pengunjung dan penonton tidak mengurangi kejelasan suara sang pembawa acara karena suaranya di lambari dengan tenaga dalam tingkat tinggi.
"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Tetua Agung Kepala Naga yang telah hadir di acara ini , juga para Tetua Agung dan Tertua tetua lainnya dari kelompok pusat maupun cabang". Sambil menjura memberi hormat kepada seseorang yang sudah tampak sepuh tapi terlihat gagah dan berwibawa.
Tepuk tangan penonton terdengar sangat riuh, terdengar sorak Sorai sambil mengucapkan " panjang umur untuk para Tetua semua".
Dengan kecepatan langkah naga sang Tetua Agung kelompok Kepala Naga melompat ke arena untuk membuka acara secara resmi.
Wuuuuuuzzzz. ...... tap...!!!
Berdirilah sang tetua agung kepala Naga di arena di samping pembawa acara.
Dengan segera dia mengambil pemukul sebuah gong besar dan memukulnya.
DOOoooNG.... DOOoooNG... DOOoooNG....
"Dengan berbunyi nya gong ini acara dengan resmi saya buka ", kata Tetua Agung Kepala Naga yang bernama Barada Abiyasa membuka acara.
Para peserta perwakilan masing-masing kelompok yang akan bertanding ditempatkan di bangku khusus.
Para peserta biasanya terdiri dari orang-orang pilihan di kelompok masing-masing, bahkan ada juga tetua pembantu yang ikut dengan harapan menjadi anggota kepala naga atau menjadi tetua di kepala naga.
Setelah di lakukan pengundian akhirnya pertandingan di mulai.
Berdiri seorang pria dengan senjata tombak melawan seorang bersenjata pedang.
"hiaa...! Trang.. ! Trang.....!
Benturan senjata terjadi.
Masing-masing mengeluarkan kemampuan terbaik.
Pertempuran demi pertempuran terjadi dengan seru , semua mengeluarkan kepandaian masing-masing.
Para peserta tampak serius mengikuti setiap pertempuran , saling mengotot tidak mau mengalah , meskipun begitu mereka akan dengan legowo mengakui bila memang sudah kalah.
Dari jumlah peserta sebanyak seratus enam puluh orang dalam beberapa saat sudah mengerucut menjadi delapan puluh orang.
Pertandingan masih terus terjadi dengan seru, dari keseluruhan peserta mulai muncullah unggulan - unggulan beberapa orang yang menjadi favorit kandidat pemenang.
Beberapa kandidat pemenang itu antara lain adalah Ki Sentani, Gurat Seto, Ki Sancaka, Wardoyo, Ki Rubadi, semua itu termasuk golongan tua.
Sedangkan golongan muda yang menonjol antara lain Banyu biru dan Joko Lelono.
Ada beberapa tokoh perempuan yang juga cukup di perhitungkan yaitu Nyi Surati, nyai Maheswari dan Cinde Ayu.
********
Sementara itu di lain tempat tampak seorang pemuda dengan pakaian yang lusuh nampak berjalan mendekati area pertemuan Akbar tersebut.
Meskipun bajunya tampak lusuh tapi sebenarnya pemuda itu sangat tampan.
Dengan muka belepotan debu saja, masih tampak ketampanannya ,yang seakan tidak bisa tertutupi apapun.
"Apakah arah jalanku menuju Bukit Merah sudah benar ya ",sambil bergumam pemuda itu terus berjalan.
"Aah...didepan tampak ada keramaian, mungkin aku bisa bertanya kemana menuju perguruan Bukit Merah."
Dengan cepat pemuda tersebut berjalan ke arah asal suara sorak Sorai tersebut
Pemuda itu adalah Teja Kusuma yang sudah berhasil keluar dari gua Naga.
Setelah berhasil keluar dari gua Naga dia memutuskan akan ke Bukit Merah untuk menyusul ibunya, karena menurut perhitungan nya sang ibu pasti kembali ke perguruan itu.
_________
Happy reading.....
Jangan lupa like vote dan koment-nya...
knp ga makai kata semburan...