Sumiyem gadis desa yang menjadi rebutan banyak lelaki di alam nyata maupun alam ghaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Durahman Kedu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantai mafia kelas kroco
Pagi telah tiba dan semua anggota mafia sudah berkumpul di rumah Bento, semua berjumlah 15 orang yang masing-masing mafia menyiapkan 5 orang plus senjata api dan roket.
4 di antara semua anggota di tugaskan menjadi penembak jitu atau sniper. Dengan mengunakan 2 mobil semua mulai berangkat sedangkan Bento mengikuti dari belakang bersama 2 anak buahnya satu sopir dan Bento duduk di belakang bersama asistennya.
Jauh dari tempat itu nenek Samirah mulai bersiap dan Jimi juga Santoso ikut di dalam mobil tersebut.
"Jimi dan Santoso kalian jadi penembak jitu saja biar aku yang menghadapi mereka. Awasi jika mereka juga membawa penembak jitu langsung tembak jika menemukan mereka."
"Baik nek." kata mereka serentak.
Tak lama mereka telah sampai di sebelah timur pertigaan Cemoro Pringlegi. Jimi menyembunyikan mobil dan mengambil senjata dan amunisi lalu mencari tempat tersembunyi di sebelah timur, sedangkan Santoso di sebelah barat. Sedangkan nenek Samirah berdiri di tengah jalan pertigaan. Nenek berkonsentrasi agar raja Jin Sayuti membuat segel pagar untuk mengunci lawan dan tidak terdengar orang ada suara ledakan senjata api nanti.
Selang beberapa menit dari arah timur muncullah 2 mobil beriringan lalu muncul 1 mobil agak jauh namun tetap terlihat.
Mobil itupun berhenti di depan nenek dengan jarak 100 meter lalu keluarlah semua orang yang ada di dalam. Salah satu maju mendekati nenek Samirah.
"Hai nek... Kamu mau mati ya.. Minggirlah kau..!!" teriaknya.
Nenek samirah tetap bergeming di tempat, ia tetap berdiri di tengah jalan dengan tangan kanan memegang tongkat sedangkan tangan kiri berada di belakang punggung.
"Sialan kau.. Apa kau tuli hah.. cepaaaat minggir..!"
Orang itu mendekati nenek yang berdiri di tengah jalan. Saat orang itu mau mendorong nenek Samirah dengan cepat nenek memukul tongkatnya mengenai tengkuknya dan "BUUK... KREEEK.. Gedebuk.. Ambruklah lelaki itu ambruk dan darah muncrat dengan leher hampir terputus.
Semua yang melihat terkejut langsung mencabut pistol mereka masing-masing dan mengarahkan ke nenek Samirah.
Dari sembunyian Jimi melihat orang dengan senjata laras panjang berlari keluar dari mobil dan "trap"... Buk.." orang itu jatuh telungkup tak berkutik. Santoso pun tak mau kalah dan melepaskan tembakan yang sudah di redam. "dess.. Bruk..." Awas ada penembak jitu..." salah satu anggotanya berteriak.
Semua orang pun menembak ke arah nenek "dor dor dor dor dor dor.." nenek dengan sigap memutar tongkatnya dengan cepat untuk menangkis tembakan musuh "ting tring ting ting ting" peluru pun jatuh ke tanah. Tembakan terus bergema tak henti sampai habis peluru mereka. Di saat itu nenek Samirah meloncat ke atas dan menyabetkan tongkatnya ke arah orang orang di depan.... "WUUUUZZZZZ SLAAAASSS... BRUK BRUK..."
5 orang tewas seketika dengan tubuh terpotong.
Bento yang melihat aksi nenek Samirah terkejut bukan main dan keringat dingin keluar di tubuhnya namun tanpa di sangka anak buah di sampingnya ambruk bersimbah darah. Bento melihat ke sana kemari namun tak di temukan musuh satupun dan BRAAAK.. Satu temannya pun ambruk tewas, Banto semakin terkejut dan ketakutan dengan posisi menunduk takut tertembak.
Ingin pergi namun tak ada jalan, ia melihat kanan kiri penuh dengan tumbuhan bambu cendani hanya di depan ada jalan sedangkan belakang jurang penuh dengan sayuran wortel.
"Kenapa jadi begini..?" sialan tak ada jalan. Aku harus cepat pergi dari sini." gumannya. Ia segera mengstater mobilnya namun tak mau hidup. "kenapa lagi ini.. Sial sial."
Jimi dan Santoso datang mendekat di samping nenek dengan senjata sejenis AK 101 yang panjang dan teropong.
Anggota mafia tinggal 5 orang dengan ketakutan dan keringat dingin segera mengangkat kedua tangan dan membuang senjata mereka.
"Jim.. Dekati mobil di sana itu dan seret orangnya ke sini, jika melawan lumpuhkan tapi jangan di bunuh."
"Baik guru." jawab Jimi seraya berjalan ke arah mobil Bento sambil mengarahkan moncong senjata ke depan.
"PYAAAAR..." Bento terkejut dan tergagap melihat moncong senjata tepat di mukanya.
"KELUAAAAR KAU....!!!" bentak Jimi.
Bento keluar dengan kedua tangan di atas kepala. Saat Bento di depan Jimi dengan cepat Jimi menendang pantatnya Bento agar berjalan ke depan.. "JALAN...!! CEPAAAATT...!!"
Bento pasrah dan berjalan dengan gemetar dan keringat dingin sampai tubuhnya basah kuyup.
Saat Bento di depan nenek Samirah Jimi menendang kakinya membuat Bento jatuh terduduk di hadapan Nenek Samirah, Santoso yang tahu itu bos mafia ingin menghajar Bento namun ia di cegah nenek Samirah.
"Siapa dia Jim.?" tanya nenek Samirah.
"Ini manusianya yang menghancurkan rumah nenek guru dan rumah kami juga membunuh anak bang Robert. Dia bos mafia Bento." jawab Jimi dengann emosi.
"Kenapa lawan kita ini tak ada yang ahli bela diri.. Membuang waktu dan tenaga saja..." .."DUAAAAK" nenek menendang muka Bento sampai Bento jatuh terjerembab mencium tanah, namun tetap bangun dan kedua tangan di atas.
"Apa salah kami sampai kau menghancurkan rumah kami haaaah... BIADAAAAAP....".."PLAAAK." tamparan mengenai muka Bento sampai mulut mengeluarkan darah..
"JAWAAAAAB.... !!"
Bento tetap terdiam dan "AAAARRRGGG...." jeritan Bento karena kaki kanannya tertusuk tongkat nenek dan bikin merinding yang mendengarnya.
"Kau.!! Sini...!!" kata nenek menunjuk salah satu anggota mafia, dengan gemetar ketakutan ia mendekati nenek sambil kedua tangan tetap di atas kepala.
"Kamu tahu tempat markas manusia ini..?"
Orang itu hanya mengangguk lemah.
samirah atau marsinah sih ??
jadi bingung 😕
Di lanjut kak author 👍🌹