NovelToon NovelToon
Masinis, I Love You!

Masinis, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Redchoco

Pernikahan Serena dan Sabir terjalin karena keduanya sepakat untuk pulih bersama setelah dikhianati kekasih masing-masing. Terbiasa berteman selama ini membuat perasaan cinta tumbuh serta-merta. Namun, di saat semua nyaris sempurna, Tuhan memberikan Sabir cobaan dalam urusan kerja. Di mulai dari sini, akan mereka temukan arti cinta, pertemanan dan keluarga yang sebenarnya.

Mari, ikuti lika-liku perjalanan Bapak Masinis dan Ibu Baker yang ingin menjadi pasutri apa adanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redchoco, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. Perjanjian pranikah

Surat Perjanjian Pranikah

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Serena Awahita

Umur: 27 tahun

Pekerjaan: Baker

Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nama: Ananda Sabir Bachtiar

Umur: 27 tahun

Pekerjaan: Masinis

Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Maka, melalui perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak ini, ketentuan-ketentuan mengenai pernikahan sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA berjanji menjadi istri yang pantas untuk PIHAK KEDUA. Tanpa keluhan dan siap menjaga martabatnya sebagai seorang istri.

2. PIHAK KEDUA berjanji akan menjadi kepala keluarga yang pantas untuk PIHAK PERTAMA: siap menjadi tumpuan serta sandaran istri, dan menafkahi secara lahiriah. (Nafkah batin opsional, akan dipikirkan seiring berjalannya waktu)

3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sama-sama berjanji untuk mempertahankan pernikahan apa pun kondisinya.

4. Dikarenakan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA masih dalam tahap pemula menjadi pasutri, tidak boleh saling meledek satu sama lain jikalau ada kesalahan dalam bersikap. Tidak boleh juga mengungkit mantan kekasih di hadapan masing-masing.

5. Apabila di kemudian hari timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, tidak boleh ada satu pun yang memutuskan untuk kembali ke orang tua.

Demikian surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani secara sadar tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.

***

Konon, sebuah keadaan asing yang belum pernah dirasa sebelumnya akan membawa perasaan takut. Itu yang Sabir alami saat berdiri tegak sembari menatap lurus ke cermin pada Serena yang sibuk menghapus riasan setelah resepsi pernikahan.

"Ini serius kita udah nikah?"

"Menurut kamu?"

Tidak terhitung lagi sudah berapa kali Serena memelototi suami yang sejak tadi melongo. Tangan si dia boleh saja bergerak membantu melepas aksesoris di kepala, tapi tatapannya itu kalau disandingkan sama Genderuwo kayaknya si Wowo bakalan kabur duluan.

"Situ kenapa keliatan nggak seneng, ya? Horor banget pandangannya." Payet di kebaya sudah cukup memberatkan, jangan sampai pula laki-laki yang baru beberapa jam resmi menjadi kepala keluarga ini menambah kesulitan Serena. "Satu menit lagi kamu masih natap kayak gitu, tanah surgamu kena potong dua hektar sama Tuhan."

Kontan saja Sabir terlonjak seraya beristighfar. Sejujurnya, ia belum menemukan dari mana semua ini berasal. Rasanya bulan lalu mereka masih menjadi teman yang sama-sama patah hati, tau-tau hari ini sudah terdaftar di langit dan di bumi sebagai sepasang suami istri.

"Kamu yakin waktu itu nggak lagi ketempelan setan sampai-sampai ngajakin aku nikah?"

"Kamu juga yakin waktu itu enggak lagi mabuk sampai nerima ajakan aku?"

"Ya... itu dia. Kenapa aku iya-iya aja?"

"Jadinya nyesel karena udah ijab kabul?"

"Bukan begitu. Maksud aku... apa motif kamu minta dinikahi? Kalau sekadar memamerkan ke mantan bahwa kita lebih dulu sah, pernikahan bukan ajang lomba, Er."

Menikahi teman sendiri tentunya tidak ada dalam rencana hidup Sabir. Apalagi temannya adalah Serena Awahita yang urusan percintaan selalu memiliki standar tinggi. Bukan berarti Sabir merasa tidak layak untuknya, bukan! Ia hanya masih linglung saja. Apa benar saat ini mereka sudah ganti status dari teman menjadi pasutri?

"Eh, jangan bilang ini ada hubungannya sama janji masa kecil, Er?" Dulu sekali, keduanya memang sempat membuat lelucon kalau saja suatu saat sulit mempunyai kekasih, maka Sabir dan Serena akan sukarela menjadi pasangan satu sama lain.

"Duh, Sab! Kalau mau ngelanjutin rasa herannya nanti aja bisa nggak!" Belum sampai satu hari, Serena sudah berhasil masuk golongan istri yang patut untuk dibuang ke Kali. "Aku lagi ribet ini, bantuin dulu lah."

Merasakan emosi si dia, Sabir geleng-geleng kepala. Dia memang terkenal kalem di luaran sana, tapi aslinya tidak akan disangka-sangka. Serena bisa mengamuk dalam sekejap dan kembali tenang dalam sekali kedip mata. Luar biasa, memang.

"Kalau kayak gini ceritanya, lahan surga kamu yang susut duluan, Ibu Eren."

"Lagian kamu nanya aneh-aneh. Rambutku udah kayak jerami, Bapak Sabir."

Tanpa merespon apa-apa, Sabir dengan tenang melanjutkan membantu melerai rambut yang terkena spray berjuta-juta kali sampai susah untuk dikembalikan ke semula.

Serena pun dengan mandiri menghapus riasan yang tersisa. Selagi begitu, ia memandangi suaminya di cermin. Barangkali, mulai hari ini tidak akan ada yang benar-benar berubah. Sabir tetaplah Sabir, dan Serena tetaplah Serena. Hanya saja, Serena perlu menanamkan dalam pikiran bahwasanya pria yang berdiri di belakangnya adalah orang yang apabila diizinkan Tuhan akan terus menjadi pendamping hidup sampai akhir hayat.

Rasanya aneh untuk diingat kalau pria berkulit kuning Langsat yang dulunya gemar main tanah ini berakhir menjadi suaminya. Bertahun-tahun lamanya mereka saling kenal, Serena tidak pernah membayangkan menjadi istri seorang Ananda Sabir Bachtiar.

Namun, inilah nasib yang ia pilih. Meminta sahabat sendiri menikahinya dengan latar belakang untuk memulihkan hati yang dikhianati. Kedengarannya seperti lelucon, tapi sungguh, Serena tidak akan mempermainkan status seorang istri. Ia jamin itu.

"Ngomong-ngomong soal tebakan kamu tadi, perlu diluruskan kalau aku enggak kerasukan setan. Terus, kalau kamu berpikir ini ada sangkut-pautnya dengan candaan kita di masa kecil, aku sendiri sudah lupa itu, Sab."

Di posisinya, Sabir manggut-manggut.

"Aku sebenarnya heran sama diri sendiri, Er. Kenapa aku iya-iya aja waktu kamu ngajak nikah, ya? Maksudku, masa kita tiba-tiba nikah padahal kamu aja enggak cinta sama aku?"

"Emangnya kamu sendiri cinta sama aku?" Tatapan mereka bertemu melalui cermin. Kalau ditilik dari ucapan suaminya barusan, Serena bisa mengira dia memendam rasa dan kesal karena perasaan itu tidak terbalaskan. Tapi, mengingat ini adalah Sabir yang mana adalah teman sejak lama, Serena tidak mau salah tangkap maksudnya.

Sabir membisu selama beberapa detik. Dalam keheningan, ia ingin meyakinkan diri sendiri kalau pernikahan ini terjadi bukan untuk dipermainkan. Apabila Serena telah menjadi istrinya, maka sampai kapan pun harus tetap begitu.

"Sekali lagi aku tanya, kamu udah cinta sama aku? Atau suka...?"

Orang tua mereka adalah teman dekat, wajar kalau Sabir merasa suka pada Serena yang telah lama dikenal. Jadi, kalau ditanya begitu, jawabannya:

"Suka, aku suka sama kepribadian kamu. Segala hal tentang kamu aku suka. Tapi kalau cinta, aku juga nggak tahu."

Dengan begitu saja, Serena memberikan anggukan. Jelas untuk saling mencintai akan sangat jauh mereka raih saat ini. Apalagi baru beberapa waktu lalu mereka dikecewakan. Namun, karena sudah bertekad untuk pulih sama-sama, pernikahan ini akan dijalani sebaik yang mereka bisa; semampu dan sepantasnya.

"Tolong turunin resleting di punggung aku, dong." Tangan Serena sudah pegal menggapai-gapai pengait kebaya tapi apalah daya tidak sampai. Alhasil, meminta tolong suami adalah jalan terbenar -kalau saja si dia malah tidak gelagapan.

"Eh, masa aku? Nanti terbuka semua, gimana?"

Urusan lain-lain mereka boleh saling terbuka, tapi baju? Mohon maaf, Sabir masih takut dosa. Melihat Serena mandi telanjang di masa SD dulu saja pria ini nangis-nangis, apalagi melihatnya saat dewasa seperti sekarang.

Gawat, bisa ternoda matanya.

Mau tidak mau, yang perempuan memutuskan berbalik. Sekadar bersedekap memandangi dia yang nampak salah tingkah. Barangkali, pria ini lupa telah mengucap ijab kabul beberapa jam lalu.

"Aku ingatin ya bapak masinis, aku ini istri kamu, kalau-kalau kamu mendadak amnesia."

"Iya, aku tau kamu istri aku. Ta-tapi kalau ini dibuka nanti ke-keliatan semuanya nggak, ya?" Saking berusaha keras untuk tidak menatap Serena, bola matanya mengedar ke sekeliling. Suaranya bahkan tersendat-sendat. Demi Tuhan, kebaya yang dipakai Serena terlalu ngepas badan sehingga Sabir dapat melihat bagian... itulah pokoknya.

Di tempatnya, Serena merasa heran setengah linglung. Masa iya pria ini takut menolong menarik resleting hanya karena enggan memandangi Serena dalam keadaan terbuka. Padahal Serena yakin semua mata pria didesain khusus untuk cepat-tanggap manakala menatap yang mulus-mulus. Pun juga, kalau dibiarkan lebih lama lagi, Serena bisa menjadi lontong dadakan karena kebaya ini sudah sangat menggangu.

"Aku pakai dalaman." Kalau memang itu yang membuat Sabir malu, maka Serena tanpa pikir panjang mengatakan bahwa masih pakai bra. "Kamu sama aku juga udah sama-sama sah di mata hukum dan agama, bapak Sabir. Apa yang kamu takuti? Seharusnya aku yang takut malam ini."

Jelas.

Seharusnya Serena Awahita yang khawatir melewati malam pertama sebagai suami-istri. Walaupun ia yakin hal yang kerap disebutkan oleh sahabat karibnya, Jizzy, yang pernah mengaku khatam urusan beranak-pinak, tidak mungkin terjadi di antara Sabir dan Serena setidaknya sampai mereka sudah yakin saling cinta.

"Tapi, Ibu Eren... kita ini baru banget sah. Perlu masa percobaan dulu." Setidaknya Sabir butuh waktu untuk penyesuaian, baru berani melihat yang begitu-begitu.

"Kamu pikir kerja, pakai masa percobaan segala!" Lepas sudah kekesalan Serena. Ia sedang kepanasan dan perlu diguyur air dingin. Jangan sampai suaminya memilih memantik api.

Di tempatnya, Sabir kelabakan, "Oke, oke, o... ke. Kamu ngadep cermin lagi aja, biar aku bantu buka." Serena lekas berbalik, sementara pria ini memandangi punggung istrinya agak lama.

Cuma nurunin sedikit, setelah itu selesai.

Selepas membatin, Sabir menyentak resleting dengan seratus persen tenaga-dalam.

Fyuhh, aman.

Serena meloloskan diri dari ketatnya kebaya merah marun, tepat di hadapan sang suami, tanpa merasa malu sama sekali.

Dengan begitu saja, Sabir memejamkan mata untuk menjaga penglihatan, kemudian memandangi plafon kamar manakala Serena berjalan hanya dengan bra dan celana pendek menuju kamar mandi.

Sungguh luar biasa istri-rasa-teman yang satu itu.

Sabir memang sudah fasih dengan tingkahnya yang cocok bersanding dengan Tarzan di waktu kecil dulu. Tapi, ia belum sempat membayangkan Serena masih punya jiwa Bolang (bocah petualang) dalam dirinya saat ini.

Bisa-bisanya dia santai dalam keadaan setengah telanjang begitu?!

Di depan cermin, Sabir menunjuk refleksi diri sendiri dengan jari tangan. "Seumur hidup itu lama. Berhubungan istri kamu adalah Serena Awahita, maka akan dua kali lipat lebih lama dari yang lainnya. Tapi nggak apa-apa, dia menarik."

Sejurus kemudian, Serena muncul lagi di hadapan Sabir dengan handuk yang menutupi separuh badan.

"Mandi sana. Setelah ini kita perlu ngomong." Menggantikan posisi Sabir yang semula berdiri di depan meja rias, Serena mematut diri sembari melakukan perawatan wajah. Tanpa menyadari bahwa sang suami terpikat aroma harum samponya sampai mengendus-endus.

Merasa heran, Serena menoleh untuk sekadar mendapati Sabir tengah tersenyum sembari memainkan rambutnya.

"Sampo kamu wangi. Boleh minta?

"Ambil, kayak nggak pernah punya sampo aja bapak masinis satu ini." Gelengan geli dari Serena dibalas tawa sesudahnya.

***

1
Mamaqilla2
tumben belum update kaka
Mamaqilla2
𝒘𝒊𝒅𝒊𝒊𝒊𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒌 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒊𝒊𝒓𝒓𝒓𝒓 😍
𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒍𝒆𝒚𝒐𝒐𝒐𝒕𝒕... 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒈𝒊 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒊𝒉𝒊 😂
𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒚𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.. 𝑺𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂𝒂𝒂 🥰
𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒐𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 ❤
Mamaqilla2
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒔𝒂𝒋𝒂..
Mamaqilla2
𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒂𝒉 𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒊𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕... 🤗
𝒌𝒆𝒌 𝒈𝒂𝒓𝒆𝒍𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒐 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕𝒊 𝒉𝒊𝒚𝒂𝒂𝒂𝒂 𝒉𝒂𝒉𝒂𝒉 😂
dewi
keren pak sabir
Mamaqilla2
Ningsih kah yg motret mereka??
duuuuh apakah akan terjadi huru hara 🤔
Mamaqilla2
hwaaaaa saingannya si Sabir dah muncul 😂
Mamaqilla2
wkkwkwkkwwk ngakak di akhir 🤣
Mamaqilla2
apa mungkin Cindy sebenrnya menaruh hati sm Sabir.. hmmmb
Mamaqilla2
keren ceritanya baru mampir thor 🥰
Redchoco: terima kasih, semoga betah :)
total 1 replies
Mamaqilla2
selalu suka kalo ada novel berbau abneg 🥰
Protocetus
Kunjungin ya novelku Bola Kok dalam Saku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!