Ketos Galak Benci Jadi Cinta

Haii, besti👋

Sebelum baca follow dulu ya girls!!

    Nah gimana nih dengan part kali ini?

               Seru atau biasa aja yah?

       Dicomment terus ya buat author

Mohon maaf apabila ada kesamaan tokoh, tempat, dengan cerita lain ya pren

    Hargai karya orang lain itu penting

   Yang belum kenal, sini kenalan dulu

      Jangan menghujat tokoh ya girls!!!

                  Thankyouuuuuuu!!!

  Selamat datang dalam cerita ku pren

                                  ~••~

Naya dan dimas kini tengah berboncengan dengan sepeda motor milik pria tersebut. Mereka telah pulang sekolah setengah jam tadi, ada sedikit problem yang harus dimas hadapi ialah mengatasi vino yang tak ingin mengalah darinya, pria itu juga ingin pergi pulang bareng dengan naya. Tapi gadis itu telah membuat janji terlebih dahulu dengan dimas, dia tak dapat mengingkari janji. Dan mau tidak mau vino mengalah karna itu juga permintaan dari naya sendiri agar tak ada dari satu pun mereka yang berantem perkara dirinya.

Motor besar milik Dimas terus melanju di tengah jalan yang tidak begitu ramai dengan pengendara lainnya. Karna hari ini tidak hari libur jadi pengendara lain tidak akan banyak dijalanan kota jakarta tersebut, hanya pengendara yang sibuk bekerja saja yang memenuhi jalanan sekarang.

"Kak dimas...." ujar naya sedikit berteriak, gadis itu takut dimas tidak bisa mendengar suaranya ketika gadis itu berbicara dengan suara yang kecil.

"Hmm." Ujar dimas dari depan pria itu sesekali melirik kaca spion motornya untuk memastikan gadis di belakangnya tidak memandang pria lain selain dirinya seorang saja.

"Nanti singgah dulu ke rumah sakit bidadari." Ujar naya berucap pada dimas. Pria itu awalnya sempat bingung dengan permintaan gadis dibelakang dirinya. Siapa yang ingin naya temui? Dan siapa yang sakit? Kepala dimas dipenuhi dengan tanda tanya yang tak dapat jawabannya sama sekali. Karna pria itu tak bertanya langsung kepada naya hanya memikirkan nya sendiri.

Sepeda motor dimas berhenti di halaman rumah sakit yang terlihat sederhana tersebut. Kalau dibanding kan dengan rumah sakit keluarganya sangat kalah jauh ya pasti, tapi rumah sakit ini juga bekerja sama dengan rumah sakit milik keluarga dimas, pria itu sempat menghandle beberapa pekerjaan sang papah nya waktu lalu.

Naya gadis itu mengajak dimas untuk mengikuti dirinya, pria itu juga ingin tahu siapa yang ingin gadis itu jumpai? Membuat dimas terus melangkah dengan aura raja yang dimana mampu membuat orang-orang yang melihat seketika tak berani menatap dirinya kembali. Aura dimas sama seperti kakek dan sang papah mereka akan terlihat sangat ganas jika merasa terusik. Tapi beda halnya jika dengan orang yang mereka sayangi sikap dan tingkah meraka akan berubah seratus persen menjadi bayi besar.

Ruang rawat nenek gadis itu berada di urutan 103 yang dimana letaknya sedikit jauh. Dan mereka harus menaiki tangga untuk sampai ketampat rawat wanita tua tersebut.

Ketika telah sampai, naya langsung membuka knop pintu rawat inap sang nenek. Gadis itu melihat neneknya tengah makan di bantu oleh suster yang menjaga sang nenek disaat naya tak ada di samping neneknya.

"Nenek, gimana keadaan nya?" Tanya naya kepada sang nenek yang telah selesai dengan buburnya dan perawat tadi juga telah pergi meninggalkan pasien dan keluarganya. Memberi ruang keluarga untuk berbicara dengan pasien.

Nenek tersenyum dan memeluk naya dengan eratnya, dimas hanya mampu menatap intreaksi naya dan neneknya,semua pertanyaan yang ada di pikiran dimas telah terjawab sekarang. Pria itu tak mampu berkata-kata melihat gadis tersebut begitu lugas dan tulus kepada wanita tua itu.

"Nenek sudah mendingan sayang." Ucap sang nenek memberikan kabar bahagia kepada cucu kesayangan nya.

"Syukurlah..." ujar naya dengan lega mendapatkan kabar seperti itu, membuat hati tenang.

Tak sengaja nenek naya melihat pria dibelakang cucunya, wanita tua tersebut baru menyadari keberadaan pria tampan yang terlihat seumuran dengan cucunya. Nenek menatap dimas dengan senyum yang lembut lalu bertanya dengan ramah pada pria itu.

"Pacarnya naya ya nak?" Tanya sang nenek dengan asal sebut saja. Yang membuat naya dan dimas tersedak air ludahnya sendiri mendengar tutur kata sang nenek yang begitu.

"Nek buk---" omongan naya langsung di potong dengan cepat oleh dimas pria itu menjawab dengan penuh keyakinan yang dimana hal itu semakin membuat naya ingin pingsan sekarang juga.

"Kenalin nek, saya dimas pacarnya naya cucu nenek..." ujar dimas yang kini menyalimi sebelah kanan tanggan wanita tua yang sudah banyak berjasa bagi naya telah mau membesarkan gadis tersebut dan menampung dirinya ketika kedua orang tua nya ingin membuang diri nya.

Nenek naya tersenyum bahagia. Akhirnya cucunya ada juga yang menjaga jadi ia tak akan takut untuk meninggalkan naya sendirian di dunia ini. Wanita tua itu juga tak akan tahu sampai kapan ia akan hidup menemani sang cucu.

"Ganteng cocok sama cucu nenek." Ujar sang nenek yang membuat dimas tersenyum dengan lembar. Kenapa tidak ia mendapat restu dari nenek nya naya dengan begitu cepat dan ia sedikit menyumpahi vino yang kalah telak dengan diri nya.

****

Singkat ceritanya, naya izin kepada sang nenek untuk berjalan di taman rumah sakit ini. Nenek memberi izin dan meminta dimas untuk menemani cucunya agar ia lebih percaya jika naya akan baik-baik aja ketika bersama pria itu.

Duduk. Dikursi taman berdua naya dengan tatapan yang tak percaya jika ia mendengar dimas berkata seperti itu kepada nenek nya. Selama ini naya memang menyimpan rasa pada pria itu tapi ia tak menyangka dimas akan berbicara begitu di hadapan orang yang begitu penting untuk gadis itu.

"Kak yang tadi itu...." ujar naya dengan sedikit memberi jeda atas omongannya. Tapi dimas langsung memegang tangan naya dan bersujud di depan gadis itu dan yang membuat syok nya dimas mengatakan sesuatu yang tak pernah naya bayangkan sama sekali.

"Gue beneran suka dan sayang sama lo nay. Lo mau kan jadi pacar gue?" Ujar dimas dengan  wajah yang begitu serius tak ada sedikit pun keraguan dari raut wajah pria itu. Nampak sangat serius sekali.

Naya gadis itu bungkam dan terkejut dengan ketiba-tibaan ini semua bagaikan mimpi di siang bolong gadis benar-benar mendengar dimas menembak dirinya.

"Nay gue mohon lo jawab iya. Gue bakalan janji akan bersikap lebih lembut pada lo nggak kayak dimas yang dulu." Ujar dimas dengan keseriusan hatinya. Pria itu menyesal ketika menyadari kehidupan gadis malang tersebut, disaat ia mengetahui semuanya rasa bersalah telah menggerogoti dirinya.

Naya mengangguk setuju pertanda dirinya menerima menjadi kekasih pria tersebut. Dimas yang mendapatkan jawaban iya dati naya membuat dirinya reflek langsung memeluk naya dan tanpa sadar mencium sebelah pipi gadis itu yang begitu berisi.

Dimas dan naya sudah resmi berpacaran dan pria itu berjanji dalam dirinya sendiri. Ia akan melindungi naya dari siapa pun yang ingin menyakiti gadis kesayangannya, akan langsung berurusan dengan dimas. Dan kalian tahu lah ya jika udah berurusan dengan pewaris tunggal keluarga wijaya gimana. Bakalan tamat hidup mereka semua hingga akar-akarnya akan musnah dibuat dimas. Kakek dan papah nya juga memiliki sifat yang sekarang dimas miliki. Ganas dan sadis jika sudah menerkam bangsa yang sudah mereka intai sejak lama.