NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: tamat
Genre:Kehidupan Tentara / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hasna_Ramarta

Juara 3 YAAW Periode 2 Kategori 1.
Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing

     "Elyana, kamu tidak bisa membawa anakku. Kalau kamu pergi, maka aku tidak akan biarkan Nada bersamamu. Aku akan merebutnya darimu," dengus Excel marah. Dia sangat geram dengan Elyana yang nekad pergi dan membawa Nada.

     "Elyana benar-benar nekad, dia rela terluka hanya untuk pergi dariku. Dia benar-benar sudah tidak ingin berada di sampingku lagi. Apakah dia sudah tidak mencintaiku lagi?" Excel termenung, ternyata Elyana secepat itu mengubur cinta terhadap dirinya.

     "Tidak mungkin, Elyana pasti masih sangat mencintaiku. Lalu, ke mana dia sekarang pergi? Apakah ke rumah mertuaku. Ya ampun, kenapa harus menjadi rumit seperti ini?" Excel terlihat sangat kebingungan, dia tidak bisa berpikir jernih lagi bagaimana bisa membuat Elyana kembali di sampingnya.

***

     Di tempat lain, grab yang Elyana tumpangi, sebentar lagi tiba di sebuah terminal bis. Dia akan menaiki bis menuju kampung halamannya, dari terminal itu.

     Elyana mendekap erat sang putri tercinta, setelah tadi ia melepaskannya sejenak untuk melucuti plester yang dipakainya untuk merekatkan cairan merah yang dibungkus plastik elastis, lalu ditempel di lehernya.

     "Untung saja tadi sebelum aku pergi, aku sudah melapisi leherku dengan plester, yang di dalamnya ada cairan merah yang dibungkus plastik elastis," bisiknya dalam hati.

     Elyana benar-benar sudah menyusun rapi pelariannya sedemikian rupa. Untung saja Elyana menggunakan hijab, sehingga mampu menutupi keberadaan cairan merah yang diduga Mang Udin darah itu, dari penglihatan Mang Udin.

     Sepuluh menit kemudian, grab itu tiba di terminal. Elyana segera menuruni grab setelah ia membayar ongkosnya.

     Dengan perasaan was-was, Elyana menuju kursi tunggu di bis itu untuk menunggu bis yang akan menuju ke kampung halamannya. Tiket bus itu tidak perlu dibeli di loket, karena keberadaan kampung halamannya masih di dalam provinsi yang sama.

     Elyana menunggu dengan was-was. Dia takut keberadaannya diketahui orang-orangnya Excel. Excel pasti saat ini sudah mengutus anak buahnya untuk mencari dirinya. Dugaannya, Excel pasti curiga kalau dirinya akan pulang kampung.

     "Mama, es klimmm," rengek Nada. Elyana tersentak mendengar Nada merengek. Padahal saat ini mereka sedang di terminal, sementara bis yang ditunggunya masih belum datang. Entah berapa biji bis tujuan ke kampung halamannya diberangkatkan, apakah masih sesiang ini sudah tidak ada pemberangkatan.

     "Mamaaaa, Nda pengen papaaa," rengek Nada, kini rengekannya justru meminta papanya. Elyana semakin bingung. Elyana bangkit, lalu menatap warung si sekeliling, sayangnya warung di dalam terminal, tidak ada yang menjual es krim. Ada pun swalayan berlogo huruf Y, tapi harus nyebrang terlebih dahulu, karena berada di sebrang terminal.

     "Pak, maaf, biasanya bis ke kampung Sumuhun Dawu berapa lama lagi akan tiba?" tanya Elyana pada salah seorang pegawai Dishub yang memungut karcis keluar masuk kendaraan.

     Pegawai Dishub itu melihat jam, lalu menoleh ke arah Elyana. "Sekitar lima belas menit lagi, biasanya Mbak," jawab pegawai Dishub itu sembari kembali sibuk dengan pekerjaannya.

     "Terimakasih banyak Pak," ucap Elyana sembari berterimakasih, dan segera berlalu untuk menyebrang menuju swalayan Y.

     "Sabar, ya, Sayang," bujuk Elyana pada Nada yang sudah mulai berontak dan memanggil papanya. Elyana melihat kiri dan kanan, lalu segera menyebrang setelah kiri dan kanannya aman.

     "Kita sudah sampai, ayo kita masuk, Nada bisa membeli es krim kesukaan Nada di dalam." Elyana kembali membujuk Nada sembari menunduk melihat wajah sang putri yang tertutup kain carik, lalu kini dibukanya.

     "Brughhhh."

     Tidak diduga, tubuh Elyana menabrak seseorang di depannya. Elyana cukup tersentak, apalagi Nada tiba-tiba menjerit.

     "Mamaaa," jeritnya. Sontak Elyana merasa shock, takut terjadi apa-apa dengan Nada.

     "Aduh, maaf, Mas," ucap Elyana saat orang yang ditabraknya yang ternyata seorang pria membalikkan badan ke arahnya.

     Pria itu mengangkat tangan kanannya, sebagai isyarat kalau dia tidak apa-apa.

     Elyana sekilas melihat wajah pria itu, matanya sembab seperti sudah menangis. Tapi, Elyana heran, bisa-bisanya ada seorang pria menangis. Seorang pria tidak akan menangis, kecuali mengalami hal berat. Pikir Elyana.

     "Sebentar, aku masih dalam perjalanan. Aku sedang mampir si sebuah toko bunga. Aku membeli bunga dulu. Sampai jumpa," tutupnya. Terdengar jelas oleh Elyana pembicaraan pria itu. Kemudian pria itu menggunakan kaca matanya yang tadi terletak di kepalanya, sepertinya untuk menutupi matanya yang sembab, lalu menghampiri toko bunga yang bersebelahan tepat di samping swalayan.

     Jantung Elyana berdebar kencang, saat menyadari bahwa pria itu perawakannya persis seorang abdi negara. Kepalanya plontos dan rapi, badannya tinggi tegap. Hanya tubuhnya saja dibalut jaket berwarna navy.

     "Apakah dia seorang tentara? Jangan-jangan dia suruhan Mas Excel? Tapi, belum tentu perawakan seperti ini selalu abdi negara." Elyana buru-buru menyangkalnya. Ia segera memburu pintu swalayan lalu memasukinya.

     Di dalam swalayan, Elyana membeli beberapa minuman untuk bekal di jalan serta camilan untuk ganjal perut selama di jalan.

     "Mamaa, mau itu," tunjuk Nada memilih makanan yang dia mau. Elyana membeli makanan yang diminta Nada. Setelah cukup, Elyana menyudahi belanjanya. Elyana juga sekalian membeli buah untuk oleh-oleh kedua orang tua juga Elida adik semata wayangnya. Ternyata es krim, mampu membuat Nada melupakan sejenak papanya.

     Setelah membayar, Elyana segera keluar swalayan. Baru saja keluar dari swalayan itu, pria yang tak sengaja ditabraknya tadi, baru saja selesai membeli karangan bunga yang membentuk lingkaran.

    Elyana buru-buru melangkah untuk menyebrang jalan.

     "Mbak," tahan lelaki itu. Elyana berdebar, dia takut pria itu mengenalinya.

     "Ini, sepatu anaknya terjatuh," ujar pria yang ingin segera Elyana hindari itu saking takutnya. Elyana membalikkan badan pelan, benar saja pria itu sedang memegangi sepatu Nada.

     "Oh, iya. Itu, sepatu anak saya. Terimakasih banyak, Mas," balas Elyana seraya meraih sepatu Nada dari tangan kanan pria itu.

     Elyana segera membalikkan badan. "Tunggu, sepertinya kita pernah bertemu. Kalau tidak salah sebulan yang lalu," ujarnya lagi menahan langkah Elyana. Elyana tidak menoleh, langkahnya tertahan.

     "Sepertinya tidak, Mas. Maaf, saya buru-buru," ucap Elyana.

     "Tidak. Saya masih ingat, saat bertemu kamu, saya melihat kamu menggendong anak juga. Dan saya masih ingat dengan wajah kamu. Memangnya kamu mau ke mana Mbak, seperti ketakutan? Perasaan kita bertemu tidak sengaja dua kali, tapi sikap Mbak seperti ketakutan. Sebenarnya Mbak mau ke mana?" tanya pria berkaca mata itu penasaran.

     "Oh, maaf, saya tidak ingat. Saya mau ke Sumuhun Dawuh. Kalau begitu, saya permisi." Elyana buru-buru melangkah meninggalkan pria itu.

     "Mbak, tunggu. Mbak mau ke Sumuhun Dawuh?" Sia-sia, karena Elyana sudah berjalan dan menyebrang.

     "Kenapa perempuan muda itu, seperti ketakutan saja? Padahal kalau memang dia ke Sumuhun Dawuh, aku bisa saja mengantarnya kalau dia ingin bareng," gumamnya.

     Pria itu segera memasuki mobilnya yang diparkir di depan swalayan. Sebelum menyalakan mesin mobil, sejenak ia termenung. Kesedihannya kembali mendera, lalu ia menatap karangan bunga. Tiba-tiba air matanya menetes tidak tertahan.

1
Nur Koni
jodoh ta akan kmn ya el raf
Nur Koni
akan ada mentari setelah mendung ya elya.... semangat menyongsong hidup tenang dan bebas dr tekanan laki2 egois kaya excel
Nur Koni
noh silahkan km hidup sama perempuan yg siap mengintervensi dan mendikte hidupmu.... hidup d bawah tekanan perempuan atas nama cinta buta.
itu nepsong doank.... yar je nuh tertekan jg akan kabur ga tahan
Nur Koni
ngimpi kamu cel... perempuan klu udh mslh hati... badai aja akan dterjang.... ga kaya kamu laki2 pecundang ego selangit jdin anak senjata untuk menang....
Nur Koni
kutukan atas perbuatan mu... karma d bayar tunai buat kamu excel....
Nur Koni
dah lah cel... nikmati aja hidupmu siap2 masuk dlm neraka dunia dengan perempuan yg kau banggakan krn cintamu.... d kasih istri speck surga dunia akhirat milih istri neraka dunia akhirat cel2
Nur Koni
bener bgt tuh mama gina.... anakmu yg dongok ini pasti anakn menyesal seumur hidup
Nur Koni
emang anakmu ga ngotak pak otaknya isinya cm nafsong doank
Nur Koni
excel ga ada usaha org dia cuma bermulit manis doank ga nunjukin keseriusan nya untuk berubah
Nur Koni
air mata buaya...
krn klu di depan elya diakan memunjukan kekuasaan nya bukan kesadaran akan kesalahan nya
Nur Koni
kesempatan gundulmu... itu cuma ketakutan mudoank bukan penyesalan.... dasar laki2 pecundang egoisnya ga ketulungan.... makan tuh penyesalan ga guna...
Nur Koni
karma apa ya yg pas buat laki modelan excel bgitu... penyesalan dan sakit hati doank rasanya ga cukup modelan bgitu mah....
Nur Koni
model laki yg ga ngotak inj.... otaknya isinya sepangkangan makanya hatinya jd batu ga kenal ksh sayang
Nur Koni
ada ya kehidupan militer yg model bgini... kasihan bgt istrinya... ko bisa bpk dan ibunya jg ga tau kelakuan anaknya... terlalu sembrono ort tua exel
Nur Koni
siap2 karma melanda hidupmu xel....
Yuce
terimakasih ceritanya dan lanjutkan👍
Nasir: Sama2 Kak.... lanjut ke karya yg lainnya ya.
total 1 replies
Yuce
egois, angkuh
Merry Marmut
seruuu
Nasir: Mksh Kak... 🥰🥰🥰
total 1 replies
Nurhayati Korompot
Biasa
Nurhayati Korompot
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!