NovelToon NovelToon
Kami Yang Tak Dianggap

Kami Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Arabella seorang anak perempuan yang menyimpan dendam terhadap sang Ayah, hal itu diawali sejak sang Ayah ketahuan selingkuh di tempat umum, Ara kecil berharap ayahnya akan memilih dirinya, namun ternyata sang ayah malah memilih wanita lain dan sempat memaki istrinya karena menjambak rambut selingkuhannya itu.

Kejadian pahit ini disaksikan langsung oleh anak berusia 8 tahun, sejak saat itu rasa sayang Ara terhadap ayahnya berubah menjadi dendam.

Mampukah Arabella membalaskan semua rasa sakit yang di derita oleh ibunya??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Pagi mulai datang, sinar mentari nampak begitu cerah, di dapur sederhana ini Sena nampak sibuk membuatkan bekal orang-orang rumah, aroma masakan janda dua anak ini begitu menyeruak, sampai-sampai tercium memenuhi ruangan dapurnya.

  Ara yang baru datang langsung menghirup bau sedap itu. "Wah harumnya masakan mamaku," ucap gadis itu sambil terus menghirup aroma ayam goreng yang membuat perutnya semakin keroncongan.

  "Kamu sudah lapar Nak?" tanya Sena dengan lembut.

  "Jangan ditanya, itu sudah pasti Ma," sahut anaknya itu sambil mengambil beberapa piring lalu di tatanya ke meja makan yang dekat di dapurnya.

  Setelah selesai dengan ayam gorengnya, tiba-tiba saja Sena teringat akan anak kecil yang tadi malam menginap di rumahnya. "Sayang, gimana Naira, apa sudah bangun?" tanya Sena.

  Sejenak Ara terdiam, ia merasa terenyuh jika harus membicarakan tentang anak kecil itu. "Ma, aku tidak tega membangunkannya, untuk hari ini saja biarkan anak itu libur sekolah dulu," pinta Ara.

  "Memangnya kenapa Nak?" tanya Sena memastikan.

  "Ma, anak itu tidur banyak mengigau, dengan tangisan dan jeritan, Ara yang ngelihatnya tidak tega sendiri Ma," cerita Ara.

  Sontak Sena langsung memegangi dadanya, entah kenapa hati wanita itu dari dulu mudah terenyuh. "Ya ampun Nak, hidup anak itu sangat berat, mengalahkan beban kita sebagai orang dewasa," ujar Sena dengan mata yang berkaca-kaca.

  "Benar sekali Ma, dan di saat melihat Naira aku merasa bersyukur mempunyai ibu seperti Mama, yang baik hati, dan selalu memperjuangkan kita berdua," sahut Ara.

  "Sayang, kalian berdua itu hidup Mama, mana mungkin Mama menyia-nyiakan kalian berdua," ungkap Sena sambil membelai rambut anaknya.

  "Tapi kenapa ayah kita tidak pernah bersyukur memiliki aku," ujar Ara.

  Seketika Sena jadi terdiam, ternyata anak gadisnya itu masih sama seperti dulu, menyimpan dendam kepada ayahnya yang memang tidak pernah mencarinya sampai saat ini.

  "Sayang sudahlah, gak baik menyimpan dendam terus menerus, ikhlaskan saja ya Nak," nasihat Sena.

  Ara mendengus kesal. "Gak semudah itu Ma, dan ingat Ara bukan Mama yang mempunyai hati baik dan lembut, Ara ingat sekali gimana wanita jahat itu sengaja datang ke sekolah dan sengaja memberi tahu tentang kehamilannya itu sehingga membuat Ara marah, dah hal yang paling menyakitkan ayahku sendiri tidak mempercayai kata-kataku," ucapnya penuh sedikit penekanan.

  Sena langsung memeluk anaknya, agar tenang berada di sisinya. "Nak sudahlah, buang saja dendam mu itu jauh-jauh. Gak baik Sayang, hidup menyimpan dendam apalagi pria itu merupakan ayah kandungmu," ujar Sena.

  Ara hanya terdiam, anak itu mana mungkin berani melawan ibunya, namun di dalam hatinya dendam itu sudah mendarah daging. 'Gak bisa Ma, kedua orang itu harus merasakan apa yang Mama dan Ara rasakan dulu,' ucapnya dalam hati.

  Sarapan sudah terhidang diatas meja, Arkana datang dengan balutan seragam yang sudah rapi, sementara Ara langsung melepas pelukan dari ibunya karena melihat Arkan yang berjalan menghampiri meja makan.

  "Selamat pagi, Mama ... Kakak ...," sapa anak laki-laki itu dengan hangat.

  "Selamat pagi juga pangerannya Kak Ara," sahut Ara yang memang selalu memanjakan adik satu-satunya itu.

  Ara pun langsung mendekat dan mengambil kursi duduk dekat adiknya, tangan mungil itu dengan cepat meraih piring mengambilkan nasi untuk adiknya terlebih dahulu.

 "Ayo dimakan," ujar Ara setelah mengambil nasi dan beberapa lauk.

"Makasih ya Kak," sahut Arkana dengan senyum yang merekah menunjukkan gigi depannya yang rapi.

  Setelah mengambilkan sarapan untuk adiknya Ara segera beranjak, ia pun mulai masuk ke dalam kamarnya, untuk memastikan keadaan anak itu.

  Sementara itu Arkan yang bingung dengan sikap kakaknya, ia pun langsung bertanya kepada ibunya. "Ma ... tumben Kakak gak ikut sarapan bareng aku?" tanya Arkana.

  Sena pun menanggapinya dengan senyuman hangat. "Kakakmu sedang melihat temanmu itu," sahut Sena.

  "Teman," pikir Arkana.

  "Iya temanmu, Naira. Anak itu tadi malam datang kesini," sahut Sena.

  Arkan langsung terkejut mendengar ucapan dari sang Mama, bahkan dirinya tahu betul bagaimana temannya itu selalu mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan dadi ibunya.

  "Ma, dia kasihan," ujar Arkan.

  "Iya Nak, Mama saja sampai tidak tega ngelihatnya," ujar Sena yang saat ini tengah mengambil posisi duduk samping anaknya.

 "Ma, kalau boleh minta, biarkan dia tinggal di sini saja bersama kita," pinta Arkana.

 Sena pun sempat terdiam, mengambil posisi anak seperti Naira bukanlah hal yang mudah apalagi dengan latar belakang orang tuanya yang sudah memperkerjakan anaknya di usia dini.

  "Heeemb, Mama gak bisa janji ya Nak," ujar Sena.

  "Ya Mama, kalau gitu aku mau minta bantuan sama Kak Sena dan Om dokter saja," sahutnya dengan sedikit manyun.

  Dan tidak lama kemudian, Naira datang bersama dengan Ara. Anak kecil itu begitu terkejut, dengan mata yang berbinar melihat hidangan sarapan diatas meja makan. Hal yang tidak pernah terjadi di dalam hidupnya.

  Ara pun mulai membelai rambut anak itu. "Naira ayo sarapan," ajak Ara.

 Naira berdiri terpaku, menatap meja makan yang penuh dengan hidangan sederhana tapi terlihat begitu mewah di matanya. Ada ayam goreng yang harum, sayur bening, sambal, dan sepiring tempe goreng hangat yang baru diangkat dari penggorengan.

  “Tante… beneran aku boleh makan bareng?” tanyanya lirih, suaranya hampir tak terdengar.

  Sena tersenyum lembut sambil mengusap bahu mungil itu. “Tentu saja, Sayang. Kamu bagian dari keluarga ini sekarang. Duduk, ya.”

  Mata kecil itu mulai berair. Ia menunduk, mencoba menahan tangis yang sudah menggantung di pelupuk. Ia duduk perlahan di kursi, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ada piring, sendok, dan gelas yang disiapkan khusus untuknya.

  Ara menatapnya sambil tersenyum. “Ayo makan, Nai. Kalau kamu gak makan, aku juga gak makan.”

  Arkana menambahkan, “Iya, aku juga. Kita makan bareng ya.”

  Naira akhirnya tersenyum kecil. “Kalian baik banget…” gumamnya pelan.

  Sena menatap ketiga anak itu dengan mata yang berkaca. Rasanya hatinya penuh sesak oleh kehangatan. Ia teringat masa lalu saat dulu dirinya sering khawatir apakah kedua anaknya bisa tumbuh tanpa kasih seorang ayah. Tapi kini, melihat mereka bisa berbagi kasih kepada anak lain, Sena merasa Tuhan telah menggantikan segalanya.

  “Naira,” ucap Sena lembut sambil menatap gadis kecil itu. “Mulai hari ini, jangan pernah merasa sendirian lagi, ya? Rumah ini terbuka buat kamu. Kalau kamu capek, lapar, atau takut, ke sini aja, Nak.”

  Air mata Naira menetes satu-satu. Ia menatap wajah lembut itu, lalu pelan-pelan memeluk Sena. “Tante… aku sayang Tante.”

  Pelukan kecil itu begitu tulus, membuat Sena tak kuasa menahan tangis. Ia balas memeluk dengan erat, mengusap punggung kecil Naira.

  “Ssst… udah, Sayang. Sekarang makan dulu, ya. Kalau kamu terus nangis nanti ayamnya keburu dingin,” ujar Sena sambil tertawa lembut, berusaha mencairkan suasana.

  Ara dan Arkana ikut tertawa kecil, suasana hangat kembali mengisi pagi itu. Suara sendok dan garpu mulai beradu di atas piring, berganti dengan tawa ringan dan candaan kecil dari Ara yang menggoda adiknya.

  Namun di sela tawa itu, Sena hanya bisa menatap dalam diam. Ia sadar, kehadiran Naira membawa sesuatu bukan hanya rasa iba, tapi juga cahaya kecil yang mengingatkan mereka semua tentang arti kasih sayang yang sesungguhnya.

  Hatinya berdoa dalam diam, “Ya Allah, kalau anak ini datang padaku karena Engkau ingin aku melindunginya, maka kuatkan aku untuk menjaga titipan kecil ini dengan sepenuh hati.”

  Dan di sudut hatinya yang lain, ada rasa cemas yang samar. Sebab Sena tahu, dunia di luar sana tidak akan tinggal diam. Masih ada orang-orang yang bisa datang merenggut kebahagiaan sederhana ini kapan saja.

  Tapi untuk saat ini pagi itu terasa sempurna. Karena di meja sederhana itu, ada tiga anak dan satu ibu yang saling menguatkan dengan cinta yang tulus.

"Ya Allah jangan biarkan kebahagiaan ini memudar," ucapnya dengan lirih.

Bersambung ....

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
ayo Ara selidiki Ika secepatnya
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suanti
ika tukar ank cowok demi hancurkan rmh tangga sena beri ika kena karma 🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
Naira Ara Arkan saudarah se ayah
Siti Koyah
ini anak sidirga sama si ika trus d tuker
Rafkah: bodoh si ika..ank ny trsiksa..malah ank org di raja kn.
total 1 replies
Siti Dede
Typonya bertebaran thor
Ayumarhumah: Iya Kak nanti aku revisi. gak tahulah hp keyboard ku😇😇
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
apa mungkin ini anak nya wanita pelakor itu yg di tukar itu
Bak Mis
gak tau malu juga nih pelakor 😃😃😃
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
kenapa gak di tangkap aja tuh orang "jahat itu
Bak Mis
ini pria gak liat gadis itu seperti anak nya sendiri
Bak Mis
nih bocah masih kecil udah b
janji "aja tuh
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
nah gitu dong bagus banget Ara,gak seperti mamanya yg masih nungguin
Bak Mis
makanya kalau di kasih rejeki dikit udah banyak gaya
Bak Mis
oh jadi gitu ya ibu mertuanya juga gak sayang sm menantu pertama nya
Bak Mis
akhirnya smg kedepan nya mereka ber3 slalu bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!