Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Bab 1 Ulang Tahun Dan Anniversary

Bismillah, karya baru. Semoga Allah limpahkan rejekinya dan pembaca banyak yang suka. 🤲🤲

     "Mas, kamu masih di mana? Aku tunggu kepulangannya." Pesan WA itu terpaksa Elyana tulis setelah beberapa kali menghubungi suaminya sama sekali tidak direspon.

     Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Elyana sudah menunggu kepulangan Excel sejak ba'da Maghrib tadi. Hari ini merupakan hari anniversary pernikahan ketiga mereka sekaligus bertepatan dengan hari ulang tahun Excel yang ke 32 tahun.

     Namun, setelah ditunggu dua jam, Excel tidak muncul-muncul. Elyana sedih melihat sang putri yang sejak tadi menunggu papanya pulang, sampai dia ketiduran karena ngantuk.

     "Papa, Papa," celoteh Nada, gadis kecil yang usianya kini baru menginjak dua tahun lebih, dengan wajah yang sedih. Akhirnya bocah batita itu tertidur di dalam stroller karena lelah menantikan kepulangan sang papa.

     "Jadi, ini bagaimana Non, makanannya sudah dingin. Apakah disimpan saja di pendingin agar besok masih bisa dimakan?" tanya Bi Ocoh menatap pilu sang majikan, seakan merasakan kesedihan yang dirasakan Elyana.

     "Tidak usah, Bi. Biarkan saja. Nanti kalau sampai jam 10.00 malam belum pulang juga, saya yang akan bereskan sendiri," ucap Elyana masih berharap suaminya akan pulang sebelum jam 10 malam.

     "Baiklah, Non. Kalau begitu, saya ke dapur dulu," pamit Bi Ocoh seraya berlalu.

     Elyana berjalan menuju kaca jendela, sembari menyingkap gorden, menatap keluar, berharap mobil sang suami tiba-tiba muncul.

     "Belum ada tanda-tanda," helanya kasar. Ini kali kedua suaminya tidak hadir, disaat ulang tahun pernikahan sekaligus ulang tahunnya sendiri.

     "Apakah akan berakhir sama seperti tahun kemarin?" tanyanya bergumam. Elyana menutup kembali gorden itu, lalu berjalan menghampiri meja yang berada di ruang tengah, yang di atasnya sudah terhidang kue ulang tahun serta makanan spesial yang dimasaknya tadi bersama Bi Ocoh.

     Lilin yang dipasang di tengah-tengah, kini mulai menyusut ketinggiannya, sumbunya habis dibakar api.

     Elyana menatap stroller, di sana sang putri sedang tidur nyenyak. Bocah yang tadi sempat menyebut sang papa, kini hanya terdengar helaan nafas yang teratur.

     Elyana mendorong stroller itu pelan, dia membawanya ke dalam kamar, lalu menempatkan Elyana di kasurnya sendiri. Namun, masih dalam satu ruangan dengannya.

     Nada, putri kecil itu masih tidak terganggu, meskipun Elyana memangku tubuhnya untuk dipindahkan ke kasur.

     "Bobolah, Sayang. Nanti, sebentar lagi papa pulang. Sepertinya papa memang sibuk," bisiknya di dekat daun telinga sang putri berusaha menghibur, meskipun tidak direspon bocah kecil itu.

     Elyana kembali menuju ruang tengah, dia masih setia menanti kepulangan suaminya, berharap masih bisa merayakan ulang tahun pernikahan sekaligus ulang tahun sang suami.

     Karena lelah berdiri dan sejak tadi hanya Hp nya yang sibuk dia perhatikan, Elyana menduduki salah satu kursi lalu meraih gelas yang diisinya air bening. Rasa haus yang sejak tadi dia rasakan, kini hilang ketika air bening itu masuk ke dalam kerongkongannya.

     Jam di tangan sudah menunjukan pukul 21.00 Wib, rasa kantuk sudah menjalar. Sesekali Elyana menyandarkan kepalanya di kursi untuk menahan kantuk. Namun, lama-lama ia melabuhkan kepalanya di atas meja beralaskan tangan sebagai bantalnya.

     Elyana sepertinya tertidur, sampai suaminya pulang dia tidak menyadarinya.

     "Den Excel, Non Elyana sudah menunggu sejak tadi. Sepertinya Nona sangat ngantuk, sehingga ketiduran di meja ini," lapor Bi Ocoh sembari menunjukkan jarinya ke arah Elyana yang tertidur di atas meja.

     Excel menatap Elyana dengan intens, di dalam hatinya terbersit rasa sesal, karena telah dua kali dalam hari ulang tahun pernikahannya, dia tidak pernah hadir.

     Excel berlalu setelah beberapa saat menatap Elyana, tidak ada maksud untuk membangunkan, karena ia tidak ingin mengganggu rasa nikmat ketika Elyana tidur.

     "Den Excel memang seperti itu sejak dulu. Tidak pernah mengganggu Non Elya jika sudah tertidur. Tapi, apakah benar tidak ingin mengganggu atau memang tidak perhatian?" Bi Ocoh membatin.

     Tidak ingin ikut campur masalah majikan prianya, Bi Ocoh lebih memilih membangunkan Elyana. Dengan menepuk bahunya pelan, untuk membangunkan Elyana.

     "Non, bangun. Den Excel sudah pulang," bisik Bi Ocoh sembari menepuk bahu Elyana.

     Tepukan yang ketiga, Elyana mulai menggerakkan badan, lalu menggeliatkan tangan. Elyana akhirnya tersadar dan bangun.

     "Bi Ocoh," serunya kaget karena sudah ada Bi Ocoh di samping.

     "Maafkan saya, Non, karena sudah membangunkan Non Elya. Den Excel sudah pulang lima menit yang lalu. Dia langsung ke kamar setelah melihat Nona tertidur pulas," lapor Bi Ocoh, wajahnya merasa bersalah karena telah membangunkan Elyana.

     "Tidak apa-apa, Bi. Lalu, kenapa Mas Excel tidak membangunkan saya?" heran Elyana.

     "Mungkin Den Excel tidak mau mengganggu tidur Non Elya. Sepertinya tidak enak melihat Nona yang terlelap," ujar Bi Ocoh memberi alasan yang hanya dugaannya semata.

     "Oh, baiklah. Saya akan menyusul suami saya dulu, mau menanyakan apakah mau makan malam atau tidak." Elyana bangkit lalu bergegas menuju kamar. Bi Ocoh menatap kepergian Elyana dengan perasaan iba yang dalam. Sudah dua kali suami dari majikan perempuannya ini tidak pulang dengan tepat disaat Elyana ingin memberikan kejutan yang sama seperti tahun lalu.

     Elyana tiba di kamar, tidak ada Excel di sana. Namun suara gemericik air di dalam kamar mandi serta seragam dinas yang berhamburan di atas ranjang, menandakan kalau suaminya sedang membersihkan diri.

     Elyana segera meraih seragam dinas Excel, lalu ia gantung di kastop. Setelah itu, ia menuju lemari menyiapkan baju ganti atau baju tidur untuk Excel.

     Meskipun Elyana sudah sering dikecewakan Excel, akan tetapi ia selalu berusaha bersikap manis dan tersenyum atas nama cinta, karena jujur Elyana mencintai Excel. Excel adalah cinta pertamanya meskipun pernikahan mereka hanyalah hasil perjodohan.

     "Mas Excel, baru mandi Mas. Aku sudah siapkan baju ganti," ujar Elyana saat melihat Excel keluar dari pintu kamar mandi.

    Excel tersenyum sekilas lalu menghampiri baju ganti yang sudah disiapkan Elyana, kemudian memakainya.

     "Mas, mau makan malam sekarang atau ...."

     "El, aku minta maaf. Aku tidak bisa pulang dengan cepat. Kamu tahu sendiri, di kantor kedatangan siswa sangat membludak," alasannya cepat, memotong kalimat yang diucapkan Elyana.

     "Tidak apa-apa, Mas. Aku maklum. Kamu mau makan?" balas Elyana meskipun dalam hati kecewa.

     "Aku sudah makan di kantor."

     "Oh. Ya sudah tidak apa-apa, Mas. Lagipula makan malam terlalu larut, memang kurang baik untuk kesehatan. Aku menyiapkan itu, sekalian hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun atas tiga tahun pernikahan kita serta ulang tahun kamu yang ke-32."

     "Dan maaf, aku tidak bisa memberikan apa-apa. Hanya ucapan dan doa saja." Elyana meraih tangan Excel lalu menciumnya dan berdoa di sana.

     "Oh, ya, Mas. Tadi Nada menunggu kamu sebelum ia tidur, memanggil-manggil kamu, papa papa," lanjut Elyana.

     Excel tertegun ketika mendengar bahwa putri kecilnya tadi sebelum tidur sempat menunggunya dan memanggil dirinya. Excel menghampiri Nada yang terlelap di kasurnya, lalu mencium penuh kasih sayang kening sang putri tercinta.

NB: Hai Readers, mohon mampir di karya terbaru saya ya. Dan jangan lupa dukungannya, ya. Lovu u all.🥰🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Naz Shafa

Naz Shafa

mampir thor..izin baca ya 🙏🏻

2025-05-12

1

Dewi Oktavia

Dewi Oktavia

sedih x baca y tor

2025-05-13

1

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

baru awal saja sudah nyeseg....

2025-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ulang Tahun Dan Anniversary
2 Bab 2 Sedatar Lapangan Bola
3 Bab 3 Elyana Khawatir
4 Bab 4 Sebuah Perhatian Yang Ironi
5 Bab 5 Sebuah Penemuan Di Saku Kemeja
6 Bab 6 Penemuan Foto Dan Sebuah Insiden
7 Bab 7 Sikap Ketus Excel
8 Bab 8 Pertengkaran Dan Pengakuan Excel
9 Bab 9 Elyana Mulai Mendiamkan Excel
10 Bab 10 Melampiaskan Amarah
11 Bab 11 Kebodohan Elyana
12 Bab 12 Pelukan Terakhir
13 Bab 13 Excel Yang Culas
14 Bab 14 Pergi
15 Bab 15 Excel Marah
16 Bab 16 Surat Dari Elyana
17 Bab 17 Dompet Elyana Jatuh
18 Bab 18 Kedatangan Kedua Orang Tua Excel
19 Bab 19 Kemarahan Orang Tua Excel
20 Bab 20 Bu Gina Sakit, Excel Resah
21 Bab 21 Excel Menemukan Elyana
22 Bab 22 Keegoisan Excel
23 Bab 23 Wejangan Mama Mertua
24 Bab 24 Elyana Terus Terang
25 Bab 25 Nada Sebagai Senjata
26 Bab 26 Elyana Kabur
27 Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing
28 Bab 28 Kabar Duka
29 Bab 29 Firasat Orang Tua
30 Bab 30 Nasib Yang Sama, Takdir Berbeda
31 Bab 31 Kedatangan Besan
32 Bab 32 Pertemuan Elyana dan Excel
33 Bab 33 Permohonan Bu Gina
34 Bab 34 Dua Pilihan Yang Sulit
35 Bab 35 Keteguhan Elyana
36 Bab 36 Kemarahan Orang Tua Excel
37 Bab 37 Di Balik Duka Dan Nada
38 Bab 38 Gara-gara Kulit Pisang
39 Bab 39 Menikmati Pasar Malam
40 Bab 40 Diantar Pulang
41 Bab 41 Menjenguk Bu Gina
42 Bab 42 Kekecewaan Excel
43 Bab 43 Ancaman Elyana
44 Bab 44 Pertengkaran Sengit
45 Bab 45 Keputusan Elyana
46 Bab 46 Bercerai
47 Bab 47 Pembicaraan Orang Tua Excel
48 Bab 48 Excel Terpuruk, Elyana Bersinar
49 Bab 49 Penemuan Excel
50 Bab 50 Undangan Owner Skin Care
51 Bab 51 Pria Bersuara Bass
52 Bab 52 Duda Jalur Duka VS Duda Jalur Pisah
53 Bab 53 Siapa Sih Pria Suara Bass Itu?
54 Bab 54 Pertemuan Kembali Dengan Rafka
55 Bab 55 Menalak Erni
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Ulang Tahun Dan Anniversary
2
Bab 2 Sedatar Lapangan Bola
3
Bab 3 Elyana Khawatir
4
Bab 4 Sebuah Perhatian Yang Ironi
5
Bab 5 Sebuah Penemuan Di Saku Kemeja
6
Bab 6 Penemuan Foto Dan Sebuah Insiden
7
Bab 7 Sikap Ketus Excel
8
Bab 8 Pertengkaran Dan Pengakuan Excel
9
Bab 9 Elyana Mulai Mendiamkan Excel
10
Bab 10 Melampiaskan Amarah
11
Bab 11 Kebodohan Elyana
12
Bab 12 Pelukan Terakhir
13
Bab 13 Excel Yang Culas
14
Bab 14 Pergi
15
Bab 15 Excel Marah
16
Bab 16 Surat Dari Elyana
17
Bab 17 Dompet Elyana Jatuh
18
Bab 18 Kedatangan Kedua Orang Tua Excel
19
Bab 19 Kemarahan Orang Tua Excel
20
Bab 20 Bu Gina Sakit, Excel Resah
21
Bab 21 Excel Menemukan Elyana
22
Bab 22 Keegoisan Excel
23
Bab 23 Wejangan Mama Mertua
24
Bab 24 Elyana Terus Terang
25
Bab 25 Nada Sebagai Senjata
26
Bab 26 Elyana Kabur
27
Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing
28
Bab 28 Kabar Duka
29
Bab 29 Firasat Orang Tua
30
Bab 30 Nasib Yang Sama, Takdir Berbeda
31
Bab 31 Kedatangan Besan
32
Bab 32 Pertemuan Elyana dan Excel
33
Bab 33 Permohonan Bu Gina
34
Bab 34 Dua Pilihan Yang Sulit
35
Bab 35 Keteguhan Elyana
36
Bab 36 Kemarahan Orang Tua Excel
37
Bab 37 Di Balik Duka Dan Nada
38
Bab 38 Gara-gara Kulit Pisang
39
Bab 39 Menikmati Pasar Malam
40
Bab 40 Diantar Pulang
41
Bab 41 Menjenguk Bu Gina
42
Bab 42 Kekecewaan Excel
43
Bab 43 Ancaman Elyana
44
Bab 44 Pertengkaran Sengit
45
Bab 45 Keputusan Elyana
46
Bab 46 Bercerai
47
Bab 47 Pembicaraan Orang Tua Excel
48
Bab 48 Excel Terpuruk, Elyana Bersinar
49
Bab 49 Penemuan Excel
50
Bab 50 Undangan Owner Skin Care
51
Bab 51 Pria Bersuara Bass
52
Bab 52 Duda Jalur Duka VS Duda Jalur Pisah
53
Bab 53 Siapa Sih Pria Suara Bass Itu?
54
Bab 54 Pertemuan Kembali Dengan Rafka
55
Bab 55 Menalak Erni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!