BENIH TARUHAN

"Leka bisa keruangan saya," ucap Ricard di sambungan interkom nya.

"Baik tuan," jawab Leka.

Leka dengan cepat meraih buku catatannya dan mengetuk pintu ruangan sang boss.Setelah mendapatkan jawaban akhirnya Leka masuk ke dalam ruangan itu.Namun,saat dia melihat sosok yang dia sangka sudah pergi ternyata dia masih duduk manis di sofa dengan tab di pangkuan nya.

"Duduk Ka," ucap Ricard menyuruh Leka untuk duduk.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya Leka tanpa menghiraukan keberadaan Nico.

"Leka,mungkin ini terkesan mendadak tapi, ini adalah sebuah peluang untuk perusahaan ini dan juga mengembangkan lebih lebar bisnis fashion DIPTA Group saya dengan Yana,kita akan berangkat ke Amerika lusa dan untuk itu kepemimpinan di Perusahaan kita akan di handle langsung oleh di rektur utama DIPTA Group yaitu Pak Nicolas.." ungkap Ricard melirik ke arah Nico yang masih sibuk dengan tab nya.

"Hahh ?!" spontan Leka langsung bereaksi dengan ucapan Ricard.

" Ahh..maaf maksudnya gimana ya tuan,kenapa bisa Nic..emm.. maksudnya pak Nico menggantikan posisi tuan Ricard?"tanya Leka yang merasakan pasokan oksigen dalam dirinya berkurang.

"Begini Leka,Pak Nico adalah pewaris DIPTA Group dan beliau menggantikan tuan besar dan untuk sementara akan menghandle pekerjaan di kantor cabang yaitu perusahaan kita.Jadi,saya minta sama kamu untuk bekerja sama dengan pak Nico dengan baik seperti layaknya saya dan kamu.Tolong,nanti kamu email semua scedule saya ke email pak Nicolas.Sampai sini ,kamu paham kan Ka?" tanya Ricard.

"I_iya saya paham tuan."jawab singkat Leka dengan senyum di paksakan.

"Ya sudah kamu bisa kembali bekerja dan kalau sudah selesai kamu sudah bisa pulang duluan,sudah jam empat lebih Ka.." ucap Ricard.

"Baik tuan,saya permisi." ucap Leka pamit untuk keluar dari ruangan nya.

Keluar dari ruangan bossnya rasanya begitu lega dan juga terasa plong . Atmosfer yang ada di dalam ruangan itu sungguh membuat dirinya tak nyaman.

...****************...

"Assalamualaikum.." salam dari Leka mendapatkan jawaban dari seseorang yang ada di dalam rumah.

Ceklek.

"Ibu.." ucap gadis kecil yang menyambut Leka membuka pintu.

"Haii sayang...mama kamu mana?" tanya Leka pada sosok gadis kecil bernama Syabila.

"Mama ada di belakang." ujar sang bocah.

"Ehh..mba sudah pulang," ucap perempuan yang tak jauh umurnya dengan Leka.

"Iya Fit,mbok sama aki nginep yaa?" tanya Leka pada Fitri yang tak lain adalah keponakan dari mbok Tun mempunyai satu putri yang setahun lebih tua dari kedua anaknya.

"Iya bibi sama paman nginep di rumah saudaranya.Mba nggak papa aku tinggal sama anak-anak?" tanya Fitri.

"Nggak papa lah,sudah biasa on Fit.Kalau kamu mau pulang nggak papa ,kasihan si Candra nanti nggak ada kamu dirumah." ucap Leka.

"Okelah,aku pulang sama Syabila.. anak-anak dari tadi ada di kamar mba," terabg Fitri.

"Iyaa..terima kasih sudah mau direpotin sama mba yaa.."

"Apaan sih mba,aku sudah anggap mba itu mbak ku sendiri." ujar Fitri yang memang seorang anak tunggal.

Sepeninggal Fitri,Leka masuk ke kamar si kembar.

"Assalamualaikum.."ucap Leka saat masuk ke dalam kamar anaknya.

"Wa'alaikumsalam.."jawab keduanya.

Leka dengan perlahan mendekati kedua anaknya yang sedang sibuk dengan alat tulisnya.

"Abang sama adek lagi ngapain?" tanya Leka duduk di samping Aura.

Terlihat Aura yang sibuk menggambar dan Elang yang sedang membaca sebuah buku.

"Aura lagi gambar kita."ucap Aura yang sedang mewarnai.

"Gambar kita,boleh bunda lihat?'

"Boleh," jawab Aura menyerahkan buku gambar nya pada Leka.

"Adek bisa kasih tahu siapa ini,nanti bisa adek kasih nama," ucap Leka

"Ini Bunda,ini Abang,ini adek dan ini,papa." ujar Aura dengan menunjuk gambar yang terlihat berbaris.

Deg.

"Papa,"batin Leka

Rasanya seperti di hempaskan dari ketinggian dan terjatuh terhempas begitu saja.

Elang menghentikan aksinya membaca dan menutup buku bacaanya dengan segera mendekati sang adik.

"Adek ,kita kan berlima.Harusnya adek gambar bunda,Abang,adek,aki Udin sama mbok Tun.Kenapa adek gambar orang yang nggak ada ?!" ucap Elang begitu tidak sukanya dengan gambar yang Aura gambar.

"Tapi,kalau keluarga harus ada papa nya bang..." ngotot si bungsu.

"Keluarga juga bisa tanpa papa,kayak kita tetap saja di bilang Keluarga.." bantah Elang

"Sudah-sudah..nggak papa adek gambar begini,tinggal di kasih nama.Gambar adek bagus kok..,sudah ya bang,jangan berantem.Sekarang kalian terusin belajar nya bunda mau ke kamar bunda dulu." ucap Leka dan langsung pergi dari kamar anaknya dan masuk ke dalam kamar nya.

Rasanya sesak dan sangat sulit untuk Leka bernafas saat anak-anak nya menyinggung papa mereka.Walaupun Elang selalu menutupi rasa ingin tahunya.Namun,Leka tahu anak sulungnya itu pun ingin tahu siapa papanya seperti teman-temannya yang bisa bercerita tentang sosok papa.Walaupun ada sosok Mang Udin yang selalu mengajarkan kepada keduanya dalam agama namun,tetap saja itu beda.Manja mereka pun tidak selepas anak-anak pada umumnya yang manja dengan papanya.Leka hanya bisa menangis sendirian di dalam kamar nya.

...****************...

Pagi menjelang,mata indah Leka baru saja terbuka saat merasakan sinar matahari pagi yang melongok di balik tirai jendela kamarnya.

"Jam berapa ini,kok sudah terang amat," gumam Leka meraba ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

"Astaghfirullahal'adzim..jam enam pagi !!" ucap Leka melonjak kaget melihat jam sudah terlampau siang untuknya.

Leka segera ke luar kamarnya dan menuju kamar anaknya.Dengan cepat Leka membangunkan kedua buah hatinya dan memandikan mereka.Setelah rapi Leka ke dapur untuk siapkan susu dan segara menaruhnya ke atas meja makan.Mengoleskan selai ke atas roti dan meletakkan nya ke atas piring yang ada di depan Elang dan Aura.

Sementara anaknya sarapan dia segera menyiapkan dirinya untuk bersiap untuk bekerja.

Jam 6:30 Leka bergegas menuju tempat sekolah sikembar lalu langsung melajukan mobilnya ke arah kantornya.

Sampai di parkiran kantor Leka pun langsung menuju dimana ruangannya berada.Leka dengan cepat memperbaiki penampilan nya yang memang dari rumah dia belum memoles wajah nya dengan alat make up nya.

Leka pun segera membersihkan meja kerjanya.Beruntung direktur utama yang menggantikan Ricard belum datang.Mulai hari ini dia harus terbiasa berinteraksi dengan orang sudah membuat hatinya luka dari enam tahun lalu berusaha dia lupakan namun,dia tiba-tiba saja muncul kembali di hadapannya.

Setelah dirasa sudah rapi,Leka langsung masuk ke dalam ruang kerja Ricard yang serat apa pagi dia yang bersihkan.

Menata dokumen-dokumen dan juga mengelap dan juga mengepel ruangan itu.Ricard memang sudah terbiasa Leka yang membersihkan ruangannya.

Leka bernafas lega setelah menyelesaikan tugas nya membersihkan ruangan sang bos,akhirnya dia memutuskan untuk segera keluar dari ruangan itu.Karena dia berjalan dengan menundukkan kepalanya dia tak menyadari jika Nico baru saja masuk ke ruangan itu dan alhasil jidat Leka terbentur dada bidang Nico.

"Auuusstttt..."

Bersambung