Sebuah Keluarga Kerajaan kecil harus terpisah karena adanya pemberontakan yang terjadi di Istana. Mega Mona dan adiknya Anis Mona bersama Ifan Iskandar, suami Mega dan Argo Iskandar harus terpisah karena pemberontakan seorang Kakak yang sudah berubah jadi Monster. Ifan yang melawan Monster itu hilang ingatan dan terluka parah diselamatkan oleh sebuah Cahaya. Sedangkan Mega dan Anis harus terpisah dari Argo. Anis hilang ingatan karena saat dia lari dari Monster dia masih berumur 7 tahun dan sangat ketakutan yang membuat dia hilang ingatan.
10 tahun berlalu. Mereka dipertemukan karena Celah Hitam yang membuat mereka bersatu dengan para Ksatria pilihan dan berusaha melawan para monster itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Jarin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbincang
Setelah dia yakin tidak ada yang aneh, dia turun ke dapur dan membantu Bibi Sina dan
meminta Argo untuk menghubungi Renaldi seperti yang sudah diperintahkan oleh Ifan semalam Kemudian Argo berjalan kea rah kamarnya untuk menghubungi Renaldi, manager yang seumuran dengan kakaknya
Sekitar 30 menit kemudian. Ifan turun ke bawah dengan memakai baju yang ternyata sudah disiapkan oleh Argo sebelumnya Lelaki berumur 31 tahun yang tampal gagah itu duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Argo pun menyusul kakaknya duduk di dekat kakaknya.
"Apa kau sudah menghubungi Renaldi?"
"Sudah kak Kata Kak Renaldi, dia akan ke rumah ini. Dia senang kakak selamat dari musuh Dia akan menjemput kakak ke Restoran Istana"
"Kau tidak ikut?"
"Aku mau ke kampus, kak Hari ini ada pertemuan Ketua Komunitas di Universitas Metropolis ini. Kami akan mengadakan demo ke Rektor tentang UKT. Kami tak may mahasiswa yang pintar dan dari kalangan bawah akan terhenti kuliahnya karena UKT tersebut
"Aku senang dengan kegiatanmu. Argo. Teruskan melawan kedzaliman penguasa Bumi" Dia memejamkan matanya Sepertinya kau akan bertemu dengan seorang teman lama dan seorang Bidadari yang akan membantu kita"
"Bagaimana kakak mengetahuinya?"
"Hanya Firasatku Argo dan kau jangan terlalu polos dalam berteman Usahakan untuk mansari mereka dengan cincinmu Cincin itu bukan sekedar cincin biasa tapi itu pemberian Ibu Ratu yang punya banyak manfaat dan Ketika terdesak atau sudah waktunya akan mengeluarkan. senjata untuk melawan musuh" Lalu Ifan mengeluarkan Tongkat waktunya dan cincin Argo terbang kea rah Ifan kemudian Cincin yang dipegang Argo berputar putar lalu berpendar, Argo hanya melihat apa yang dilakukan kakaknya
"Kau harus melatih instingmau Argo. Jangan Cuma fisik yang kau latih. Kalau kau bisa melatih instingmu kau akan tahu siapa saja yang akan menjadi bagian pasukan kita." "Baik Kak. Aku akan melaksanakan perkatanmu"
Ifan lalu mengeluarkan sebuah Cahaya yang kemudian masuk ke dalam tubuh Argo. "Setelah ini berangkatlah ke kampusmu dan latihlah instingmu. Tapi sekarang pejamkan
matamu sejenak Perintah Ifan dan Argo melaksanakannya Di dalam penglihatannya dia melihat seorang gadis cantik yang sudah besar dan dia mengenali gadis itu. Ada pesta dan seorang bayi laki laki dalam gendongannya dan dia melihat seorang Perempuan dewasa yang memakai mahkota Ratu dengan wajah sedih. Tapi kemudian dalam penglihatannya Gadis itu dan dirinya tertidur dan tiba tiba dia terbangun karena Ifan mengguncang tubuhnya dengan keras.
"Apa yang kau lihat"
"Anis dan seorang bayi" kata Argo dan dia terdiam seienak. Dia ingin mengatakan banva ada Mega di sana dengan mahkota Ratu tapi dia takut Ifan sedih
Ifan tersenyum. "Kau tahu maksudnya?"
"Apakah...?" Argo menjawab ragu rau
"Ya kau tahu maksudku"
Dan Argo terdiam sempurna. Pantas dia Ketika ingin mendekati Perempuan yang dia taksi kebanyakan sudah punya pacar atau tunangan. Dia adalah seorang lelaki yang juga bisa jatuh cinta walaupun cinta itu cinta monyet. Ternyata garis jodohnya sudah ada dan dikenal sejak kecil. Tapi bukankah boleh dia saat itu berusaha untuk menyukai yang lain karena tidak ada yang memberitahunya tentang hal perjodohan Anis dan Argo saat itu.
Bibi Sina masuk ke ruang keluarga "Paduka, Sarapan yang saya buat sudah siap. Silakan masuk ke ruang makan." Kata Bibi Sina masih dalam mode menunduk. Dia masih belum berani untuk memandang Raja Ifan termasuk Panglima Tom yang merasa gagal melindungi Ratu Mega dan Putri Anis.
"Ayo, kita sarapan. Jangan jalani harimu tanpa sarapan" Ifan mengatakan kata kata yang sering didengarnya saat sebelum masuk ke Dunia Lain dengan wajah datar padahal Argo sudah mau tertawa tapi melihat Ifan seperti itu dia tidak berani tertawa. Dia tetap memilih diam selama perjamuan sarapan walaupun itu kakaknya sendiri. Dia tak mau menyinggung kakaknya. Dia ingin kakaknya tetap bahagia.
BERSAMBUNG