Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Bagian 1 — Isekai Slime - 27 Chapter
- Bagian 2 — Princess and Princess - ?
- Sinopsis -
Setelah bertahun-tahun dibully oleh orang-orang kaya, Sion akhirnya mencapai batas kesabarannya. Dengan amarah yang telah lama dipendam, ia meluapkan segala emosinya tanpa peduli pada konsekuensinya.
Namun, kepuasan itu hanya sesaat. Pada akhirnya, Sion memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri—tanpa penyesalan sedikit pun.
Tapi tak seperti kebanyakan orang, kematiannya bukanlah akhir. Ia terlahir kembali di dunia lain.
Akankah Sion berjuang untuk mencapai puncak? Tetap menjadi korban? Atau justru berbalik menjadi sosok yang menindas?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Batasan Arc
[Lise—Devolica PoV]
Sekarang saatnya pertarungan terakhir, pertarungan yang paling ditunggu-tunggu. Pertarungan yang akan menentukan pemenangnya.
Orang-orang sudah memenuhi Tribun penonton, bahkan raja dan ratu juga ikut untuk menyaksikan sendiri.
Akhirnya dua orang yang akan menjadi puncak pertandingan ini telah muncul di arena. Kizumi Thirta berjala—Ah tidak, lebih tepatnya ia melayang tipis. Menggunakan sihir angin di kakinya membuatnya seakan bergerak tanpa menggerakkan kakinya.
Sementara itu Sion dengan penyamarannya yang masih bertahan juga berjalan memasuki arena. Namun ada yang aneh, rambutnya... Di ujung rambutnya terlihat berwarna hitam. Apa warna putihnya memudar?
"Baiklah, ini adalah puncak pertarungannya. Mari kita saksikan kerajaan mana yang akan menang tahun ini. Pertarungan... Dimulai!"
Hening sejenak, Sion dan Kizumi sama sekali tidak bergerak. Mereka menunggu lawannya bergerak lebih dulu.
Karena sudah beberapa detik hanya diam tidak bergerak, akhirnya Kizumi menyerang lebih dulu. Kecepatannya itu... Jangan-jangan! Speed?
Diluar dugaan dia bisa menggunakan itu juga, Sion juga melesat mengandalkan Wind Booster dengan tanah sebagai tumpuannya.
Wushh—!
Kizumi melancarkan serangannya dengan pedang besarnya yang ia putar-putar di udara. Sampai akhirnya berbenturan dengan pedang Sion.
Krankk—!
Percikan api terlihat ketika pedang mereka saling beradu. Sion selalu menghindari beberapa serangan dari Kizumi. Kurasa dia tau bahwa ada serangan yang tidak bisa ia tangkis.
Kizumi dengan lincahnya melakukan kombinasi serangan, yang membuat Sion mau tidak mau harus menahan serangannya. Sampai akhirnya membuatnya terpental menabrak dinding arena.
"Masih belum!" seru Kizumi.
Ia kemudian melesat membelah angin dan melakukan sabetan diagonal kearah Sion yang baru saja menyeimbangkan fondasinya.
"Emphasize, Amplifier, Gravity," gumam Sion.
Ia kemudian melancarkan serangan balik dengan tebasan dengan arah yang sebaliknya. Namun, kali ini Sion berhasil membuat Kizumi itu terpental kebelakang walau tidak mempengaruhi apapun.
Dengan sihirnya Kizumi kembali menyerang dengan sebuah bacokan, yang ditahan oleh Sion secara langsung. "Get burned," ucapnya yang kemudian membuat disekitar mereka menjadi dipenuhi api yang semakin menjalar keseluruh arena.
"Jangan kau pikir ini bisa mengalahkanku!"
Kizumi menyatukan tangannya. "Full Water Splash."
Wushhh—!
Api padam, arena menjadi basah akibat serangan itu. Terlihat keduanya masih berdiri tegak mengeluarkan aura yang lebih kuat dari sebelumnya.
Sion melompat tinggi, gerakannya begitu ringan di udara, ia kemudian memberikan tendangan mengenai wajah Kizumi.
Bugh—!
Tendangannya berhasil memberikan efek, namun belum selesai. Kizumi memberikan serangan bertubi-tubi dengan sihirnya.
"Thousand Swords Lightning!"
Ribuan pedang petir kini menghujani arena. Sion menghindari semuanya dengan berputar-putar di arena, gerakannya cepat refleknya juga bukan main-main, sungguh diluar dugaan.
Hoo~ Jadi dalam lima tahun bocah ini sudah mencapai tingkat seperti ini.
BOOM—!
Serangan kembali dilanjutkan oleh Kizumi yang masih menggila dengan sihirnya. "Tidak akan kubiarkan! Fire Dragon!"
Seekor naga besar yang mulai terbentuk dari api dan mengarah ke Sion. Tak tinggal diam Sion juga menyerang balik.
"Punch... Dragon Seal!"
Dia juga punya kekuatan Naga? Ah tidak heran sih, karena ada Liana. Segel Naga bukanlah kekuatan yang lemah.
Rantai emas dari lingkaran sihirnya Sion mulai mengikat Naga api milik Kizumi. Naganya semakin diikat sekarang sudah tidak bisa bergerak.
"Hancurkan!"
BOOM—!
Ledakan besar tercipta akibatnya. Arena dipenuhi debu sesaat, sampai akhirnya memperlihatkan dua orang yang saling beradu pedang lagi.
Krank—!
"Leon Valenciaaa!" Kizumi memberikan serangan bertubi-tubi terus-menerus, wajahnya mengeras terlihat kesal, kurasa karena belum bisa menang. "Akan kuhabisi kau!"
Sementara itu Sion tetap tenang, menghindari setiap serangan dengan gerakan mulus tanpa kesalahan. Sesekali memberikan tendangan balik.
...---...
[Sion PoV]
Orang itu, Kizumi. Terus menerus mendesakku, setiap serangannya berat, membuatku harus terus menghindar. "Gravity." Dengan Gravity aku berhasil menekannya sedikit.
Walau itu tidak mengurangi kecepatannya, karena ia menggunakan Speed—Sihir Kecepatan tingkat tinggi. Memang tidak secepat Lise, tapi tetap saja merepotkan.
"Wind Cutter!" serunya yang kemudian mengeluarkan tebasan-tebasan angin kecil nan tipis.
Beberapa berhasil kuhindari dengan peringan, tapi tetap saja beberapa tetap menggoresku. Tak berhenti ia kemudian melompat tinggi dan menembakkan rentetan bola api.
"Full Power Fireball."
Boom—! Boom—! Boom—!
Serangannya membuat banyak kerusakan di arena, kekuatan seperti ini memang sangat sulit untuk dikalahkan. Suara para penonton juga semakin nyaring meneriakkan kata-kata penyemangat yang ditujukan pada Kizumi.
Selagi dia masih berada di udara aku mengambil kesempatan untuk menyerangnya. "Inferno!" Lingkaran sihir besar muncul tepat dibawahnya, mengeluarkan semburan api panas yang berskala besar.
Ia yang terjebak didalamnya kemudian memasang penghalang disekitarnya. Tentu saja itu berhasil, meski Inferno belum padam, tapi penghalangnya itu juga sangat kuat. Sama sekali tidak ada kerusakan, seakan mustahil untuk menghancurkannya.
Tadinya aku ingin bilang begitu, tapi...
Aku melihat ke tribun paling atas, terlihat Lise yang sedang tersenyum kearahku. Senyumannya terasa hangat, tersampaikan padaku.
Benar juga yah, apapun itu... Akan kuhancurkan jika menghalangiku.
"Lepaskan Batasan—Arc Heart!"
Punggungku terasa panas, karena simbol Arc yang menyala disana. Namun, ini masih belum seberapa, saatnya menghancurkan penghalangnya.
Aku mengepalkan tinjuku sekuat mungkin, menarik energi sihir disekitar dan menumpukannya. Setelah Inferno padam aku langsung melesat dan memberikan pukulan pada penghalangnya itu.
BOOM—!
"Hah?! Kau pikir hanya tinju saja bisa menghancurkan penghalangku?"
"Masih belum."
Brak—! Brakk—!
Pukul lagi, pukul lagi, pukul lagi!
Aku memberi pukulan bertubi-tubi, yang diikuti dengan Amplifier, Emphasize, dan Gravity. Terus-menerus sampai menyebabkan sedikit retakan pada penghalangnya itu.
Pukulan terakhir!
"Arc Break!"
Boom—! Krankk—!
Penghalangnya akhirnya hancur, tak diam saja dia langsung menyerang balik, hampir memberikan pukulan pada wajahku, namun sempat kuhindari.
Aku akhirnya membenarkan fondasiku lagi dan mengeluarkan pedangku semula. Bagitu juga dengannya yang sudah mengambil pedangnya yang sebelumnya terjatuh.
"Kau benar-benar memaksaku yah."
Ia menutup matanya sejenak, kemudian saat ia membuka matanya kembali sebuah simbol muncuk di dahinya. Membuat kekuatannya bertambah drastis, cukup untuk menekanku mundur.
Ia hilang dari pandanganku dan tiba-tiba ada dibelakangku dengan melancarkan sebuah pukulan, yang mana kutahan dengan menyilangkan kedua tanganku, walau tetap membuatku terpental.
Dengan pedang ditangan kirinya ia kemudian kembali melesat dan memberikan pukulan kuat lagi dengan tangan kanannya, sesekali menebasku dengan pedangnya. Sama sekali tidak boleh kena satu pun serangannya, jika tidak akan berbahaya bagiku.
...---...
[Kizumi PoV]
Aku benar-benar tidak menduga ini, seseorang yang terlihat lemah tapi malah menekanku dan memaksaku untuk menggunakan kekuatan warisan keluargaku.
Benar-benar diluar dugaan.
Dan juga apa-apaan Rune aneh di tangannya itu, terasa panas saat aku menyentuhnya. Seperti terbakar oleh api, namun lebih panas lagi.
Apa dia bertarung sambil menahan panas seperti itu? Dan dari tadi dia terus-menerus menggunakan tiga sihir gabungan di tangannya.
Dengan gerakan yang ringan namun cepat ia kembali menyerang, tapi kali ini menggunakan pedangnya dan bukan tinju.
Tebasan horizontalnya berhasil kutangkis dengan arah sebaliknya. Denting logam terdengar ketika pedang kami sedang beradu.
Semakin lama, Rune di tangannya itu semakin menyala terang, membuat serangannya semakin berefek. Meski sudah memakai warisan tetap saja aku seimbang melawannya, sangat sulit melampaui orang ini.
Aku harus menang, demi 'dia'. Aku pasti akan menyelamatkan dia, jika ada yang menghalangiku. Maka, akan kusingkirkan semuanya!
"Aghh! Thirta's legacy! Whole Side!"
Lingkaran sihir mengelilinginya, meski ia mencoba untuk menjauh tapi ia sudah tertangkap oleh rantai-rantai yang mengikatnya. Meskipun sangat mengesalkan wajahnya itu tetap saja datar, seakan dia belum terkenal masalah.
"Ohh Dewaku..."
Lingkaran sihir besar muncul diatasnya, ini saatnya untuk mengakhiri ini. "Bunuhlah musuhku, tidak perduli siapapun dia, aku meminta tolong padamu!"
Dia masih mencoba membebaskan diri tapi benar-benar tidak bida melakukan apapun lagi. Dia pasti akan mati disini—kalau pun tidak mati juga pasti cacat.
"Hahahaahahaha!" Aku menggila, sebentar lagi 'dia' akan kembali padaku. "Hukuman Dew—" Belum selesai dengan sihirku tiba-tiba kesadaranku lenyap. Semuanya menjadi gelap. Sebelum kesadaranku hilang aku mendengar suatu kata dari orang itu, tapi aku tidak bisa mengingatnya karena sudah tenggelam dalam kegelapan.
Kesadaranku telah kembali, dan aku baru saja melihat pria itu sudah berada di depanku dengan kekuatan yang sudah menumpuk di pedangnya.
"Murasame—Zan!" serunya.
Setelahnya pandanganku kembali kabur dan sekali lagi tenggelam dalam kegelapan. Yang kurasakan hanyalah sakit diseluruh tubuhku...
...---...
Author :
Yeahh... Selesai juga, sorry ya kemaren ga up. Soalnya dapet 500 kata doang kemaren, niatnya mau kelanjutin pas siang. Jadi tidur bentar, eh malah nyampe jam 5 baru kebangun. Jdi ga kelanjut dan harini baru kutulis. Walau ga sebanyak pas fight-nya Lise, tpi mayanlah. Moga puas yak.