NovelToon NovelToon
Hello Tuan Harlan

Hello Tuan Harlan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Kesempatan kembali ke masa lalu membuat Reina ingin mengubah masa depannya yang menyedihkan.

Banyak hal baru yang berubah, hingga membuatnya merasakan hal tak terduga.

Mampukah Reina lari dari kematiannya lagi atau takdir menyedihkan itu tetap akan terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran Harlan

Hendro kedatangan tamu yang membuat jantungnya berdebar sangat kencang.

Belum kelar masalah anak tirinya, kini dia harus mengahapi Harlan dan Desta Dewangga langsung dikediamannya.

Bagaimana tubuhnya tak menggigil ketakutan, dua manusia yang terkenal kejam di dunia bisnis itu kini bahkan datang secara pribadi ke rumahnya.

Hanya Meike yang justru menatap penuh kagum pada dua orang tamunya.

Dia tak tahu seberapa mengerikannya dua orang itu hingga membuat suaminya sendiri bahkan sudah berkucuran keringat sejak tadi.

Sialan, orang kaya emang beda auranya. Biarpun sudah tua, tapi Tuan Desta masih terlihat gagah. Andai aku bisa mengenalnya dulu, pasti aku lebih memilih dia dari pada Hendro.

Elyana lagi, di mana sih anak itu, masih aja belum pulang, kalau aja dia di sini aku udah minta dia buat tebar pesona pada lelaki bernama Harlan ini.

Keduanya duduk menghadap Meike serta Hendro, Lui serta beberapa pengawal berjaga di belakang atasan mereka.

"Selamat datang di kediaman saya Tuan Desta. Mohon maaf jika pelayanan kami tidak memuaskan, karena kami benar-benar terkejut dengan kedatangan kalian yang tiba-tiba."

Ucapan Hendro menurut Desta seperti sebuah sindiran baginya.

Desta tersenyum, bukannya melega, Hendro justru makin terlihat menciut nyalinya.

"Aku tahu kamu bermasalah dengan perusahaan kami saat ini. Meski aku tidak turut andil saat itu, tetap saja kamu bermain-main dengan perusahaan kami Tuan Hendro."

"Sa-saya minta maaf, kami akan segera menyelesaikannya Tuan Desta—"

"Menyelesaikan?" sela Harlan yang sejak tadi memilih diam.

Suasana berubah mencekam kala putra tunggal Dewangga itu berbicara.

"Anda tahu apa yang dilakukan putra Anda itu Tuan Hendro?"

Hendro terdiam, sebab dia tak tahu apa pun, saat sakit Laksmana-lah yang mengambil alih kepemimpinannya.

"A-ada apa Tuan?"

Harlan menatap Hendro dengan tajam. "Dia menjual produk kerja sama kita yang gagal. Lalu ... Menggunakan merek dagang yang belum kita sepakati. Jelas bukan, jika itu merugikan saya berkali lipat, karena mencantumkan nama merek dagang Dewangga."

Mata Hendro terbelalak seketika. Dia tahu jurang neraka akan segera terjadi karena ulah bodoh anak sulungnya.

Refleks Hendro berlutut dihadapan keduanya memohon ampun.

"A-ampuni saya tuan. Maafkan sikap anak saya yang masih muda. Saya yakin dia pasti bermaksud baik agar kami bisa segera menyelesaikan masalah dengan kalian, mohon maafkan saya—"

"Maaf? Dengan cara apa? Bahkan jika kami mengakuisisi perusahaanmu pun kamu masih memiliki hutang cukup banyak pada kami. Ingat, bukan hanya materi, kelakuan kalian yang merusak reputasi Dewangga atas kecerobohan putramu, bagaimana kamu menggantinya?"

Hendro menunduk, dalam hati dia menyesali tindakan gegabah Laksamana yang tanpa memberitahunya. Kini mereka semakin terperosok ke dalam kehancuran.

Meike hanya bisa diam sebab dia tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Namun yang pasti dia sadar jika keluarganya sedang terancam, melihat dari sikap sang suami yang jelas sekali ketakutan.

Laksmana ni buat masalah apa sih, sampai orang berkuasa seperti mereka murka bukan main.

"Sa-saya tidak tahu lagi harus apa Tuan Harlan. Adakah solusi yang bisa Anda berikan untuk menebus kesalahan kami?"

Tepat setelah mengatakan itu Elyana datang. Mata gadis itu terbelalak saat melihat tamu ayah tirinya.

Astaga dia malaikat dari mana? Tampan sekali?

Meike segera bangkit dan mendekati anaknya. "Kamu dari mana saja hah! Kenapa baru pulang sekarang!" bisik Meike kesal.

"Maaf mih, El ketakutan jadi memilih nginap di rumah teman," sembari berbicara dengan ibunya matanya terus melirik Harlan.

Sayangnya lelaki itu seperti tak menggubris keberadaannnya membuat Elyana tersinggung.

Meike segera menarik anaknya untuk duduk bersamanya. Berharap Harlan akan terpikat dengan putrinya itu.

"Maaf tuan-tuan ini putri saya Elyana."

Tak ada yang menggubris ucapannya, membuat dia malu sekaligus geram.

"Apa kamu yakin dengan ucapanmu?" jawab Harlan pada pertanyaan Hendro.

Hendro menengadah menatap mata Elang Harlan yang menusuk. Dia pasrah, tak ada harapan dia membela diri. Dirinya hanya berharap, jika memang perusahaannya diakuisisi oleh Group Dewangga, dia masih bisa bekerja di sana.

"Berikan putrimu padaku," ucap Harlan datar.

Mata Hendro terbelalak sempurna. Sedangkan Meike dan Elyana tersenyum bahagia. Mereka berpikir jika yang dimaksud Harlan adalah Elyana.

Cih, dari tadi kamu ngga lirik aku, ternyata kamu berusaha menutupi kekaguman kamu ya tampan.

Astaga keinginanku terkabul, akhirnya aku bisa naik tingkat menjadi nyonya paling berkuasa, pikir Meike.

"Pu-putriku?" Hendro tercekat, dia bingung siapa yang dimaksud oleh Harlan.

Elyana kah? karena yang Harlan lihat adalah putri tirinya. Namun dia tak berani bersuara.

"Tentu saja Tuan Harlan, kami bersedia—" sela Meike antusias.

Harlan baru pertama kali melirik wanita itu dan mengernyit heran.

Desta lantas tersenyum tipis lalu kembali mengusai pembicaraan.

"Kami ingin meminta putri kandungmu Tuan Hendro."

"Reina?"

"Benar."

Meike dan Elyana terkejut bukan main karena Harlan ternyata menginginkan Reina bukan Elyana seperti pikiran mereka.

"Apa kalian enggak salah? Yang lebih cocok dengan Tuan Harlan adalah putri saya Elyana. Kalian belum melihat Reina bagaimana—"

Meike menghentikan kalimatnya. Ia ingat pertengkaran suami dan anak pertamanya, hingga menyebabkan sang suami masuk rumah sakit.

Di sana Laksmana sempat bertanya kenapa Reina bisa ada di perusahaan lelaki yang bernama Harlan.

Mereka pernah bertemu. Apa mungkin lelaki tampan itu terpikat dengan Reina. Enggak, aku yakin gadis sialan itu sudah menjual dirinya pada Tuan Harlan dan meminta pertanggung jawaban dia. Dasar murahan.

Harlan kembali mengabaikan Meike dan menatap Hendro.

"Kami akan menyiapkan pesta pernikahan segera. Anda cukup diam dan tak banyak bertingkah, cukup jelaskan pada Reina dan membuat anakmu itu bersedia," jelas Desta.

"Tunggu Tuan! Bukankah lebih baik anak saya Elyana? Lihatlah, dia cantik, anggun dan juga cerdas—"

Meike tak terima, dia masih berusaha memperlihatkan keunggulan Elyana dibanding anak tirinya yang menurutnya tak ada apa-apanya dengan sang putri.

"Tuan Hendro, sebaiknya Anda mengajari istri Anda dalam berbicara. Anda tentu tahu setiap keputusan yang kami ambil tentu tidak sembarangan."

Meike kesal bukan main, dia merasa dipermalukan, begitu pun dengan Hendro. Lagi-lagi istrinya membuat malu dirinya.

"Maafkan saya Tuan Desta."

"Apa maksud Anda? Saya hanya menawarkan pilihan terbaik. Apa kalian tidak melihat keberadaan putri saya? Apa yang dilakukan Reina pada kalian, hingga kalian menginginkan gadis itu!"

Harlan tertawa kencang, membuat suasana semakin mencekam bagi yang tahu kenapa suasana tiba-tiba berubah.

Lui sebagai asisten bahkan sudah merinding.

Mulutmu harimaumu Nyonya. Musnah sudah kau kini.

"Sebenarnya aku tidak suka merendahkan orang lain. Tapi sejak tadi, Anda selalu menyela dipembicaraan bisnis kami Nyonya."

Ucapan Harlan yang perlahan entah kenapa membuat nyali Meike menciut. Aura mengintimidasi dari lelaki itu bahkan membuat tubuhnya bergetar karena takut.

"Perbedaan antara anakmu dan Reina jelas sangat mencolok. Anda yakin mau dengar?"

Hendro menarik napas, dia merutuki kebodohan istrinya. Tentu saja seorang Dewangga tak mungkin mengambil keputusan tanpa pikir panjang, meski dia sendiri bingung kenapa pemuda itu memilih putrinya.

"Dia keturunan Angkasa murni. Asal usulnya jelas. Kepribadiannya bagus. Sebagai seorang keturanan angkasa, dia juga pekerja keras, bahkan rela bekerja meski ayahnya masih mampu menghidupinya."

Penjelasan Harlan tak urung merendahkan Hendro yang terlihat sekali tak memedulikan nasib anaknya.

"Lalu apa layak anak dengan keturunan yang jelas bersanding dengan anakmu?"

Meike mengepalkan tangan dengan amarah yang membuncah. Dia tak suka jika dirinya dan sang putri direndahkan meski memang itu kenyataannya.

Saat Meike hendak melawan, Hendro segera menghentikan niat sang istri.

Cukup sudah mereka mencari masalah pada Dewangga. Jangan sampai Meike menambah rumit keadaannya.

Harlan lantas meminta Lui untuk mendekat. Lui tahu apa yang diinginkan atasannya. Lelaki itu segera mengeluarkan sebuah map ke meja dan memberikannya pada Hendro.

"Apa ini Tuan?"

"Surat pemutusan hubungan antara Anda dengan Reina. Ah meski Anda memang sudah membuang anak Anda dan memberikan dia nama keluarga ibunya. Tetap saja saya tak ingin direpotkan dengan hubungan keluarga. Segala macam kerugian yang kalian akibatkan, akan aku hapuskan setelah persetujuan ini kita sepakati."

Tubuh Hendro melemah, dia memang telah menghapuskan nama Reina Angkasa menjadi Suwito, tapi melepas secera keseluruhan hubungan mereka, dirinya benar-benar bimbang.

.

.

.

Lanjut

1
Dapllun
semangat kak, aku tinggalkan komentar ku disini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!