Jasmin Renata Luis, wanita cantik, mandiri dan tangguh, di usia yang baru 22 tahun, dia sudah terbiasa hidup susah setelah kematian kedua orang tuanya. Membanting tulang setiap harinya demi menghidupi kebutuhannya dan ke tiga anak kembarnya, Rio Putra Luis, Reno Putra Luis, dan si cantik Riana Putri Luis.
Memiliki Triple bagi Jasmin adalah anugrah yang di kirim Tuhan untuknya, Triple sek olah-olah di kirim untuk menjadi pengganti kedua orang tuanya. Dia selalu menikmati semua moment berharga bersama ke tiga buah hatinya setiap hari.
Ya akibat perbuatan yang di lakukan oleh lelaki yang dia sendiri tidak tau itu membuahkan hasil tiga malaikat bayi-bayi kecil yang tak berdosa, yang tumbuh menjadi anak-anak cerdas, suka menolong dan genius. Di tengah-tengah hinaan, cacian yang selalu dia terima karena hamil tanpa seorang suami dan menganggap Jasmi seorang perempuan nakal.
Akan kah triple berhasil mencari keberadaan ayahnya? dan mampukah tripel menyatukan kembali mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Puspitasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Selalu Berdebat.
Mobil yang di Kendari oleh Wili, sudah sampai di depan gedung perusahaan Wijaya. Tripel yang melihatnya pun begitu kagum dengan bangunan dan besarnya perusahaan Wijaya tersebut, terlihat dari betapa comelnya mulut Riana dan Reno yang dari tadi bertanya terus tentang perusahaan Wijaya pada sang Opa. Sedangkan Abang Rio terlihat tenang-tenang saja tidak terdengar suaranya bahkan tapi jangan salah mata dan pendengaran di pasang dengan benar oleh Abang Rio, terlihat dia melirik kesana kemari memastikan semuanya aman, jangan lupa sorot mata tajamnya yang membuat Om Wili, yang melihat semua gerak gerik Abang Rio, dari tadi begitu kagum dengan ketenangan dan kewaspadaan serta kepekaan yang di miliki Abang Rio. Sepertinya Abang Rio lebih dari Tuan Niko dulu, bahkan Tuan Adam Dan Tuan Bima saja bukan tandingannya pikirmu Wili saat menyaksikan dan melihat sendiri Abang Rio, dari dekat bahkan sangat dekat.
" Wah besal na perusahaan Daddy Bima? Liat di Cana banak banak Om danteng na? Liana cuka cekali ini. Becok becok Liana mau itut Daddy kelja aja bial tetemu Om danteng itu," Kata Riana dengan semangatnya saat masih di dalam mobil.
"Dacal denit na, " Sindir Reno dengan sengit menatap tingkah adiknya itu.
" Sudah sayang, ayo di turun dan masuk kedalam," Pinta Papa Adam menengahi perdebatan kedua cucunya itu. Lalu tatapan matanya melihat cucu pertamanya itu sedang menggambar dengan tenang, sambil sesekali melirik keadaan sekitarnya. Semua itu tak luput dari penglihatan Papa Adam dari tadi, bahkan di sama sekali tak terganggu dengan suara berisik kedua adiknya dari tadi.
Lalu setelah memastikan semuanya aman, Wili segera turun dari mobilnya dan membuka kan pintu mobil di bagian Tuan Besar itu, terlihat Papa Adam membantu kedua cucunya untuk turun. Sedangkan Abang Rio, sudah turun dari tadi dia tidak mau di bukakan pintunya oleh Om Wili. Di lobby Perusahan Wijaya terlihat Kendra bersama Anisa sudah menunggu untuk menyambut kedatangan Tuan Besarnya yang menggantikan Bima di kantor, meraka berdua tidak tau kalau anak kembarnya Bosnya itu juga ikut. Tadi Galang hanya memberikan informasi kalau Tuan Besar yang akan me kantor hari ini dan meminta Anisa menyiapkan tiga komputer untuk di tempatkan di ruang Bima, begitu lah yang di perintahkan Galang tadi.
" Apa mereka bertiga keponakanku Anisa ?" Tanya Kendra pada Anisa yang berdiri di sampingnya. Saat melihat tiga anak kecil yang berwajah mirip sekali dengan sepupunya dan Om nya itu, apa lagi yang perempuan itu benar benar versi sepupunya dan begitu menggemaskan di mata Kendra.
"Benar Tuan Kendra. Meraka anak Tuan Bima, karena aku pernah bertemu dengan yang yang jalan bersama asisten Tuan Niko dan yang di gandeng Tuan Besar itu. kalau yang bergandengan dengan Nyonya saya belum pernah melihatnya? Tapi kata Galang anak Tuan Bima, kembar tiga," Jelas Anisa pada Kendra.
"Aku sebenarnya penasaran dengan mereka dan ingin bertemu dengan meraka bertiga. Rencananya nanti sepulang dari kantor aku akan kerumah Tante. Eh malah sekarang meraka semua ikut ke kantor," Ujar Kendra dengan tatapan matanya yang melihat ke arah Tripel yang sedang berjalan masuk ke gedung perusahaan.
Sedangkan di luar gedung terlihat beberapa pengawal yang di tugaskan Wili, atas permintaan Bima, untuk menjaga dan mengikuti kemana pun Tripel dan kedua orang tuanya pergi. Meraka semua sekarang sudah berdiri di depan pintu masuknya perusahaan, dan di ujung ada Kendra dan Anisa yang menunggu kedatangan Tuan Besar Wijaya.
" Apa Liana cudah tantik Abang na?" Tanya Riana pada Abang Rio yang berada di sampingnya.
"Tantik dali mana na citu? Olang tayak gentong gitu, " Sahut Reno dengan nada mengejeknya.
" Bialin tayak gentong yang penting Liana na tantik na? Dali pada citu gemblot, cuma Ngombol Bauk na," Ujar Riana membalas ejekan Reno sambil terkekeh.
"Heh tamu kila endak ngompol citu talau malam!!!! Tamu itu ngompol na banak banak cekali, " Kata Reno dengan tatapan sengitnya pada Riana.
"Diam kalian berdua!!!" Ucap Abang Rio dengan tegas melihat keduanya, lalu berjalan duluan bersama Om Wili yang berada di belakangnya.
"Tamu cih Leno mulut na nakhal," Ujar Riana yang menyalakan semuanya pada Reno. Lalu Riana mengajak Opa nya untuk segera menyusul Abangnya untuk meminta maaaf.
" Dacal Liana gemblo!!! Apa apa calah Leno," Kata Reno dengan mulut cemberutnya.
" Sudah sayang, ayo kita susul meraka? Bukan kah kita kesini untuk berkerja. Lihat ini udah siang nanti perkejaan Reno nggak selesai tepat waktu," Ucap Oma Diana mencoba memberikan nasihat pada cucunya itu. Lalu menggandeng tangan mungil Reno untuk segera memasuki gedung menyusul yang lain.
*****
" Selamat pagi Tuan dan Nyonya Wijaya. Dan selamat pagi juga Tuan Muda Kecil dan Nona Kecil, " Ucap Kendra dan Anisa kompak setelah berharap, lalu bersalaman.
" Pagi juga Kendra? Terima kasih sudah mau di repotkan oleh Bima. Sayang kenalkan ini Om Kendra sepupunya Daddy Bima, dan ini Tante Anisa asistennya Daddy Bima juga sama seperti Om Galang," Ucap Papa Adam menjelaskan pada cucunya itu.
" Talam tenal Om cepupu danteng na? Atu Liana, ini Abang Leno dan itu Abang Lio. Tami anaknya Daddy Bima dan Mommy Dasmin," Ucap Liana memperkenalkan dirinya dan kedua Abangnya itu.
"Salam kenal kembali ponakan Om Kendra. Kenapa kalian lucu sekali," Jawab Kendra yang berjongkok di hadapannya Riana sambil memeluknya.
" Telima tacik Om. Memang Liana ini tantik cekali," Ujar Riana dengan percaya dirinya.
"Astada tamu itu dengal endak cih? Lucu bukan tantik Liana na. Tuping na lucak sih," Sindir Reno dengan sengit pada adiknya.
"Diam!!! Tante Anisa bisa antar Abang ke ruangan Daddy sekarang? Dan kalian berdua Abang hukum nggak ada yang boleh makan es krim hari ini," Ucap tegas Abang Rio sebelum berjalan mengikuti Anisa.
"Potok na ini cemua calah Leno!!! Cemua gala gala Leno. Liat kan Abang na malah malah," Ucap Riana dengan berkaca-kaca dan berjalan ke arah Opa meminta di gendong.
" Tamu juga calah !!! Dasal endak sadal dili na jadi olang," Jawab Reno dengan ketus.
" Sudah sayang, ayo kita susul Abang dan kita meminta maaf sama Abangnya? Kendra kami duluan ya? Jangan terkejut meraka bertiga memang seperti itu. Nanti kamu akan tau dengan sendirinya sifat-sifat mereka tak jauh beda dengan Daddy nya, " Ucap Mama Diana pada ponakannya itu sebelum pergi menyusul sang suami dan cucunya itu sambil mengendong Reno.
Kendra sendiri yang menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan melihat kepergian Tantenya dengan bengong. Di dalam pikirannya kita anak sepupunya itu benar benar mengagumkan apa lagi sifatnya yang berbeda beda. Dan si centil dan gemoy Riana begitu lucu dan sangat menggemaskan pasti sang Mama kalau bertemu akan suka pikir Kendra.
