Savana Mahesa (20tahun) mencintai Adrian Santoso (27tahun).
mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya,
tak ada yang bisa menolak kesepakatan itu selain dari pada kedua belah pihak.
Adrian membenci Savana yang selalu mengejarnya, karna prinsipnya adalah sejatinya wanita adalah dikejar bukan mengejar.
Savana menghalalkan segala cara agar bersama dengannya, membujuk kedua orang tua Adrian agar dijodohkan.
orang tua Adrian yang begitu menyayangi Savana akhirnya setuju dengan sarannya.
tapi setelah hari kematiannya, jiwanya tersangkut dan tidak sampai pada alam baka,
memohon pada Tuhan agar diberi kesempatan ke dua untuk menjalani kehidupan yang baik, dan berjanji tidak akan mengusik Adrian lagi, dan pergi sejauh mungkin dari kehidupan Adrian, itu adal tekadnya.
tapi bagaimana jadinya jika Adrian malah tidak ingin melepaskannya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketakutan Adrian
DI kantor, Adrian duduk dengan gelisah entah kalimat Savana atau hal lainnya, pikirannya kacau, jantung nya berdebar keras mengapa demikian?
Dia tiba tiba takut kehilangan Savana. bagaimana jika gadis itu bersungguh sungguh mengakhiri hidupnya hanya karena tidak ingin menikah dengannya, kata itu mengusik ketenangan hatinya, berfikir Savana sudah pernah melakukan sebelumnya tentu saja dia bisa saja kembali melakukan percobaan bunuh diri kali ini, hanya saja situasinya berbeda, tapi apakah mungkin?
Adrian lelah bertengkar dengan batinnya akhirnya dia memutuskan meninggalkan kantor tanpa sepengetahuan asistennya.
Dia mengemudi dengan kecepatan tinggi menuju kediaman mahesa. Didalam mobil dia merutuki kebodohannya, niat hati hanya ingin mengancam savana, tapi Savana malah balik mengancam nya menggunakan dirinya sebagai tameng. Tentu saja dirinya adalah kelemahan Adrian tanpa Savana ketahui sebenarnya.
Setelah sampai didepan kediaman Mahesa, Adrian berlari dengan tergesa gesa, masuk kedalam rumah dan menaiki tangga, Adrian mengabaikan bibi Jen yang sedang memanggilnya,
"Apa terjadi sesuatu dengan nona Savana?" ucap bibi Jen ikut menyusul Adrian ke atas.
Adrian membuka pintu dengan keras dan melangkah masuk, Tiba tiba tubuhnya membeku melihat gadis yang dia khawatirkan beberapa saat lalu tergeletak dilantai, Mata Adrian memerah menepuk pelan pipi Savana, "hei, sayang, jangan bercanda! ini tidak lucu"
Adrian membentaknya, dan suaranya memantul hingga langit langi dikamar,
"sayang, jangan membuatku takut, kamu dengar aku kan tadi, meskipun kamu mati aku akan menyusul mu Savana" Adrian berkata sambil memeluk tubuhnya, dia terlihat kacau.
Jari telunjuk Adrian terulur dibawah hidung Savana, menghela napas kasar dia kemudian menggendong Savana dan membawa nya kerumah sakit,
Ketika bibi Jen melihat Savana yang tak berdaya, dia terkejut dan berpikir, apa yang sebenarnya terjadi disini?
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Sesampainya dirumah sakit, Adrian dan beberapa perawat lainnya mendorong brangkar rumah sakit masuk keruang UGD. Dokter itu mencegat Adrian agar tidak ikut masuk kedalam,
Dia akhirnya duduk dikursi tunggu, meremas rambutnya dengan kedua tangan.
Adrian mungkin berfikir Savana berniat mengakhiri hidupnya,
lihat saja dirinya! dia yang mengancam eh dia pula yang ketakutan.
Pikirannya sudah bercabang kemana mana, jika Savana benar benar meninggalkan nya dia harus menyusul Savana Dengan jalur apa? mati dengan cara apa? dilindas mobil, gantung diri, oper dosis obat tidur dan masih banyak lagi pikirnya.
Setelah beberapa menit, Dokter itu keluar dan menutup pintu.
Adrian melangkah kearah dokter yang Mengani Savana, "bagaimana keadaannya?"
"Apakah pasien mengalami tekanan akhir akhir ini? semacam cemas atau ketakutan berlebihan? ketika seseorang merasa cemas akan sesuatu hal dalam hidupnya atau pernah mengalami sesuatu yang amat sulit dan penuh stres, dia akan terkena serangan panik" ucap dokter tersebut.
Adrian terlihat bingung, menyadari itu dokter kembali menjelaskan, "Serangan panik merupakan perasaan takut yang datang secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat"
"Gangguan ini disertai reaksi fisik sebagai respons terhadap situasi yang dianggap mengancam, meskipun mungkin sebenarnya tidak benar-benar mengancam. Kondisi ini termasuk dalam gangguan kesehatan mental"
Adrian tertegun, tidak salah lagi dialah penyebab Savana seperti ini, jadi Savana takut dengannya? dia tidak tau harus mengatakan apa lidahnya kelu.
Adrian masuk keruang rawat Savana, diranjang rumah sakit, Savana terbaring lemah dan terdapat cairan infus ditangannya.
Duduk disana memegang jari jari kecil nan lentik itu lalu mengecupnya perlahan.
"sayang meski kamu gila sekalipun aku tidak peduli! Savana aku sudah Secinta ini apalagi yang membuatmu tidak ingin bersamaku? Apakah caraku mengejar mu salah? Apakah mencintaimu juga kesalahanku? jangan menolak ku hanya karna kamu tidak ingin bersamaku, beri aku kesempatan dan pencerahan bagaimana baiknya dan seharusnya" ucap Adrian mengecup keningnya, dia menyeka air mata yang menetes disudut mata gadis itu.
Adrian tahu Savana sudah terbangun sejak dia masuk keruangan itu.
"Pikiranku berantakan, aku melakukan berbagai cara kotor untuk menahan mu di sisiku, mengikatmu adalah keinginanku jauh dari lubuk hatiku, aku bisa melakukan apapun untukmu asal kamu tidak menginginkan aku menjauh darimu, Savana aku Cinta dan ter obsesi denganmu, apakah perasaan seperti ini akan menghancurkan ku?"
Savana mengepalkan tangan air matanya mengalir deras disudut matanya dia tetap menutup mata mendengarkan setiap kalimat yang dilontarkan Adrian padanya. hingga Suara lirihnya terdengar, "Adrian kamu bermasalah, kamu sakit!!"
Adrian ikut berbaring disisinya dan memeluk tubuhnya, dia mencium pipi Savana dan jari jarinya menghapus jejak air mata lalu berkata,
"kita berdua sedang sakit sayang terutama dibagian hati" ucapnya menuntun tangan Savana di dekat jantungnya,
"Disini sakit Savana sesak sekali rasanya, jangan lagi mengancam ku, karena kelemahan ku saat ini adalah dirimu sendiri"
Setelah mengatakan itu Adrian mencium bibirnya dengan menuntut ingin lebih dan lebih lagi.
tangan nakal itu masuk kedalam baju Savana, Entah apa yang dia cari di dalam Sana,
Hingga Savana terisak, disela sela tangisnya dia berkata,
"Adrian, aku bisa Gila kamu begini! berhenti melecehkan ku!!
Adrian menghentikan gerakan tangannya, "Sayang, kita akan gila bersama kalau begitu, Aku tidak bisa berhenti Savana. Aku ketagihan!! siapa suruh kamu se candu ini"
Adrian kembali menciumnya dengan lembut, memegang tangan Savana, yang terus menahannya.
Suara Adrian terdengar barat, "Savana Sayang aku ingin lebih! Aku jadi Serakah Sekarang, bolehkah?"
"Jangan sembarangan Adrian ini Dirumah sakit!! apakah kamu tidak merasa malu menindas pasien yang sedang tidak berdaya,? kamu sangat tercela"
Catatan Author:Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu. -
Makasih sudah mengikuti Samapi disini ☺️☺️☺️