Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 27
Andara sangat malu setelah sadar apa yang baru saja terjadi, dia pun segera masuk ke kamar mandi.
Ceklek
Oma masuk ke kamar Andara dengan senyum senyum sendiri. Dia tahu cucu menantunya sedang berada di kamar mandi untuk mandi dan keramas.
" Andara sayang, sudah apa belum mandinya nak? "
" Se sebentar lagi oma" jawabnya dari kamar mandi sambil menggerutu " Ih oma ngapain sih pake datang ke sini segala, aduh hampir ketahuan kan, ahhh gila gila apa otakku sudah tidak waras ya, bisa bisanya buka baju di depan Devan dan membiarkan dia menghisapnya, ach mau ditaruh di mana mukaku ya Tuhan".
Dan tak lama kemudian Andara keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dililitkan di tubuhnya karena terburu buru hingga lupa tidak membawa baju ganti.
Devan yang saat itu sedang berada di kamar pun tampak gugup dan hanya menunduk untuk menetralkan pikiran joroknya.
" Ehm Dev, tadi oma di sini ya, sekarang di mana dia? "
" O oma berada di depan sedang menunggu kita bersiap siap ".
" O " Jawab Andara kemudian memutar tubuhnya dan mengangkat kedua tangannya untuk meraih baju di lemari bagian atas.
Devan berusaha untuk tidak tegang tapi dia laki laki normal, tetap saja matanya tak mau berpindah dari tubuh seksi istrinya itu, apalagi dengan rambut basah, dan paha mulus yang masih menyisakan air yang membuatnya menjadi kelihatan tambah seksi.
" Devan, apa yang kamu pikirkan? Belum waktunya ularmu bersarang, tunggu kakimu sembuh, bersabarlah gak lama lagi kakimu akan sembuh dan kamu bisa membahagiakan istrimu sepenuhnya " Gumamnya sendiri untuk menghibur dirinya sendiri sambil mengelus senjatanya yang mulai sesak minta untuk dikeluarkan.
( Menurut salah satu dokter ortopedi, Devan mengalami kelumpuhan permanen. Tapi Andara tidak percaya karena Devan sering merasa kesemutan ketika dia duduk di pangkuannya, jadi Andara membawa Devan untuk berobat di sebuah pengobatan alternatif. Dan hasilnya sangat memuaskan, dengan penanganan rutin, tidak lana lagi Devan akan bisa berjalan lagi).
Sret
Tiba tiba Andara menoleh pada Devan karena merasa dari tadi diperhatikan oleh suaminya itu.
" Ada apa Dev? "
"Ti tidak Andara, a aku cu cuma mau gantian mandi dan nunggu kamu untuk mengambilkan baju bajuku di lemari" Jawab Devan beralasan.
Andara menghela nafasnya kemudian mengambil baju baju Devan dan memberikannya kepada suaminya itu agar segera pergi ke kamar mandi. Setelah itu, barulah Andara berganti pakaian.
Andara memakai sebuah kebaya modern bergaya klasik dengan selendang diserempangkan di bahunya, bawahan batik senada yang menambah kesan klasik, dan sentuhan payet bertabur berlian di hampir setiap motifnya memberikan kesan mewah.
Riasan tipis namun berkelas menambah aura kecantikan alami Andara semakin keluar.
( Andara pernah belajar merias untuk berjaga jaga jika sewaktu waktu dia punya anak nanti bisa merias wajah anaknya sendiri tanpa harus ke salon atau tukang rias. Karena kehidupan di jalanan yang sangat keras membuatnya banyak belajar dengan berbagai keadaan).
Andara melangkah keluar dari kamarnya untuk menemui oma di ruang tamu.
Seketika oma terkejut dan terpana dengan kecantikan Andara, apalagi memakai baju itu yang dulunya adalah baju milik menantunya saat menikah dengan putranya ( lebih tepatnya, baju itu milik ibunya Devan yang di gunakan saat melakukan akad nikah. Baju itu sudah berusia lebih dari 20 tahun, namun tetap awet dan masih sangat bagus. Dan sebelum menantunya meninggal dunia, dia berpesan untuk memberikan bajunya itu kepada istrinya Devan untuk menjaganya agar bisa dipakai turun temurun).
Dengan senyumnya yang memikat, Andara berjalan dengan sangat luwes.
" Sayang, kamu cantik sekali. Baju ini memang sangat cocok kamu pakai" Ucap oma yang sempat terpana dengan paras cantik cucu menantunya itu.
Andara Andara tersenyum sambil menunduk kemudian mendekati oma " Benarkah oma? Memangnya ini bajunya siapa sih oma? ".
" Ini baju ibunya Devan, saat dia akad nikah dengan Dimas".
" Wah, sudah lama dong oma? ".
" Iya sudah lama banget, ibunya Devan adalah wanita yang baik dan selalu menjaga apa yang dicintainya termasuk Devan dan juga baju ini? ".
Andara menganggukkan kepalanya sebagai tanda telah mengerti " Baiklah oma, sekarang Andara yang akan menjaga baju ini".
Oma pun mengangguk dan tersenyum.
Dan tak lama kemudian, Devan yang sudah rapi dengan setelan Jaz mahalnya pun keluar dari dalam kamarnya.
Mata Devan sungguh tak bisa dialihkan dari istrinya yang setiap hari semakin cantik dan memikat hatinya.
" Andara, kamu cantik sekali" Ucap Devan yang membuat Andara tersipu.
" Bisa saja kamu Dev, kamu juga ganteng banget. Terimakasih Dev ".
Devan mengeryitkan keningnya " Untuk apa Ra? ".
" Untuk semuanya Dev. Karenamu hatiku yang terluka dan hampir saja putus asa, kini telah pulih hingga rasa sakit itu benar benar tidak terasa lagi".
Devan tersenyum dan mengangguk dalam hatinya pun merasakan hal yang sama, hatinya yang hancur karena penghianatan Nara dan papanya kini telah sembuh dan tidak ada ruang lagi untuk memikirkan Nara. Hanya ada Andara dan Andara, seluruh hatinya telah tertutup oleh cintanya kepada sang istri. Selain cantik, Andara bisa menerimanya apa adanya, dari seorang pria lumpuh, tidak punya apa apa hingga seorang CEO perusahaan besar.
Gadis itu benar benar sudah mencuri hati seorang pria lumpuh yang hampir putus asa dan terpuruk karena luka di hatinya.
"Eh sudah sudah, ini sudah hampir malam, saatnya kita berangkat" Ucap oma.
Andara dan Devan pun tersenyum dan mengangguk.
Mereka pun berjalan menuju parkiran mobilnya.
" Devan, ngomong ngomong kenapa kalian melakukannya sore hari apa tidak bisa menunggu malam saja" Tanya oma yang membuat Devan dan Andara bingung dan menatap oma bersamaan.
"Apa maksud oma? "
" Ehm, apa kalian tidak sadar ada berapa jejak merah di leher kalian? Tapi sudahlah gak apa apa semua orang akan memakluminya karena kalian pengantin baru"Oma pun terkekeh kemudian masuk ke dalam mobil lebih dulu.
Andara meraba lehernya kemudian melihat ke arah leher Devan yang ternyata juga ada bekas kepemilikannya di sana.
Begitu juga dengan Devan yang ternyata juga memberikan jejak di leher Andara.
" Dev, bagaimana ini? " Tanya Andara sambil menunduk dan memegangi lehernya.
"Ya gak apa apa Ra, kita kan sudah nikah wajar itu mah".
Andara mengeryitkan keningnya dan menghela nafasnya " Tapi Dev, ini banyak lo" Andara melihatnya dari kaca spion mobil.
Devan hanya senyum senyum sendiri " Ehm terus mau bagaimana lagi Andara, sudah tidak ada waktu lagi untuk menghapusnya ".
" Memangnya bisa dihapus? ".
Devan menggeleng perlahan, membuat Andara mendengus kesal.
" Sudah, ayo kalian cepat masuk mobil" Teriak oma dari dalam mobil yang membuat keduanya terkesiap dan segera masuk ke dalam mobilnya untuk segera menghadiri pesta besar perusahaannya.
end😱😱😱
seriusnnnn???