Zhafira kiara,gadis berusia 20 tahun yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah.
Kini dia dan ibunya tinggal di rumah heru yang tak lain adalah kakeknya.
Dia harus hidup di bawah tekanan kakeknya yang lebih menyayangi adik sepupunya yang bernama Kinan.
Sampai kenyataan pahit harus di terima oleh zhafira kiara, saat menjelang pernikahannya,tiba-tiba kekasihnya membatalkan pernikahan mereka dan tak di sangka kekasihnya lebih memilih adik sepupunya sebagai istrinya.
Dengan dukungan dari kakeknya sendiri yang selalu membela adik sepupunya,membuat zhafira harus mengalah dan menerima semua keputusan itu.
Demi menghindari cemooh warga yang sudah datang,kakek dan bibinya membawa seorang laki-laki asing yang berpenampilan seperti gelandangan yang tidak diketahui identitasnya.
Mereka memaksa zhafira untuk menikah dengannya.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? apakah zhafira akan menemukan kebahagiaan dengan pernikahannya?
Ikuti kisahnya selajutnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 3
Semua orang yang berada di sana menertawakan eric,bahkan semua orang mencemooh dirinya.
"Nama bagus! Tapi tidak sesuai dengan penampilannya! Jangan-jangan dia gila!"
"Mau-maunya, fira menikah dengan laki-laki itu! "
"Dasar orang stress!"
Semua orang kembali berbisik-bisik, saat mendengar eric menyebutkan namanya.kegaduhan pun tak terhindar kan.
Begitu dengan kinan dan Dirlan,mereka juga ikut menertawakan pengakuan eric yang terdengar konyol.
Retno dan heru pun ikut tertawa, seakan puas dengan keadaan zhafira yang sedang di permalukan oleh banyak orang.
Tidak bagi Dewi, dia bisa menahan rasa sakitnya saat,melihat anaknya sedang di permalukan oleh keluarganya sendiri.namun seberapa pun dia membela, orang-orang hanya akan menertawakannya.
Dia tidak menyangka jika ayahnya sendiri, akan memperlakukan putrinya di depan banyak orang.tidak ada belas kasih untuk zhafira dari heru, yang ada hanya rasa benci dari heru pada putrinya.
"Sudah... Sudah! Kita akan memulai ijab kabulnya!" seru pak penghulu tegas.
Kini dia kembali menatap mata tajam eric,dan memintanya untuk menjabat tangannya.
Lagi-lagi hati pak penghulu menciut,saat eric menatapnya tajam.
Dengan suara sedikit bergetar, eric mengucapkan sumpah janji suci,di hadapan Tuhan dan semua saksi yang berada di sana.
Kini mereka telah resmi menjadi suami istri,baik secara hukum dan agama.zhafira kembali menangis, saat semua saksi mengatakan kata sah.
Sementara eric dia nampak acuh,dengan keadaan yang menurutnya membosankan.dia pun beranjak dari duduknya, namun penghulu pun segera mencegahnya.
"Maaf nak,acaranya belum selesai!" tegur pak penghulu, menatap eric.
Eric mendengus kesal, saat dirinya ingin segera menyudahi semua ini.namun matanya menatap tajam pada Heru dan Retno, yang tersenyum mengejek kearahnya.entah apa, yang sebenarnya terjadi diantara mereka sebelumnya.
Dengan menundukkan kepala,zhafira mencium punggung tangan eric.dia meraihnya dengan tangan yang gemetar, merasa takut untuk menyentuhnya.zhafira tidak sanggup melihat wajah eric,yang berada di depannya.
Eric yang mendapatkan perlakuan itu, diam membatu dengan menatap puncak kepala zhafira,dengan tatapan sulit di artikan.
Kini giliran eric dengan terpaksa dia mengecup kening zhafira sekilas.zhafira memejamkan matanya, berharap semua ini adalah awal yang baik untuk hidupnya.
Dapat dia lihat,jika wajah wanita yang kini menjadi istrinya itu terlihat cantik.eric merasakan desiran aneh pada dirinya, namun dia hanya mengabaikannya.
Sementara dirlan hatinya merasa panas,saat mantan kekasih yang baru saja dia putuskan hari ini,sedang di cium oleh orang yang kini sudah menjadi suaminya
Kinan yang melihat sikap dirlan segera, mengalihkan perhatiannya.dia tidak rela jika dirlan,menyesali keputusannya.
"Aku kasihan sama, fira! Dia harus menikah dengan laki-laki,yang tidak jelas asal usulnya." Kinan tersenyum lembut, memeluk tangan dirlan.
Hati dirlan yang memanas kini sekejap berubah,mendengar perkataan kinan yang menyebut,seakan dirinya lebih baik dari eric.
Seluruh tamu memberi selamat kepada Kinan dan dirlan,tanpa sedikit pun melirik ke arah zhafira dan erik.terlihat dari tatapan semua tamu, yang merasa jijik ketika melihat sekilas ke arah eric yang berada di sebelah zhafira.
Zhafira mencoba menahan rasa sakit di hatinya,saat melihat orang-orang menatap jijik padanya dan eric.namun tidak untuk eric, dia hanya bersikap acuh pada mereka yang menatapnya jijik.
Dewi yang melihat itu pun merasakan sakit pada hatinya,dia pun meminta zhafira untuk pergi ke kamarnya bersama eric.
Semua orang tidak menganggap pernikahan mereka, bahkan ada beberapa teman kerja zhafira yang datang kesana.namun retno dengan cepat memberitahukan jika pernikahan zhafira di batalkan.
Teman-teman zhafira pun terkejut, karena tidak ada kabar dari zhafira yang menyatakan jika pernikahannya di batalkan.
Dengan rasa kecewa, semua teman zhafira pun memutuskan untuk pulang saja.walau di dalam hati mereka merasa ada yang janggal, dengan batalnya pernikahan zhafira.
Sementara zhafira menuruti perkataan ibunya,memilih pergi dari sana yang di ikuti oleh eric menuju ke kamarnya.
Kinan, retno dan heru, tersenyum senang saat melihat zhafira pergi meninggalkan pesta bersama suaminya.
Berbeda dengan dirlan,meskipun mencoba mengalihkan perasaannya pada kinan namun entah mengapa hatinya seakan tidak rela,saat melihat zhafira bersama pria lain.
Mereka pun, menikmati pesta tanpa kehadiran ketiga orang yang menurut mereka tidak penting.
***
Di dalam kamar, zhafira nampak canggung saat melihat laki-laki asing berada di dalamnya kamarnya.
Meskipun dia sadar, jika laki-laki yang sedang bersamanya itu adalah suaminya.namun entah mengapa hatinya merasa belum bisa menerima keadaan ini.
Zhafira memilih pergi ke kamar mandi,untuk mengganti pakaiannya, karena percuma juga memakai riasan,jika pada akhirnya hanya akan memberikan luka pada hatinya.
Eric yang berada di tepi ranjang pun hanya menghela nafas kasar. merasakan seluruh badannya terasa remuk.semua orang tidak mengetahui jika pada tubuhnya terdapat beberapa luka,yang di akibatkan oleh serangan dari musuhnya.
Dia membuka jaket hoodie hitamnya, dan merebahkan tubuhnya di ranjang berukuran sedang milik zhafira.
Matanya menatap lurus ke atas langit-langit kamar,seakan sedang memikirkan sesuatu yang memang dia sembunyikan dari semua orang.
CEKLEK...
Pintu kamar mandi pun terbuka, zhafira keluar dengan menggunakan baju kaos lengan pendek serta celana jogger pants nya.
Zhafira terlihat segar kembali, walau dengan mata yang masih terlihat bengkak akibat terlalu lama menangis.
Zhafira melihat ke arah eric,yang merebahkan tubuhnya di ranjang.lidahnya terasa kelu saat akan memanggilnya.
Eric menyadari jika dirinya sedang di perhatikan oleh zhafira, namun dia tidak menggubrisnya.
Eric berdiri menghampiri zhafira, dengan cepat dia mengambil handuk dari tangan zhafira tanpa sepatah kata pun.
zhafira yang melihat sikap eric pun hanya diam terpaku.dia pun pergi menuju lemari,mencari pakaian untuk eric.
Matanya terpaku,pada baju laki-laki di dalam lemari itu.dia mengambilnya dengan ragu, menatap sendu baju yang berada di tangannya.
Tak lama kemudian air matanya menetes saat, teringat dimana dia membeli baju itu untuk dirlan.
Flashback on
"Kamu suka yang mana?" Zhafira nampak antusias, memilih dua baju yang berada di tangannya.
Dirlan tersenyum geli,melihat sikap zhafira yang terlihat begitu bahagia.
"Aku suka kamu!" Tersenyum menggoda.
Zhafira tersipu malu, saat mendengar jawaban dari dirlan. "Maksud ku, bukan itu dirlan!" protesnya manja.
Dirlan mendekat, menatap lembut zhafira yang kini sama-sama menatapnya.
"Aku akan menyukai semua yang di pilih oleh calon istri ku ini." Tangannya mengusap lembut pipi putih zhafira.
Zhafira pun salah tingkah, mendapatkan perlakuan seperti itu dari dirlan.akhirnya zhafira memilih baju tshitrt hitam dan celana jeans berwarna abu-abu.
Hatinya bahagia,karena dirlan tidak pernah menuntut dalam hal fashion pada zhafira.
Flashback off
Zhafira terisak,saat teringat dimana momen dirinya dan dirlan terlihat bahagia, saling menerima satu sama lain.hingga pada akhirnya ,dirlan kini telah memilih wanita lain sebagai istrinya.
Tak terasa,dia mencengkram kuat baju yang berada di tangannya, rasa sakit dan kecewa kembali menyelimuti hatinya.
Sampai dia tidak menyadari, jika eric sudah berada di belakangnya dengan tatapan sulit di artikan.
Zhafira segera menyeka air matanya, dan berdiri menuju ranjang untuk menaruh baju eric.
Tubuhnya mematung,saat melihat eric sudah berada di depannya.
"Kamu...!" pekik zhafira terkejut.