Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah enam bulan
Malik mendekati satu sosok yang selalu dia ingat di dalam hatinya.
Walaupun gadis itu memunggunginya, Malik tetap masih ingat dan ngga bisa melupakannya.
"Liliana.....," panggilnya pelan penuh perasaan.
Gadis itu menoleh. Menatapnya sedih. Kemudian perlahan berjalan menjauh.
"Liliana.....!" kaget Malik sampai berseru ketika melihat gadis itu yang semakin jauh dan akhirnya menghilang sebelum satu langkah pun Malik bisa gerakkan kakinya
"LILIANA!" serunya lantang.
Dia terbangun sampai terduduk di atas tempat tidurnya.
Malik mengusap butiran keringat yang ada di keningnya. Punggung bajunya juga sudah basah kuyup .Jantungnya pun berdebar debar kencang.
Setelah hampir setengah tahun, kini dia memimpikan gadis itu lagi.
Gadis itu tau kalo dia akan melupakannya?
Malik menghela nafas panjang. Dia menyandarkan punggungnya dan memejamkan mata. Tapi dia sulit untuk tidur lagi.
Besok paginya, Malik melajukan mobilnya ke sebuah rumah mewah yang sudah beberapa bulan ini tidak dia lewati lagi.
Rumah itu masih tampak sepi. Masih sama seperti terakhir Malik lewati.
TOK TOK TOK
Malik menurunkan kaca jendela mobilnya.
Pengawalnya yang dimintanya bertanya pada orang orang yang ada di sekitarnya, sepertinya sudah mendapatkan informasi yang dia butuhkan.
"Kakek nenek mendiang nona Liliana sudah tidak terlihat sejak sebulan yang lalu, tuan muda."
"Mereka kemana?"
Pengawalnya menggeleng.
"Tidak ada yang tau, tuan muda."
Malik terdiam. Karena mimpi itulah dia datang ke sini.
"Oke." Malik menaikkan kaca jendela mobilnya dan melajukan lagi ke sebuah area perkuburan mewah.
Bulan pertama, Malik selalu dihalangi untuk ziarah ke makam Liliana.
Tapi di bulan kedua, kedua kakek nenek itu seakan akan sudah tidak peduli dengan kedatangannya.
Di bulan ketiga juga begitu. Itu terakhir kali dia datang.
Malik merasa bersalah dengan wajah sedih maminya yang seolah bisa merasakan kedukaannya yang belum hilang.
Akhirnya di bulan keempat dan kelima Malik ngga pernah datang lagi. Dia malah tambah gila bekerja, berharap bisa melupakan Liliana. Perasaan suka dan juga rasa bersalahnya selalu membebani rongga rongga dadanya.
Tapi di bulan keenam ini Malik datang lagi. Dengan buket bunga lili putih, seperti biasa yang dia bawa dulu.
Menatap nama itu dengan perasaan teramat dalam dan sendu.
Liliana Aldrin.
"Kenapa kamu datang lagi di dalam mimpiku?" gumam Malik sangat pelan.
"Kamu tau kalo hari ini aku akan menemui perempuan lain?" gumam Malik lagi dengan nada bertanya.
Dia mengusap tulisan timbul nama itu perlahan.
Setelahnya dia mencium bunga lili yang dia bawa dengan sepenuh hati sebelum meletakkannya di sana.
"Aku akan melanjutkan hidup. Maafkan aku." Malik menghela nafas sebelum melangkah pergi dengan gontai.
Dia melajukan mobilnya, pergi dari sana.
Sebuah mobil mewah lainnya masih terparkir di sana.
Kedua orang laki laki paruh baya yang ada di dalamnya saling diam dengan pikiran masing masing.
"Aku ngga tau sedalam itu perasaan Malik." Suara Jeff memecah keheningan.
Fazza-daddy Malik, menghembuskan nafas kasar.
"Hari ini dia akan bertemu dengan putri kolegaku. Menurutmu aku keterlaluan?" tanya Fazza seolah minta pendapat sahabat yang sudah jadi sepupu iparnya.
"Sudah enam bulan, kan? Ngga ada salahnya dicoba." Jeff berusaha membesarkan hati Fazza.
Fazza membuang nafasnya dengan kasar, mencoba menyingkirkan beban. Tapi ganjalannya masih tetap ada di sana.
"Apa kamu akan merahasiakan keberadaan oma dan opa gadis itu?" tanya Jeff hati hati.
Tanpa setau Malik, dia dan Fazza selalu mengawasi oma dan opa Liliana.
Selain ingin tau kegiatan orang tua renta itu, juga ingin memastikan keadaan dan kesehatannya.
Mereka tau beberapa kali kedua opa dan oma itu pergi ke Jerman. Tapi Fazza ngga ingin menyelidiki lebih lanjut
Hingga kemudian kedua opa oma itu kembali dan ngga pernah pergi pergi lagi.
Tapi dua bulan yang lalu mereka tau kalo aktivitas opa dan opa Liliana berada jauh di timur Pulau Jawa.
Tapi Jeff dan Fazza tidak merasa aneh, mungkin kedua opa oma itu ingin mengisi waktu dengan mengurus perkebunan untuk melupakan kesedihan ditinggal secara beruntun dalam waktu yang bersamaan. Anak, menantu dan cucu.
"Ya."
Jeff hanya tersenyum getir. Jeff tau Fazza hanya ingin Malik bisa melupakan Liliana. Dan dia akan mendukungnya.
"Mungkin Malik akan marah karena aku tidak memberitaunya," ucap Fazza lagi.
"Malik tidak seperti itu. Dia anak yang baik. Seseorang tidak bisa memilih untuk jatuh cinta dengan siapa. Itu saja masalahnya."
Fazza menghela nafas lagi. Dia tau ucapan Jeff benar adanya.
Gadis itu sudah tiada. Semesta juga tidak mendukung perasan mereka.
Fazza kembali menghela nafas kasar.
Anak cuma satu satunya, sekalinya patah hati meresahkan seluruh keluarga besar.
Semoga gadis yang nantinya akan ditemui Malik bisa menariknya keluar dari kubangan patah hatinya, harap Fazza dalam hati.
*
*
*
"Cassie......"
Seorang gadis yang mengenakan masker dan topi serta diapit beberapa laki laki berseragam terdiam saat seorang wanita berumur lima puluhan yang baru keluar dari sebuah mobil sedan mewah, kemudian memeluknya.
Wanita tua itu juga menangis.
Kemudian seorang laki laki tua juga mendekat dan ikut memeluknya.
"Kami keluargamu. Opa dan oma."
Gadis yang dipanggil Cassie masih belum menjawab dan menatap bingung Selama dua bulan dia berada di Jerman, setelah sadar dari koma, sendirian tanpa ditemani oleh keluarga. Hanya ada dokter dan perawat saja.
Baru baru ini saja tiba tiba ada beberapa laki laki berseragam yang mengatakan kalo oma dan opanya sedang menunggu di negara yang lain.
Tapi anehnya Cassie ngga bisa mengingat apa pun tentang dirinya, juga tentang opa dan omanya.
Karena sikap mereka yang baik dan Cassie juga merasa ngga mungkin lama lama berada di rumah sakit karena dia sudah bisa berjalan walaupun belum selancar orang normal, akhirnya dia mau juga mengikuti mereka.
Sekarang dia sudah bertemu keluarganya. Tapi perasaannya datar dan tetap merasa asing.
Dokter memang mengatakan kalo dia mengalami lupa ingatan saat dia melakukan fisioterapi agar bisa berjalan lagi.
"Kita pulang, sayang." Omanya menggandengnya.menuju mobilnya. Opanya juga begitu.
Kedua orang tua itu terlihat sangat bahagia sekali bertemu dengannya.
Beberapa mobil mengikuti di belakang.
Omanya terus menggenggam tangannya.
"Oma senang karena keadaan kamu sudah membaik, sayang," ucap Omanya lembut.
Cassie tersenyum.
"Ya, oma." Walau lidahnya cukup kaku, tapi setelah mengucapkannya, hatinya diliputi perasaan senang.
"Jangan lupakan, opa," kekeh laki laki tua itu. Sepasang matanya penuh binar.
Cassie tersenyum lagi, dia merasakan kehangatan di hatinya.
"Kita akan hidup di lingkungan perkebunan teh. Udaranya sejuk dan segar. Kamu bisa sering latihan berjalan tanpa khawatir ditabrak motor atau mobil," canda opanya lagi.
Cassie dan omanya berderai tawa.
Cassie tau, dia harus terus melatih otot otot kakinya
Tapi ngga lama kemudian, saat melewati jalan yang cukup sepi, karena tempat tinggal oma opanya jauh di luar kota, mulai terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Tuan besar, ada yang ingin mencelakakan kita," ucap si supir sambil melirik kaca spion.
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan