NovelToon NovelToon
Gadis Licik Milik Jenderal

Gadis Licik Milik Jenderal

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:393.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sri Wulandari

Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.

Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.

Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istana luar Shu An

Kereta telah sampai di depan pintu masuk utama Istana luar Shu An. Dengan tudung di kepalanya Li Yue An turun dari kereta di bantu Jenderal Lei Mingyu. Bisa di bilang Jenderal Lei Mingyu telah menjadi orang kepercayaan dari Kaisar terdahulu Yun Jin. Bahkan telah di anggap sebagai keponakan jauh.

"Terima kasih," ujar Li Yue An dengan senyuman kecil di wajahnya. Pria muda di depannya hanya mengangguk kecil. Tanpa menanggapi lebih lanjut. Gadis itu mengikuti setiap langkah pria muda di depannya. Pelayan Cui juga datang dengan penutup wajah berada di belakang Nona keduanya juga Jenderal Lei Mingyu. Ada pikiran tidak pantas terlintas di benak pelayan Cui yang merasa jika dua orang di depannya seperti pasangan muda yang datang ke kediaman keluarga setelah pernikahan.

Pelayan Cui dengan cepat menghilangkan pemikiran itu saat Nona keduanya melirik kearahnya.

Jenderal Lei Mingyu dan Li Yue An masuk ke salah satu halaman kediaman mewah. Taman kecil mengelilingi setiap jalur memutar. Danau cukup besar juga ada di sana dengan Paviliun berada di tengahnya. Tiga jalur jembatan membentang sebagai jalan menuju ke arah paviliun di tengah danau. Kaisar terdahulu Yun Jin juga sudah duduk santai menikmati ketenangan di paviliun itu. Mereka berdua berjalan mendekat. Sedangkan pelayan Cui berhenti di taman kecil.

"Ayah." Li Yue An memberikan hormatnya.

"Yang Mulia." Jenderal Lei Mingyu memberikan hormat.

Kaisar terdahulu Yun Jin bangkit pelan. "Qixia sudah datang. Bagiamana? Apa kamu menyukai penataan kediaman ini?" senyuman hangat membuat gadis di depannya merasa lebih tenang. "Jangan hanya berdiri. Kita duduk bersama. Mingyu kamu juga."

"Aku menyukainya." Li Yue An duduk di samping ayah angkatnya. "Ayah!" menatap ragu.

Kaisar terdahulu Yun Jin menatap lembut. "Iya. Katakan saja ayah tidak akan marah."

"Apakah boleh aku menanam buah anggur di sini?" Li Yue An masih tidak bisa melepaskan pohon anggur yang ia tanam di kediamannya.

Kaisar terdahulu tertawa. "Tentu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan. Nanti aku akan meminta seseorang untuk membuatkan tempat di sini."

"Ayah tidak perlu. Aku akan mengaturnya sendiri. Akan lebih menyenangkan dan memuaskan saat semua aku kerjakan seorang diri," kata Li Yue An tanpa merasa segan lagi. Perlahan dia mulai terbiasa dengan kehangatan dari ayah angkatnya.

"Baik. Jika perlu sesuatu beritahu ayah." Kaisar terdahulu mengemong putri angkatnya dengan sangat baik. "Mingyu. Apa kamu benar-benar tidak ingin tinggal di ibu kota selama beberapa waktu lagi? Aku bisa mengalihkan tugas ini kepada Jenderal lainnya."

Jenderal Lie Mingyu menatap tegas. "Yang Mulia. Ini sudah menjadi tugas ku. Perbatasan sudah mulai goyang. Jika saya tidak segera pergi. Keadaan akan semakin buruk. Bangsa bar-bar juga telah berani menyusup di bagian selatan."

"Baiklah. Aku tidak bisa menahan mu lagi," saut Kaisar terdahulu Yun Jin.

Li Yue An justru menatap cemas setelah tahu Jenderal Lei Mingyu akan pergi beberapa hari lagi menuju perbatasan. Dia masih ingat betul berita ini menggemparkan seluruh negara. Karena Jenderal paling di takuti bisa terbunuh bahkan sebelum melakukan pertempuran di perbatasan.

"Qixia, ayah masih ada urusan dengan Kaisar. Tidak bisa menemani mu terlalu lama. Jenderal kamu bisa duduk sebentar menemani putri ku. Apa tidak masalah?" Kaisar terdahulu Yun Jin bangkit dari tempat duduknya.

"Tidak masalah," jawab Jenderal Lei Mingyu.

"Baiklah. Aku akan pergi. Kalian bisa mengobrol." Pria paruh baya itu pergi di ikuti para pelayan yang langsung berlari dari arah luar jembatan menghampirinya.

Kesunyian membuat suasana di paviliun semakin canggung. Li Yue An juga tidak tahu apa yang harus dia katakan. Setiap dia mengatakan satu kata pria muda di depannya hanya menjawab seperlunya. Setelah itu diam seperti patung yang tidak peduli keadaan di sekitarnya. Gadis itu menuangkan teh ke dalam cangkir. Kepulan uap panas dari teh menyebar perlahan lalu menghilang di udara. "Jenderal. Ada yang ingin aku sampaikan." Gadis itu membuyarkan keheningan. Jenderal Lei Mingyu menatapnya. "Bisakah aku tahu jalur mana yang akan jenderal lewati untuk bisa sampai di perbatasan." Dia sendiri tahu menanyakan hal ini adalah sebuah pantangan. Tapi dia tetap ingin mencoba.

Jenderal Lei Mingyu mengambil cangkir teh panas di depannya. Dia meniup pelan lalu meminum teh pada permukaan cangkir. "Aku pikir Tuan Putri tidak akan sebodoh itu menanyakan prihal militer dengan ku." Senyuman tipis namun dingin melintas di wajah tampannya.

"Saya tidak tahu telah melampaui batas. Maaf atas kebodohan dan ketidaktahuan saya ini," ujar Li Yue An memberikan alasan. Rasa cemas itu cukup kuat menekan pikiran juga hatinya. Bukan karena sebuah kata cinta tapi dia hanya tidak ingin ratusan ribu nyawa prajurit melayang begitu saja. Di masa lalu, Jenderal Lei Mingyu telah di cabut dari jabatannya dengan ketidakmampuan juga karena tidak kompeten dalam memimpin pasukan. Seluruh keluarga Lei di berikan hukuman penggal meskipun Jenderal Lei Mingyu juga telah terbunuh di pembantaian empat jalur itu sendiri. Setelah Li Yue An menjadi Permaisuri dia tidak sengaja melihat kembali dokumen. Dokumen yang menyatakan jika Jenderal Lei Mingyu mendapatkan kabar palsu dari tenggara. Dan mengubah jalur keberangkatan yang seharusnya menuju selatan kini di alihkan menuju tenggara. Setelah pembagian empat kelompok besar pasukan. Tanpa di duga semua di sergap dan di habis tanpa tersisa. Dan semua itu di lakukan dengan sangat rapi. Li Yue An meminum teh perlahan dan rasa pahit menyebar di mulutnya.

"Saya masih harus bertugas. Tuan Putri, saya pamit undur diri."

Jenderal Lei Mingyu pergi begitu saja meninggalkan Li Yue An seorang diri di paviliun kediamannya. Pelayan Cui datang menghampiri Nona keduanya. "Tuan putri." Dia telah mengganti panggilan untuk Nona mudanya lagi.

"Cui. Bawakan aku barang-barang yang aku simpan di kotak. Bawakan juga peralatan untuk menulis." Meskipun dia telah di tolak. Li Yue An masih tidak ingin diam saja setelah mengetahui akhir dari Jenderal paling kuat dan merupakan tangan kanan Kaisar Wen Quan juga Kaisar terdahulu Yun Jin. Jika Jenderal Lei Mingyu meninggal dalam empat jalur itu. Dapat di pastikan pemerintahan akan langsung di ambil alih Pangeran keempat Wen Ming. Dan akhir seperti ini bukan keinginan Li Yue An.

"Baik."

Setelah menunggu selama beberapa menit pelayan Cui datang dengan semua barang yang di maksudkan Nona keduanya.

Li Yue An mengambil sebuah gulungan kertas putih dan saat dia membukanya itu adalah peta negara yang ia buat. Ingatannya tidak pernah salah. Dia memberikan tanda di semua titik yang sangat berbahaya untuk di lalui. Bahkan memberikan semua perincian tentang beberapa titik yang bisa di lalui dengan aman. "Cui. Kita harus memberikan ini kepada Jenderal Lei Mingyu sebelum dia pergi ke perbatasan." Menggulung kembali kertas tidak lupa menyelipkan surat rahasia yang ia tulis sendiri.

"Tuan Putri, saya tadi tidak sengaja dengar Jenderal berbicara dengan seseorang. Mungkin dia bawahannya, mereka memastikan keberangkatan akan di lakukan sore ini."

"Apa!" Li Yue An bangkit dari tempat duduknya. "Ayo. Kita harus memberikannya sebelum terlambat." Gadis itu berlari sangat kencang.

"Tuan Putri tunggu." Pelayan Cui ikut berlari.

Lie Yue An memasang kembali tudung di kepalanya. "Bantu aku. Kereta hanya akan menghambat kecepatan."

"Baik." Pelayan Cui membantu melepaskan kuda yang terikat dengan kereta.

"Tunggu aku di kediaman. Aku akan segera kembali. Ciahh..." Li Yue An memacu kuda melaju sangat kencang menuju gerbang kota.

1
Fida
Luar biasa
Mearly Early Mey
👍💯
Alfa Kristanti
Luar biasa
RusNa ANtox DEwi
baguss
Mochika mochika
Luar biasa
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 parah polusi udara
fiza
Lumayan
Siti S
Luar biasa
Erna Masliana
padahal itu juga akibat perbuatan buruk kalian
Erna Masliana
Luar biasa
Erna Masliana
jadi kaktus mulus 🤣🤣🤣
Erna Masliana
katanya pintar kok ini tolil banget
Erna Masliana
kamu lebih menjijikkan
dafa ramadhan
bagus
lily
jadi selama bertahun tahun jendral Li tidak pernh pulang ke istana
Erna Masliana
loh loh loh... kakek sekarang jadi ayah
Erna Masliana
lah salah sendiri gak mau nyelidiki padahal bawahannya udah ngasih saran
lily
🤣🤣🤣🤣 punya murid 2 doang tpi berasa punya banyak yak
Musliha yunos
👍
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
berharap kelahiran kedua tidak sia²
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!