Valerie Walton tidak pernah sedikitpun terpikir, akan terlibat hubungan asmara dengan Paman mantan pacarnya, dan menjadi posesif padanya.
Dua tahun menjalin hubungan, pacar Valerie selingkuh dengan sepupunya!
Di saat ia jatuh dengan perasaan terluka, Nathan Edmund, Paman mantan pacarnya, mengulurkan tangan kepada Valerie saat ia menangis sendirian.
Nathan Edmund, pria dewasa berusia tiga puluh delapan tahun, yang masih melajang itu, seorang CEO yang mendominasi, dan sangat di takuti mantan pacar Valerie. Nathan melamar Valerie, saat di hari pertunangan mantan pacar Valerie, dengan sepupu Valerie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27.
Valerie nanar melihat akta nikah yang tengah di tanda tangani Nathan. Baru saja ia dan Nathan, Paman mantan pacarnya itu, melangsungkan pernikahan mereka.
Setelah ia di bawa Nathan dari rumah orang tuanya, mobil Nathan langsung menuju sebuah butik gaun pengantin. Hanya butuh sekitar lima belas menit ia fitting gaun pengantin, Nathan langsung membawanya ke sebuah salon.
Kepalanya yang masih di perban karena masih luka, tidak memerlukan waktu lama untuk makeup, karena Nathan tidak menginginkan Valerie di makeup terlalu mewah.
Gaun pengantin yang di kenakan Valerie, sudah membuat gadis bertubuh mungil itu terlihat cantik, tanpa perlu makeup pengantin yang serba 'wah'. Di mata Nathan penampilan Valerie, sudah membuat ia tidak dapat memalingkan matanya ke mana pun.
Mata Valerie berkedip, saat surat nikah itu bergeser ke hadapannya untuk ia tanda tangani. Jemari Valerie yang telah mengenakan cincin pernikahan, yang sesuai dengan ukuran jemarinya gemetar karena gugup.
Valerie yang tidak percaya menikah dengan Paman mantan pacarnya, setelah keluar dari salon tadi, langsung di bawa Nathan ke sebuah gereja, yang ternyata di sana beberapa orang telah menanti mereka.
Ia tidak tahu siapa saja yang menghadiri pernikahan mereka sebagai saksi, yang ia kenal hanya ke dua orang tua Nico, yang tampak tersenyum memandangnya, saat Nathan membawa dirinya ke Altar.
Masih dengan keadaan bagaikan bermimpi, Valerie mendengar Pendeta membacakan Ikrar pernikahan mereka. Dan mereka harus menjawab apa yang di pertanyakan Pendeta.
Saat Pendeta mengatakan kalau ia telah sah menjadi istri Nathan Edmund, Pendeta memperbolehkan mempelai pria mencium mempelai wanita.
Tubuh Valerie tidak dapat ia gerakkan, saat bibirnya di cium Nathan dengan lembut. Ciuman pertamanya akhirnya di ambil Nathan, Paman mantan pacarnya, di hari pernikahannya.
Sungguh tidak masuk akal memang di jaman sekarang, kalau seorang wanita belum pernah berciuman dengan pacarnya. Apa lagi sudah berpacaran selama dua tahun, tapi Valerie memang tidak pernah berciuman dengan Nico.
Saat ia masih berpacaran dengan Nico, sering kali Nico mencoba ingin menciumnya, dan perasaan tidak nyaman tiba-tiba muncul dari dalam diri Valerie. Membuat ia tidak ingin di cium Nico.
Tapi dengan Nathan, saat Nathan mencium bibirnya, ia tidak merasakan adanya penolakan pada dirinya. Aroma tubuh Nathan yang terhirup hidungnya, membuat ia terlena.
Dengan tangan berkeringat dan gemetar, Valerie akhirnya berhasil juga menandatangani akta pernikahannya dengan Nathan.
Ia kembali mendapat ciuman dari Nathan, setelah akta nikah mereka di berikan Pendeta kepada Nathan. Dan, kemudian terdengarlah suara riuh tepuk tangan dari para saksi, yang menyaksikan pernikahan mereka.
Nathan menyerahkan akta pernikahan mereka kepada Asistennya. Ia kemudian membopong Valerie, tanpa mengatakan apa pun terlebih dahulu pada Valerie.
"Akh!!" mata Valerie terbelalak, karena terkejut dengan gerakan spontan Nathan mengangkat tubuhnya.
"Kamu masih belum sembuh, luka di kepalamu masih perlu di rawat, kita harus segera pulang ke rumah kita!"
Dengan langkah yang terlihat begitu tenang, seakan Valerie tidak memiliki berat sama sekali, Nathan membopong Valerie menuju mobil pengantin.
Valerie mengalungkan lengannya ke leher Nathan, dengan dada yang berdebar-debar merasakan perhatian Nathan. Ia merasakan bagaimana hati-hatinya Nathan membawanya masuk ke dalam mobil.
Valerie melihat keluar jendela mobil, jalan yang mereka tuju sepertinya tidak menuju Mansion Edmund. Valerie tidak berani bertanya sebenarnya mereka hendak pergi kemana.
Mata Valerie lekat memandang sebuah Villa mewah. Benar juga ia duga, kalau mereka tidak kembali ke Mansion Edmund.
"Ayo!" Nathan mengulurkan tangannya pada Valerie, saat mobil telah berhenti di depan pintu utama Villa.
"Ini Villa siapa?" tanya Valerie dengan nada penasaran.
"Ini Villa pribadiku, aku selalu menginap di sini kalau aku tidak ingin kembali ke Mansion Edmund!" jawab Nathan.
Ia kembali membopong Valerie. Begitu pintu Villa terbuka, Valerie melihat empat Pelayan menyambut mereka. Sontak membuat wajah Valerie merona, karena ia masih dalam gendongan Nathan.
"Selamat datang Nyonya muda!" sahut mereka serentak menyambut kedatangan Valerie.
Tanpa sadar Valerie mengeratkan rangkulannya memeluk leher Nathan. Ia sangat malu menjawab sambutan keempat Pelayan tersebut. Ia hanya bisa membalas sambutan mereka dengan senyuman saja.
"Siapkan air hangat untuk Nyonya muda!" kata Nathan sembari melangkah membawa Valerie naik ke lantai dua.
"Baik, Tuan!" jawab dua Pelayan wanita dengan patuh.
Valerie semakin berdebar saat Nathan membawanya masuk ke dalam sebuah kamar yang luas, dengan tempat tidur king size yang terlihat cukup mewah.
Bersambung.....
tolong Nath obatin bekas luka Vale ke dokter kulit
semoga aja 2 orang tua Valerie denger deh percakapan lili sama mama nya... biar tau rasa
biar mereka ngerasain dikecewain, dihianatin, dibohongin,, dan penyesalan yang mendalam... dan tak bisa merubah apapun. 😡