Cassandra Yohana gadis berusia 17 tahun yang masih memakai seragam abu-abu. Hobinya suka bolos dan tidur ketika jam pelajaran. Tapi nilai raport nya selalu memuaskan sehingga membuat Casandra besar kepala.
"Untuk apa punya otak kalau ngak digunain, percuma kutu buku kalau otak lu aja masih lemah." Ucapan Casandra begitu pedas ketika melihat siswi kutu buku.
Hingga suatu saat kelasnya kedatangan seorang guru baru yang langsung membuat kebiasaan dan kehidupannya Casandra jungkir balik.
Arsenio Xalendra, pria matang yang memilki karisma, tapi tatapan matanya begitu tajam dan dingin membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa terintimidasi. Tapi bagi Casandra, Arsenio Xalendra adalah pria jahat dan kejam yang sudah membuat kehidupannya tidak lagi tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa bertemu
Setelah acara pesta selesai dengan lancar, kini Arsen kembali membawa Casandra ke resort miliknya. Tidak hanya Casandra, bahkan orang tuanya juga ikut.
Karena besok masih ada acara potong pita lebih dulu, sebelum resmi di buka. Mengingat besok mereka sudah akan kembali, Arsen sengaja menyuruh Louis untuk lebih dulu mengadakan pesta, meksipun setelah acara potong pita ada jamuan makan siang, tapi Arsen sudah merencanakan sesuatu setelah acara itu.
"Sayang, selamat malam." Ucap Denia pada Casandra saat mereka hendak masuk kamar masing-masing.
"Selamat malam Tante, selamat istirahat." Ucap gadis itu dengan senyum mengembang.
Arsen dan papanya masih terlibat obrolan, mereka memilih untuk duduk di ruang tamu.
"Bagaimana apa kau sudah bertemu dengan keluarga Sandra?" Tanya papa Arsen.
Arsen menggeleng. "Kebetulan papa Sandra sedang berlibur di kota ini, itupun tanpa Sandra tahu. Bukan hanya papanya, bahkan Mama nya juga ada di kota ini untuk sebuah pemotretan." Tutur Arsen.
Selama mengenal Casandra adalah anak dari sahabat Mamanya, Arsen mencari tahu keluarga gadis itu lewat Louis, dan salah satu alasan Arsen mengajak Casandra kemari hanya ingin mempertemukan mereka bersama, yang katanya selalu sibuk. Tapi nyatanya mereka bisa liburan dengan orang-orang terdekat mereka. Tanpa mengingat ada seorang anak yang selalu sendiri dan merasa kesepian.
Rasanya Arsen ingin marah mendapati kenyataan jika gadis itu menjalani hidup begitu menyedihkan, menjalani kehidupan seorang diri bahkan masih memiliki keluarga lengkap, materi tidak akan bisa menukar arti sebuah kasih sayang. Dan Arsen tahu jika sifat keras Casandra berasal dari hidupnya yang penuh luka, gadis itu membentengi dirinya agar tidak terlihat lemah.
Tuan Xalendra hanya mengaguk. "Sejak dulu Hans memang suka mengabaikan kelurganya, dan Sonya melakukan sesuatu untuk melampiaskan rasa kecewanya pada Hans, hanya saja mereka tidak menyadari ada putri mereka yang butuh sosok orang tua untuk menyayanginya." Jelas tuan Xalendra.
Arsen sendiri berjanji, tidak akan melakukan hal yang akan membuat kelurga dan anak-anaknya kekurangan kasih sayang, bahkan Arsen lebih memilih memiliki istri di rumah agar bisa mengurus anak dan suaminya sepanjang waktu.
Waktu begitu cepat, kini mereka sudah duduk di meja makan untuk melakukan sarapan sebelum berangkat ke acara.
Semua tampak tenang dan mengobrol ringan, Casandra yang memakai kaus putih berlengan, di padukan dengan celana jeans, di padukan dengan sepatu berwarna putih.
Entah kenapa Cassandra menemukan pakaian itu di dalam kamar nya, dan ternyata Arsen juga memakai pakaian dengan warna yang sama.
"Mama dan papa belum bisa ikut pulang, kami ingin jalan-jalan berlibur." Ucap Denia pada Arsen.
Jika saja dirinya tidak banyak pekerjaan, dan Casandra ada ulangan, mungkin Arsen juga akan tinggal untuk menikmati keindahan di kota ini.
"Tidak apa, kami akan pulang lebih dulu." Jawab Arsen.
Setelah selesai, mereka semua beranjak dan masuk mobil masing-masing.
Kali ini Arsen tidak membawa Louis, karena pria itu sudah menunggu di tempat acara.
Di dalam mobil Casandra bertukar pesan dengan Greta, temuannya itu menanyakan wajah Cassandra yang tampil di majalah bisnis dan juga acara televisi tentang bisnis.
Casandra sendiri tidak tahu apa yang Greta maksud, dan saat Greta mengirimkan foto, barulah Casandra terkejut.
"Kenapa?" Tanya Arsen saat menyadari perubahan wajah terkejut Casandra.
"Ini apa?" tanya Casandra sambil menunjukan layar ponselnya pada Arsen.
Arsen menoleh sebentar, dan respon Arsen membuat Casandra kesal.
"Aku tidak suka wajahku di pajang seperti ini!" Ucap Casandra dengan geram.
"Resiko jika kamu berdiri di samping ku." Jawab Arsen santai.
"Kamu keterlaluan." Casandra menatap Arsen dengan marah.
Dirinya tidak suka menjadi konsumsi publik, bahkan orang-orang tidak tahu jika dirinya putri dari model terkenal bernama Sonya. Dan bagi Casandra itu cukup melindungi dirinya yang tidak dikenal oleh siapapun, tapi sekarang dirinya tidak yakin setelah wajahnya beredar berada di samping Arsenio Xalendra, pria yang sangat berpengaruh.
"Sudah, jangan dipikirkan. Mereka tidak akan berani macam-macam padamu." Ucap Arsen yang mengerti kemarahan Casandra.
Gadis itu tidak menjawab, memilih membuang wajah karena merasa kesal.
Setelah lima belas menit, mobil Arsen sampai tujuan. Hotel dan resort nya memang jaraknya tidak jauh. Di belakang Arsen ada mobil kedua orangtuanya.
Louis membukakan pintu untuk bosnya, sedangkan Arsen berputar untuk membukakan pintu Casandra.
Semua perlakuan Arsen tidak luput dari kamera, meksipun kesal, tapi Casandra tetap menampilkan senyum. Dirinya tidak ingin membuat nama Xalendra tercemar karena kelurga itu begitu baik padanya. Hanya saja untuk Arsen pengecualian.
"Ayoo." Arsen menggandeng tangan Casandra untuk mendekat ke area yang sudah disiapkan.
Di temani kelaurga dan rekan bisnis Arsen mengambil gunting yang di sodorkan.
"Sebentar." Pria itu memberi instruksi sebelum pembawa acara menghitung.
Arsen menarik tangan Casandra, saat gadis itu masih mengobrol dengan Mama Denia.
"Apaan sih!" Bisik Casandra dengan nada tajam.
Dirinya menjadi pusat perhatian meskipun sudah sejak dirinya datang.
"Saya akan membuka hotel ini dengan orang yang mungkin kalian tidak tahu. Tapi yang harus kalian tahu jika gadis disebelah saya ini, adalah sesuatu yang sangat penting untuk saat ini." Ucap Arsen menatap wajah Casandra yang tampak terkejut dan juga marah.
Semua bersorak untuk memuji ataupun memberi selamat, tapi ada satu wanita yang sejak semalam menatap Casandra dengan penuh rasa benci.
"Gue tidak akan diam, apalagi harus kalah dengan gadis kecil seperti dia." Ucap Jovanca yang berdiri tidak jauh dari mereka, menatap bagaimana Arsen tersenyum manis saat memotong pita dengan menggenggam tangan gadis itu. Padahal dulu Arsen tidak pernah bersikap manis, pria itu hanya ala kadarnya saja.
Riuh tepuk tangan di berikan kepada Arsen, setelah pita terpotong. Mereka mengucapkan selamat dan selanjutnya acara jamuan siang.
"Pah, Mah. Aku ada utusan, tidak apa kan aku tinggal." Ucap Arsen saat mereka hendak masuk kedalam hotel.
"Tidak apa, selamat bersenang-senang." Ucap Denia yang di angguki tuan Xalendra.
Casandra yang tidak tahu hanya diam saja, bahkan ketika dirinya ingin mengikuti orang tua Arsen masuk, tangannya malah ditarik oleh Arsen.
"Mau kemana?" Ucap Arsen.
"Mau kedalam, ke mana lagi!" Ketus Casandra.
"Tidak bisa, kita akan bertemu orang penting." Arsen langsung menarik tangan Casandra, membawanya masuk ke dalam mobil.
Casandra tidak tahu jika Arsen akan membawanya untuk bertemu keluarganya, selain itu Arsen juga ingin mengatakan hal penting pada keluarga gadis itu.
