NovelToon NovelToon
ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Non Mey

Amira kira setelah menikah hidupnya akan bahagia tapi ternyata semua itu tak sesuai harapan. Ibu mertuanya tidak menyukai Amira, bukan hanya itu setiap hari Amira hanya dijadikan pembantu oleh mertua serta adik iparnya. Bahkan saat hamil Amira di tuduh selingkuh oleh mertuanya sendiri tidak hanya itu setelah melahirkan anak Amira pun dijual oleh ibu mertuanya kepada seorang pria kaya raya yang tidak memiliki istri. Perjuangan Amira begitu besar demi merebut kembali anaknya. Akankah Amira berhasil mengambil kembali anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Non Mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sindiran Ibu-Ibu

Siang itu mereka sampai dikontrakan.

Ratna menatap kontrakan kecil yang kini menjadi tempat tinggalnya dengan tatapan penuh rasa jijik. Dindingnya yang kusam, lantainya yang dingin, dan kamar mandi luar yang sempit membuat Ratna merasa seperti kembali ke penjara.

“Ini apa? Kontrakan atau penjara, Angga? Kamu serius tinggal di tempat begini?” ujar Ratna dengan nada tinggi sambil memasuki ruangan.

“Ibu, ini aja udah untung. Rumah kita udah terjual buat bayar denda,” jawab Angga dengan nada lelah.

“Kalau aja kamu lebih pintar mengelola hidup, ini nggak akan terjadi! Dasar anak nggak berguna!” Ratna memaki Angga tanpa rasa bersalah.

Loli hanya menggeleng sambil menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya. “Bu, udah cukup! Kita semua lagi berusaha. Nggak ada gunanya marah-marah seperti ini.”

Ratna mendengus, menepis komentar Loli, lalu duduk di kursi tua dengan wajah masam.

Dengan rasa jijik yng begitu terasa Ratna dengan terpaksa masuk kedalam kamar yang ditempati Loli, mereka berdua akan tidur dalam satu kamar yng sempit.

Sore itu, suara ketukan pintu mengejutkan Ratna dan Loli. Angga yang sedang beristirahat membuka pintu, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Nia berdiri di sana, mengenakan pakaian mewah, dengan seorang pria yang tampak rapi di sampingnya.

“Apa lagi sekarang, Nia?” tanya Angga dengan nada kesal.

Nia tersenyum sinis sambil menyerahkan sebuah amplop. “Ini surat perceraian kita, Mas. Aku nggak mau lagi terjebak dalam hidup miskin seperti ini.”

Ratna yang mendengar percakapan itu langsung bangkit dari kursinya dan menghampiri pintu. “Apa-apaan ini, Nia? Baru saja kamu ninggalin Angga, sekarang kamu sudah bawa pria lain ke sini? Memangnya nggak punya malu?”

Pria di samping Nia terlihat ingin menjawab, tetapi Nia menahannya. Ia malah menatap Ratna dengan senyum meremehkan. “Bu, kalau aja kalian bukan keluarga miskin seperti ini, aku nggak perlu cari kebahagiaan di tempat lain.”

“Dasar perempuan nggak tahu diri! Pergi kamu dari sini!” Ratna membentak dengan amarah yang memuncak.

Nia hanya terkekeh, lalu menggandeng tangan pria di sampingnya. “Nikmati saja hidup kalian, Bu. Aku sudah menemukan tempat yang lebih layak.”

Setelah Nia pergi, Ratna terus mengomel sambil memukul meja. “Lihat itu, Angga! Perempuan itu meninggalkanmu begitu saja! Kamu bodoh sekali menikahi dia. Andai saja aku tahu akan jdi seperti ini aku tidak akan menjebakmu hingga tidur dengan wanita siluman itu!" ucap Ratna tanpa sadar.

Mengetahui dirinya baru saja keceplosan, dengan cepat Ratna menutup mulutnya. Sementara itu Angga dan Loli memandang ibu mereka dengan mata terbuka lebih lebar.

"A-apa, Bu? Jadi Ibu yng sudah menjebak ku waktu itu?" tanya Angga sambil mendekati Ibunya.

Ratna nampak salah tingkah, karena baru saja membongkar rahasia besarnya.

Belum sempat Ratna menjawab kini Loli juga mendekati Ibunya dengan ekspresi yng tidak bisa digambarkan.

"Ja-jadi ini semua jebakan, Ibu?" tanya Loli.

"A-anu, ya itu bukan salah, Ibu. Salah Amira sendiri kenapa nggak bisa menjadi menantu yang bisa dibanggakan!" sahut Ratna.

"Ibu benar-benar udah gila apa? Kak Amira yang udah berbakti kepada Ibu seperti itu pun masih Ibu anggap kurang! Ibu rela membuat Kak Amira dan Mas Angga bercerai hanya karena ego ibu sendiri. Lihat sekarang wanita pilihan Ibu? Nia! Dia bahkan lebih rendah dari Kak Amira," ucap Loli dengan wajah geram.

Ratna terdiam tak bisa membalas ucapan anak bungsunya itu, karena apa yang disebutkan oleh Loli benar adanya.

"Ya jangan salahkan, Ibu dong. Ibu hanya mau yng terbaik untuk anak ibu sendiri, Ibu nggak mau punya menantu miskin seperti Amira!" sahut Ratna tak mau dianggap salah.

“Sudah cukup, Bu!” Angga akhirnya meledak. “Semua ini bukan salah siapa-siapa kecuali ego kita sendiri. Kalau Ibu nggak terlalu ikut campur dalam hidupku, mungkin aku masih punya keluarga yang utuh!”

Ratna terdiam sejenak, tetapi kemudian melipat tangan di dada, merasa dirinya tetap tidak bersalah.

Sementara itu, Loli yang melihat keegoisan ibunya itu hanya menghela napas panjang. Ia tahu keluarganya sudah berada di titik terendah, dan tidak ada gunanya lagi menyalahkan satu sama lain

Pada malam harinya, setelah semua keributan mereda, Angga termenung di teras kontrakan. Ia tahu hidupnya harus berubah, dan satu-satunya cara untuk bangkit adalah dengan bekerja keras tanpa memikirkan masa lalu.

“Aku harus mulai dari awal,” gumamnya pada dirinya sendiri.

Namun, dalam hatinya, ia masih menyimpan rasa bersalah yang mendalam terhadap Amira dan Arka. Angga tahu, meskipun ia mencoba melupakan, bayangan keluarganya yang dulu akan selalu menghantui.

****

Pagi itu, Ratna keluar dari kontrakan kecilnya dengan langkah tergesa-gesa untuk membeli sayuran di warung depan rumah. Wajahnya masam seperti biasa, mencerminkan ketidaksenangannya terhadap kehidupan yang kini serba kekurangan.

Saat sedang memilih cabai, terdengar suara seorang ibu dari kerumunan kecil di dekat warung.

“Eh, itu kan Bu Ratna, ya? Dulu sering nyindir Amira miskin, sekarang malah tinggal di kontrakan kecil. Dunia ini memang berputar, ya,” kata seorang ibu dengan suara yang sengaja dibuat keras agar terdengar.

Ratna langsung menoleh dengan pandangan tajam, tetapi ibu itu pura-pura sibuk memilih tomat.

“Ya, katanya sekarang Amira malah dekat sama Bram, pengusaha sukses yang kaya raya itu. Wah, kalau jadi menikah, hidupnya bakal enak banget,” tambah ibu lainnya sambil tersenyum lebar, seolah menikmati sindiran itu.

Ratna berhenti memilih sayuran dan mulai meremas kantong plastik yang ia pegang. Wajahnya memerah karena menahan amarah.

“Kalau tahu bakal begini, dulu mending nggak terlalu jahat sama menantu, ya. Kan sekarang malah jadi nggak punya siapa-siapa,” celetuk ibu yang lain lagi sambil terkekeh.

Ratna tak bisa lagi menahan rasa malu. Ia melempar kantong sayurannya ke meja warung dan bergegas pulang tanpa berkata apa-apa. Setibanya di kontrakan, ia langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi tua dan memijit pelipisnya.

“Kenapa semuanya jadi begini?” gumamnya dengan nada penuh kebencian.

Angga yang sedang memperbaiki kursi di sudut ruangan menoleh ke arah ibunya. “Kenapa, Bu? Merea bilang apa di warung?”

“Orang-orang kampung ini nggak tahu sopan santun!” Ratna menggerutu. “Mereka nyindir Ibu gara-gara kamu dan Amira!”

“Mereka nyindir apa?” Loli muncul dari dapur, penasaran.

“Katanya Amira sekarang dekat sama pengusaha kaya itu, si Bram! Semua orang tahu! Mereka bilang kalau Amira bakal hidup bahagia kalau menikah sama dia,” Ratna menjawab dengan suara bergetar karena marah.

“Ya terus kenapa, Bu? Itu hidup Amira. Dia bebas mau dekat sama siapa pun,” jawab Loli dengan nada dingin.

Ratna menatap Loli dengan tajam. “Kamu ini nggak paham, ya? Kalau Amira menikah sama orang kaya seperti Bram, itu artinya dia menang! Dia menang atas Ibu, atas kita!”

“Ibu, ini bukan soal menang atau kalah. Ibu yang buat hidup Amira menderita. Kalau sekarang dia bahagia, ya sudah, biarkan saja,” Loli menjawab tegas, lalu pergi meninggalkan ibunya.

Ratna memandang langit-langit kontrakan dengan mata penuh amarah. Dia membayangkan Amira yang tersenyum bahagia bersama Bram dan Arka membuat hatinya semakin panas.

“Tidak... aku tidak akan membiarkan Amira bahagia begitu aja,” gumam Ratna pelan, tetapi penuh dengan kebencian.

Namun, Ratna sadar bahwa saat ini ia tidak punya daya dan kekuatan apa pun untuk melawan. Hidupnya yang dulu penuh kuasa kini berbalik menjadi penuh hinaan. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah menunggu kesempatan untuk membalas dendam, walaupun ia tahu, kesempatan itu mungkin tidak akan pernah datang.

Sementara itu, Loli yang diam-diam mendengar gumaman ibunya hanya bisa menggeleng. Ia tahu betul bahwa Ratna tidak akan pernah berubah. Tetapi, ia sudah memutuskan bahwa kali ini ia tidak akan membiarkan ibunya menghancurkan kehidupan orang lain lagi, terutama kehidupan Amira.

1
Aini Qu
Lumayan
Sri Wahyuni
bagus karya ini,.... ini realisasi kehidupan nyata
Non Mey: Makasih Kakak 🩷
total 1 replies
karya yang bagus, semoga kedepannya Amira punya keberanian untuk melawan mertuanya.gedek juga lihatnya
sangat keren
lanjutkan kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!