seorang gadis manja yang lahir di keluarga miskin dengan serba kekurangan, tak ubahnya menjadikan ia sebagai sosok wanita yang tangguh dalam menjalani kehidupan yang penuh rintangan dengan tekad yang kuat demi mengubah nasib keluarganya.
"kamu gadis manja yang tidak berguna di keluarga ini, sekolah tinggi di perantauan hanyalah membuat makin susah orang tua, di tambah kita ini serba kekurangan, biaya kuliah sangatlah mahal" hardik ayah gadis tersebut
"coba kamu lihat anak tetangga sebelah kita, kamu mau seperti mereka ? yang katanya pergi mau nuntut ilmu, eeh pulang malah bawa anak heh"😏
akankah gadis manja tersebut dapat mewujudkan impian nya dengan bermodalkan tekad saja dan uang yang hanya mencukupi biaya transportasinya ?
yuk, di simak kisahnya yang penuh konflik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 25
tak terasa hari ini adalah hari terakhir anggota pasukan pengibar bendera itu berlatih. Semua merasa waktu berlalu begitu cepat, ada perasaan haru mereka telah melewati kebersamaan suka maupun duka dalam proses latihan mereka hingga tiba di titik ini.
"karena hari ini adalah hari terakhir latihan, maka saya harapkan untuk satu kali percobaan semua sudah harus mantap tidak ada lagi kesalahan maupun kekeliruan. Semua yang bertugas fokus pada tanggungjawabnya masing-masing. Paham!" instruksi dari pelatih mereka yang begitu penuh penekanan dalam menyampaikan harapan besarnya, agar tidak ada kesalahan
"siap paham pak" jawab mereka semua serempak
"baik kita mulai, jika latihan satu kali ini sudah sempurna maka pukul 15:30 sebentar kita gladi bersih" tambahnya lagi
"siap baik pak"dan lagi mereka menjawab serempak dengan penuh semangat menunjukkan bahwa mereka seakan akan telah siap untuk melanjutkan kegiatan sakral itu.
dan mulailah mereka semua mengambil posisi masing masing dan fokus menjalankan tanggungjawabnya.
"siiiiaaap graaak" terdengar aba aba dari danton pasukan itu yang menandakan bahwa latihan kali ini benar benar terlihat serius dan harus menunjukkan hasil yang memuaskan pada pelatih mereka
terlihat pasukan itu mulai melangkah dengan tegap sambil mengikuti setiap aba aba yang di instruksikan oleh danton mereka dan kini tibalah mereka masuk dalam lapangan untuk membentuk formasi barisan demi bisa mengawal bendera sampai di kibarkan pada puncak tiang di tengah tengah lapangan
"formasi barisan...jalan" masing masing anggota fokus pada tugasnya yang telah di bagi bagi sebelumnya di mulai dari pemegang baki hingga 3 orang yang bertugas mengikat bendera pada tali yang telah disediakan sampai pada di kibarkannya
"benderaaa siaap" informasi yang di beritahukan tepat sampai di pendengaran danton langsung mengambil alih aba aba untuk seluruh peserta
"kepada sang merah putih hormaaaaatt, grak" serentaklah mereka semua memberi hormat pada sang merah putih yang terus di kibarkan di ikuti dengan iringan lagu kebangsaan indonesia raya
"tegaaap grak" pemimpin pasukan yang melihat bendera telah sampai pada puncaknya, seketika langsung memberikan. Aba aba untuk menurunkan tangan sebagai tanda persiapan bahwa tugas mereka dalam mengibarkan bendera telah selesai
Kini semua rentetan kegiatan tahap demi tahap telah terselesaikan secara sempurna yang membuat para pelatih mereka tersenyum bangga
"selamat kalian akan menjadi siswa/i yang bersejarah karena telah berkontribusi secara nyata dalam upacara sakral nanti. Dan saya bangga karena di mulai dari awal latihan tadi hingga selesai tidak ada kesalahan sedikitpun yang saya lihat, ini menandakan keseriusan kalian dan semangat juang kalian dalam mengibarkan sang merah putih" ucap pelatih mereka dengan panjang lebar yang merasa sangat puas dengan hasil kerja keras mereka selama satu bulan ini
"betul pak, saya rasa mereka memang layak sebagai siswa/i pilihan yang terbaik"tambah pelatih mereka yang lain
"baik karena dari hasil latihan ini telah memenuhi syarat, maka sebentar sore kita lakukan gladi bersih yang kemudian pengambilan baju seragam. Dan jangan lupa dimalam hari sebelum kegiatan di adakan teman teman wajib hadir di lapangan ini sebagai tanda pengukuhan anggota PASKIBRA" jelas nya pada seluruh anggota
"siap pak"jawab mereka penuh dengan rasa terharu
"duh nggak kerasa yah perjuangan kita sebentar lagi akan masuk puncak"ucap salah satu anggota
"iya, sedih juga rasanya kalau di ingat kita tidak lagi akan bersama sama di camp ini"jawab anggota lainnya
Begitulah suara suara sumbang di belakang barisan yang tentu di dengarkan oleh Killa. tentu ia merasa sedih juga dengan akhir perjuangan mereka, walaupun dia tidak terlalu menikmati waktu kebersamaan mereka karena pada dasarnya orangnya dia tertutup walaupun begitu Killa tetap merasa ada yang hilang, karena selama ini dia selalu dapat mengembalikan mood nya ketika sudah bertemu teman teman pasukannya yang suka random itu.
"bagaimana kalau kita adakan acara ngumpul dulu sebagai refreshing sebelum hari H kegiatan di mulai" usul pelatih mereka yang memang masih kental jiwa mudanya, jadi dia tahu bagaimana dalam bersikap untuk menambah keakraban bersama para remaja itu
"setuju bangat pak, kebetulan nih ada yang ultah hari ini" teriak Santi sambil menunjuk temannya yang ulang tahun itu
"yah Santi apaan sih, malu tau" ocehnya yang sebenarnya dia tidak mau di tahu sama semua orang bahwa dia ulang tahun karena pada dasarnya dia pemalu orangnya
"siapa, mana orangnya " tanya pelatih itu
"ini nih pak, yelsi" tunjuk Santi dengan penuh semangat
"Santi, aku nggak mau yah" kesal yelsi, dia pusing terhadap tingkah temannya itu, pasalnya dia sudah tahu bahwa dirinya pemalu tapi masih juga dia mau merayakan ultahnya di tambah ada banyak yang tidak dia akrabkan
"udah yel kamu terima saja, lagian ini nggak sering kok. Kamu mah untung di rayain sama teman teman seramai ini, cibanya aja ultahku juga di hari ini senang aku kalau di rayain sama mereka. Itung itung aja ini adalah acara kita biar makin mengakrabkan diri sebelum bubar ini pasukan yah" bujuk teman di sampingnya
"hff, ya sudah deh" dengan terpaksa yelsi mengiyakan permintaan teman temannya itu, toh memang benar ini sekali aja kok
"nah bagus nya di apakan yah yang ultah ini" tanya pelatih ya yang berusaha menghilangkan kecanggungan antara pelatih dengan anggotapasukan itu
"dia traktir kita aja pak sebagai perayaannya hahah"asal ngoces aja yah teman satunya itu
"bangkrut nanti dianya, bisa bisa uang jajan nya selama sebulan di potong habis gara gara kita" ucap anggota lainnya
"ya sudah kalau begitu bagaimana kalau kita makan saja tapi bayarnya biar bapak saja" usul pelatihnya
"yeeey makin seru tuh, bisa puas makan kita hari ini," teriak Arkan
"huuh giliran makan saja kamu semangatnya minta ampun, giliran latihan iya iya aja tapi semangatnya hilang setengah" ucap Rian sambil menoel kepala Arkan
"nggak apa-apa setengah di latihan, seng penting nanti di hari H staminaku 100%" jawab Arkan tak mau kalah
"humm iya iya, awas kalau loyo loyo yah, nanti tak ku gampar habis habisan di tengah lapangan kamu" sarkas nya lagi, tapi yah begitulah mereka dalam bercanda
akhirnya mereka semua tertawa melihat perdebatan kecil itu, di hari itu juga mereka memutuskan untuk makan bersama tentu dengan traktiran dari sang pelatih sambil bercanda sesekali ada perdebatan yang menjadi warna di obrolan kumpulan para anggota pasukan itu
"waaah, seriusan pak ini kita makannya sebanyak ini, bapak nggak akan melarat kan setelah nraktir kita sebanyak ini" heran teman mereka yang asal ceplas ceplos, dia sudah tidak bisa lagi mengontrol bahasanya bersama pelatih
Semua teman temannya seketika langsung melotot ke arahnya setelah mendengar kalimat yang di keluarkan olehnya
'Puk'
"kamu ini apa nggak bisa di Jaga monyongnya tuh, ingat dia itu pelatih kita" rehan yang berbisik pada Arkan dengan nada penuh penekanan dalam memperingati temannya agar tidak asal ceplas ceplos lagi saat ini
"duh, apa nggak bisa yah re kamu kalau negur itu gunakan aja suara jangan langsung bertindak gunakan tangan, sakit ini kepala aku kalau di geplok terus sama kamu" ngocehnya kemudian yang tidak terima kepalanya jadi bahan sasaran tangan rehan
" ya abisnya kamu loh nggak lihat kondisi ngomongnya" sambil meliriknya dengan tajam
"hahaha, sudah sudah kalian jangan berdebat lagi. Kita Disini untuk mengakrabkan diri bukan malah buat canggung begini. Lagian juga tadi Arkan cuman bercanda kan. Ayok di makan itu nanti jadi dingin semua makanannya "