Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16 : Latihan
Heii, doble up, semoga masih stay ya^^
***
“Huhh..” Desah Tania terdengar, ia duduk di atas tanah dan menyenderkan kepalanya ke bahu Oberon.
“Kau lelah bukan? Ayo istirahat saja.” Ajak Oberon, tangannya terulur mengusap keringat Tania di pelipisnya. Tania menggeleng, “Tidak, istirahat sebentar dan akan ku lanjutkan lagi.” Tolaknya.
Pagi ini, tiba-tiba saja Tania meminta Oberon mengajarkannya beladiri, bahkan tadi Tania meminta langsung mengajarkan sihir. Oberon ingin menolak namun Tania terus bersikeras, dan sekarang mereka berada di lapangan tempat prajurit berlatih, hanya mereka berdua karena para prajurit sudah di usir oleh Oberon.
“Tania, kau tidak perlu bisa dalam beladiri ataupun sihir, hanya membuang-buang tenagamu.” Jelas Oberon, Tania cemberut mendengarnya, “Kau bilang aku calon Ratu Kerajaan Corvus, bukan?” Tanya Tania.
Oberon mengangguk, ia tersenyum kecil mendengarnya. “Tidak mungkin aku menjadi Ratu yang lemah.” Lanjut Tania.
“Siapa peduli kau lemah ataupun kuat? Seorang Raja akan selalu melindungi Ratunya, lagi pula jika ada perang aku tidak akan menyuruhmu ikut serta.” Jelas Oberon.
Siapa peduli? Tentu aku yang peduli, di masa depan tidak ada sihir. Sangat rugi jika aku tidak menggunakan sihir di sini. Batinnya kesal.
“Terserah, yang penting aku tidak ingin menjadi lemah lagi!” Ucap Tania tak terbantahkan, Oberon hanya pasrah, Tania sangat keras kepala.
“Dari yang aku lihat, kau sangat hebat. Gerakan dasar beladiri sangat mudah kau pelajari.” Puji Oberon.
Tentu saja, itu sangat mudah bagi Queen Mafia Corvus. Batin Tania sombong. Tubuhnya hanya lelah karena dua hari ini ia bermalas-malasan, sangat dimanja Oberon. Dua hari ini terasa seperti dua puluh tahun oleh Tania.
“Tentu saja, sekarang ayo lanjut.” Tania berdiri, diikuti Oberon. Sampai menjelang siang ia terus latihan beladiri bersama Oberon.
Matahari tepat di atas kepala, tanda tengah hari sudah datang. Tania berada di atas kasurnya, tentu bersama Oberon yang saat ini memijat kakinya, seolah seperti pelayan yang memijat majikannya. Selesai latihan dari pagi tadi tulang-tulang Tania terasa retak semua.
“Sudah aku katakan, jangan terlalu keras.” Ujar Oberon, Tania hanya mengangguk ngangguk acuh, Oberon beralih memijat tangannya.
“Tanganku tidak terlalu sakit, sekarang aku lapar.” Ucap Tania, Oberon menghentikan aktivitasnya, “Akan ku panggil dayang untuk mengantarkan makanan kemari.”
Tania menggeleng, “Aku ingin makan bersama Ayah dan yang lainnya.” Ucapnya, “Baiklah, perlu ku gendong?” Tanya Oberon.
“Tidak, kakiku bisa untuk berjalan. Aku mau saja digendong, tapi aku malu jika dilihat seisi istana.” Ucap Tania.
Padahal Oberon sangat ingin menggendongnya, Tidak mungkin aku bunuh seisi istana ini. Batinnya. Ingatlah jika Oberon sangat mudah melenyapkan nyawa seseorang hanya untuk keinginannya.
Mereka menuju ruang makan, semuanya sudah duduk menunggu Tania dan Oberon.
Tania duduk di sebelah Selir Larissa dan berhadapan dengan Putri Bianca. Dapat Tania lihat wajah kesal Bianca ketika melihat Oberon menggandeng tangannya.
Semua orang mulai memakan makanannya, di sela-sela makan Selir Larissa bertanya pada Tania, “Bagaimana keadaanmu, apa sudah membaik?” Tanya nya lembut.
Tania mengangguk, “Ibu ingin mengunjungi mu ke kamarmu, tapi beberapa hari ini tugas ibu sangat banyak.” Lanjut Selir Larissa.
“Tidak apa-apa, Oberon selalu menemaniku, ibu.” Ucap Tania sambil tersenyum tulus, ia tau Selir Larissa benar-benar menyayangi Putri Tania dari dulu.
Ibu? Ah aku sangat senang memanggilnya ibu. Batin Tania. Setidaknya ada orang di istana Dalbert yang benar-benar menyayanginya.
“Kau berisik.” Ketus Selir Elara yang disebelahnya, “ah, maaf.”
Raja Atlas yang sedari tadi diam menoleh pada Tania, “Tania, aku dengar dari prajurit kau dan Raja Oberon belajar bela diri, apa benar?” Tanyanya. Tania mengangguk.
“Apa kau bisa? Dulu saja menangkis serangan ku kau tak bisa?” Tanya Putri Bianca.
“Ya, bahkan Tania belajar dengan sangat cepat.” Bukan Tania yang menjawab, melainkan Oberon yang di sebelahnya.
“Bagaimana jika nanti aku ikut berlatih?” Tanya Bianca. Tania mengangguk dengan cepat, “Tentu saja. Kita berlatih sore nanti.” Ucap Tania.
Akan ku rusak wajah burukmu nanti. Batin Tania, Diam-diam dia tersenyum miring.
“Baguslah, jika kau belajar bela diri setidaknya kau bisa melindungi dirimu sendiri.” Ucap Raja Atlas.
“Bianca, kau juga sering-seringlah berlatih, sebagai ‘Putri Mahkota' kekuatanmu harus kuat.” Ucap Ratu Miranda dengan sedikit menekankan kata Putri Mahkota, Bianca mengangguk mengiyakan.
Ck! Hanya Putri Mahkota saja bangga? Lalu aku yang pasti akan menjadi Ratu Corvus ini haruskah membuat pengumuman? Batin Tania berdecak.
***
Jangan lanjut ke part selanjutnya dulu!!!
Likenya dulu dong:)
tian