Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 05: sekarang aku lah antagonis nya
Kinara menatap pelayan wanita itu dengan congkak, di lipatnya kedua tangan di depan dada. "Sikap apa yang baru saja kau tunjukkan itu? begitu kah kau menunjukkan rasa hormat mu pada nyonya mu?" ucapnya dengan nada di buat seangkuh mungkin agar pelayan itu tau siapa yang sedang dia ajak bicara saat ini.
Mata pelayan itu mendelik. Ia mencebikkan bibirnya. "jangan sok menjadi nyonya rumah hanya karena kejadian di pesta semalam, mau bagaimana pun posisi mu di sini hanya seorang pengganti! " ketusnya.
Kinara tersenyum miring, kaki jenjangnya dengan pasti melangkah ke arah wanita muda itu, di lihat wajahnya sangat judes kala bertatapan dengannya nampak sekali jika pelayan wanita ini sering membuat kinara wijaya kesusahan selama di mansion ini.
Srek! dengan satu tarikan tangan, kinara menjambak rambut pelayan wanita itu membuat si empunya langsung meringis dan menjerit. "Argggh, lepaskan aku! dasar wanita kampungan! "
Kinara mengerlingkan mata nya, malas."Haaah! sekarang aku mulai kesal dengan sebutan itu, wanita kampungan, wanita kampungan! tidak adakah kata umpatan yang lebih kreatif daripada itu? kalian ini miskin kosakata sekali! " cibirnya.
Bisa dia rasakan tangan pelayan wanita itu gemetar, kinara tahu dia ketakutan tapi masih saja menujukkan raut keangkuhan nya.
"Beraninya kau padaku? kau lihat saja, aku akan melaporkan mu pada nyonya Marisa! " ancam si pelayan wanita, yang kinara ingat kini, namanya adalah Sely.
"Kau si pelayan yang menjadi orang kepercayaan Marisa kan? ck, ck, orang seperti mu yang hanya berani berlindung di balik ketiak si Marisa itu, berani mengancam mu dengan ancaman remeh seperti itu? " Kinara tertawa.
Mata Sely mendelik. "Bahkan kau memanggil nyonya Marisa dengan hanya namanya saja? kau benar-benar kurang ajar! "
"Cih, banyak omong! " Kinara melepaskan cengkraman nya dari rambut wanita itu. "Karena kau tidak menghormati ku sama sekali sebagai nyonya di mansion ini, maka hari ini juga kau di pecat! silahkan angkat kaki dar sini! "
"Apa?!" Sely terbelalak kaget. "Kamu tidak tidak punya wewenang sama sekali untuk memecat ku!" geramnya.
Kinara lantas tersenyum miring. "sayangnya ada, karena aku adalah istri dari tuan kenantra chakra winata, pemilik mansion ini, jadi aku berhak mengusir siapapun dari sini yang tidak menghormati ku, salah satunya adalah kau! "
Tak lama kemudian kinara meneriaki nama seseorang, yang tak lain adalah pak dandi, kepala pelayan mansion ini.
"Pak Dandi! " setelah beberapa kali namanya di panggil dengan suara keras, pria berbalut setelan jas hitam itu datang dan segera menghadap.
"Lelet sekali sih! " kesal kinara, merasa panggilannya tak ada gunanya untuk kepala pelayan itu.
"Saya ada urusan tadi sebentar, maaf nyonya. "
Setahu kinara, dalam cerita novelnya pak dandi ini memang berada di pihak tengah, dia tidak membenci kinara wijaya tapi tidak pula menyukainya, karakter nya pun tidak terlalu di tonjolkan, jadi kinara tidak tahu dia kawan atau lawan. Tapi mulai detik ini Kinara bertekad ingin menjadikan pak dandi sebagai orang yang berada di pihaknya.
"Pak dandi, apa anda tahu siapa saya? "
Pria paruh baya itu mengangguk. "Anda adalah istri tuan muda kenantra. "
"Bagus anda masih mengenali status saya. Otomatis saya juga adalah majikan anda, jadi saya harap kedepannya, jika saya memanggil anda lagi, segeralah datang. Jangan menganggap remeh panggilan dari saya. "
Pak dandi merasakan aura intimidasi yang kuat saat istri tuan mudanya tersebut mengatakan hal demikian. Sudah menjadi rahasia umum di lingkungan mansion jika kinara hanyalah istri pengganti, beberapa pekerja di sini mengharapkan sarah lah yang menjadi istri kenantra, itu sebabnya mereka tak menyukai kehadiran kinara dan sikap mereka selalu semena- semena pada gadis itu meski status mereka hanya lah pelayan.
"Baik nyonya, saya mengerti. " jawab pak dandi kemudian, lalu mengangguk patuh.
"Bagus.Sekarang saya ada tugas untuk mu. Antar pelayan ini sampai gerbang mansion, mulai hari ini dia di pecat, tidak ada uang pesangon untuk nya kecuali gaji bulanan nya. "
Pak dandi menatap si pelayan Sely, lantas terkejut.
"Apa, nyonya? tapi sely adalah pelayan favorit nyonya Marisa, bagaimana kalau beliau tau dan marah? "
Kinara menoleh pada Sely, yang kini menunjukkan wajah sombongnya karena di bela pak dandi.
"Aku tidak peduli. Jika ibu mertua ku marah nanti, katakan padanya jika aku yang memecat nya. "
Pak Dandi tidak banyak bicara lagi meski kinara lihat raut wajahnya menunjukkan raut ketidaksetujuan. "Baiklah nyonya, saya akan mengikuti permintaan anda. "
Kinara menarik sudut bibir. "Begitulah cara seorang bawahan bekerja. " Ia kemudian menggerakkan kepalanya sebagai isyarat. "Bawa dia pergi. "
Pak Dandi dan menyeret sely pergi dari sana meski pelayan wanita itu tampak ngamuk dan memberontak.
"Apa tidak?aku tidak mau di pecat!" Teriak sely serupa alunan musik indah di telinga kinara membuat nya tersenyum lebar.
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku, kinara!!! "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah menyelesaikan urusan tentang pelayan pembangkang itu. Kini kinara melangkahkan kakinya menjelajahi seisi mansion, perutnya sekarang sudah berteriak meminta di isi, jadi dia memutuskan untuk pergi ke dapur.
Selama perjalanan, kinara memikirkan rencana apa lagi yang akan dia buat ke depannya.
"Oh ya benar, shoping. " Kinara terpikirkan sebuah ide di otaknya, ia perlu berbelanja dan merenovasi kamarnya.
Baju- baju yang di kenalan kinara memang bagus tapi agak ketinggalan zaman, para pelayan yang di tugaskan untuk melayaninya benar-benar mmbuat ia seperti angsa buruk rupa dengan memberikan baju- baju bekas dan barang- barang jelek. Ia berniat untuk merubah itu semua mulai sekarang.
Saat sedang memikirkan semua ide di kepalanya, tiba-tiba saja kinara di kejutkan dengan sebuah kaki yang sengaja membuat langkahnya tersandung.
Sontak tubuh kinara limbung dan hampir membuatnya terjerembab jatuh jika saja dia tidak mempertahankan keseimbangannya.
"Upss, jatuh ya? aku tidak sengaja. "
Kinara menoleh ke samping, gelak tawa yang baru saja dia dengar itu berasal dari wanita bergaun merah dengan lipstik cetar menghiasi bibir tebalnya.
"Ah, ini dia si antagonis nya. " batin kinara berucap. Wanita di samping nya ini adalah pemeran jahat di dalam novel ini. Claudia bergh, adalah seorang model, yang menyukai kenantra dan mengikuti kemana pun pria itu pergi, meski tahu kenantra sudah memiliki istri, dia dengan tidak tahu malunya selalu mengejar- ngejar kenan. Tipe-tipe cabe busuk yang selalu ada di dalam novel romantis.
"Kenapa? kau marah? tidak senang? " Claudia tertawa lagi.
Selain tidak tahu malu dan selalu menempel pada kenantra, Claudia juga selalu mengusik Kinara. Dia selalu melakukan berbagai rencana licik untuk menyingkirkan kinara dalam hidup kenantra dan keluarga winata.
Kinara tak menjawab pertanyaan wanita itu. Dia menegakkan tubuhnya kembali dengan anggun.
Tanpa babibu dan banyak omong, kinara menyepak balik kaki wanita itu hingga membuat Claudia langsung tersungkur ke lantai.
"Arrrgh!" sontak jeritan nya mengundang para pelayan yang berlalu lalang menoleh ke arah mereka. Claudia terjatuh dengan posisi bibir nya yang langsung mencium keramik, pemandangan itu lantas membuat para pelayan yang melihat nya, menahan tawa mereka.
"Ups jatuh ya? maaf, aku sengaja, " ujar kinara seolah membalikkan kata- kata wanita itu sebelumnya.
"Dasar jallang! beraninya kau?!!! " desis Claudia menatap geram.
Kinara tersenyum miring, sambil bersidekap dada. "Kau memang antagonis di dalam novel ini. Tapi sayangnya keadaan sudah berubah. sekarang ,aku lah antagonis nya. " gumam kinara lantas tertawa.
*
*
*
Bersambung