NovelToon NovelToon
MENJADI TUAN MUDA

MENJADI TUAN MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Harem / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

area non Bocil !!!!

Demi mendapatkan uang untuk pengobatan ayahku, aku terpaksa terjebak di lingkaran merah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Tentu saja tidak, kalau bisa, aku lebih berharap micel menggunakan mulut kecilnya yang menggoda itu.

Tapi aku akhirnya tetap tersenyum dan menyutujuinya, bagaimanapun dia baru pertama kali, kalau terlalu itu akan membuatnya canggung, malah akan membuatnya malu, aku harus membuatnya terbiasa dengan keberadaanku.

Oleh karna itu, tangan kecilnya yang putih itu membantuku melepaskan celana, lalu mengeluarkan binatang buas yang ganas itu.

Saat itu, wajah Micel pun memerah, aku bahkan bisa mendengarkan nafasnya semakin begitu cepat karena gugup.

Saat kami duduk di ranjang, saat sepasang kakinya yang seksi itu menyentuh keberadaan binatang itu.

"kring!"

Ponsel yang menyebalkan itu berdering, Micel buru-buru mengeluarkan ponsel, sangat jelas, kakinya juga ikut bergerak.

"Apa?,Baik, aku akan segera kembali ke perusahaan!"

Micel menutup telepon, lalu ingin mengatakan sesuatu kepada ku, aku sudah membantunya mengambil heels, mengangkat kakinya, lalu menciumnya.

"Micel, kamu selamanya ada dihatiku, aku sudah tau didalam hatimu ada diriku, ini sudah membuatku senang."

Setelah membantu micel memakai heels, aku berdiri, awalnya ingin menciumnya, akhirnya dia malah tiba-tiba berjongkok.

Dan yang lebih terkejutnya adalah, Dia langsung membantuku menghisap dengan mulut kecilnya, lalu menggunakan lidah menggelinya, godaan itu membuatku tergerak.

Dia berdiri, wajahnya memerah,bergumam,"Aku pergi dulu, sisakan dia untukku, pertama kalinya hanya boleh menjadi milikku!"

Setelah berkata, tidak menungguku berbicara, Micel yang malu langsung buru-buru pergi, seperti melarikan diri masuk kedalam mobil dan pergi.

Menatap mobil Audi hitam ysng pergi jauh, aku tahu, bagian Micel sudah lumayan, tapi lumayan hanya terbatas, yang aku perlukan malah membuatnya tidak bisa meninggalkanku selamanya. Jarak dan tujuan ini masih terlalu jauh.

Di dalam dapur terdengar suara cit cit, sudah berbunyi sangat lama, aku tidak menyadarinya.

Hingga Micel pergi, aku baru teringat kalau di dapur sedang memanaskan air, oleh karna itu aku pun bergegas masuk ke dapur......

**

1 Minggu selanjutnya lebih biasa, bahkan biasa dikatakan sangat membosankan, pelatihan etika, pengembangan pengetahuan, dan juga pengetahuan dari berbagai Aspek, Kak Sandra seperti sedang mengisi perut bebek, terus meleparkan kepadaku, bahkan sudah hampir membuat kepalaku meledak.

Untungnya, hari ini adalah hari pengecekan, tidak perlu memikirkan hal yang membosankan dan harus dimengerti itu.

Setelah datang ke rumah sakit, aku mengikuti perintah Santi hari itu dan langsung mencarinya.

Hari ini Santi tidak sibuk, setelah melihatku datang, dia langsung membawaku ke ruang kosong di ujung.

"Lepaskan pakaianmu"

Dia adalah dokter, tempat ini juga adalah rumah sakit, aku tentu saja mendengar perintah dokter, Oleh karna itu aku langsung melepaskan pakaian.

Santi denganmalu berkata,"Aku menyuruhmu melepaskan bajumu, untuk apa kamu melepaskan celanamu."

Aku melepaskan celana tentu saja untuk mempermainkanya, kalau tidak untuk apa, apakah aku benar-benar bodoh!

Setelah melepaskan baju, aku mengikuti perintahnya duduk di atas ranjang.

Santi maju kedepan, membantuku melepaskan perban, saat tangan kecil yang lembut itu menyentuh tubuhkku, kehangat dan kelembutan itu, membuatku merasa sangat nyaman. yang lebih penting adalah, karena dia menempel pada tubuhku, oleh karena itu dari jubah putih yang longgar itu, aku melihat pemandangan indah yang ada di dalam.

Br* bunga berwarna ungu mengankat dada yang berisi dengan sempurna, lembah yang dalam itu membuat orang sangat terpesona.

Tidak tahan, aku pun menghirupnya dengan dalam, sangat wangi, tidak hanya aroma br* baru dicuci, juga ada aroma dari d4da yang berisi itu, membuat orang mabuk.

Santi kin masih dengan fokusnya mmebantu ku melepaskan perban, oleh karena itu dia sama sekali tidak menyadari bagian depan dad4nya yang terlihat dan juga gerakan kecil tanganku.

Sangat lembut dan cepat, aku meletakkan sepasang tanganku di jubahnya, lalu dari bawah ke ats membuka ke 5 kancingnya, hanya menyisakan 1 kancing.

Aku mengamati pinggulnya yang putih dan ramping, sama sekali tidak ada lemak, bahkan pusarnya juga terlihat sangat lucu, membuatku tidak tahan dan ingin menyentuhnya, Dan dad4 yang bulat yang berisi itu semakin menggoda, langsung membuatku ingin memasukkan kepalaku ke dalam, menghisapnya dengan kuat dan menjilatnya, lalu membelainya.

"Santi."

"dan..."

"Sebenarnya aku tidak ingin mengatakanya hal ini, tapi aku tidak tahan jika tidak mengatakanya, aku sudah menyimpanya sangat lama didalam hatiku, tidak bisa menahanya lagi, aku takut aku akan mati karena menahanya."

Aku bisa dengan jelad merasakanya, seiring aku berkata, sepasang tangan Santi sedikit gemeteran, bahkan gerakanya melepas perban juga tidak begitu lincah lagi.

"Kamu selalu dalam hatiku , aku tidak pernah melupakanmu, hingga sekarang, hampir setiap hari aku selalu memikirkanmu, sampai sekarang di mejaku juga masih terpampang foto saat kita lulus, itu adalah foto satu-satunya fotomu yang aku miliki."

"Awalnya aku mengira seumur hidup ini tidak akan ada kesempatan untuk bertemu denganmu lagi, tapi 10 tusukan ini adalah takdir, adalah kesempatan yang takdir berikan agar kita bertemu kembali, maka aku bersedia menerima 10 tusukan lagi, demi bersama denganmu...."

Aku mengatakan begitu banyak, setiap ucapanku dikatakan dengan tulus, aku bisa dengan jelas merasakan nafas Santi menjadi kacau, sedikit cepat, dan tidak teratur, ini berarti hatinya juga sudah kacau.

Jadi aku pun beridir, memeluknya dengan perlahan,"Aku mmenyukaimu, hari ini tidak pernah berubah."

Santi membantah, hanya saja tubuhnya yang lemah itu sama sekali tidak memiliki tenaga kuat, lagipula dia juga tidak membantah dengan sekuat tenaga.

Terima kasih Justin, aku mengerti perasaanmu, aku sangat terharu, kalau saat ini aku tidak ada pasangan, aku pasti bersedia bersama denganmu, tapi, tapi sekarang aku sudah memiliki pacar, dan kami akan segera mendaftarkan pernikahan, Maaf."

Aku mengangkat wajahnya yang cantik itu, dengan tulus,"Aku menyukaimu, kamu membuatku terpesona, kita kembali bertemu adalah sebuah takdir, apakah keputusanmu sendiri lebih penting dari takdir?"

Tidak menunggu Santi menjawab, aku langsung mencium bibirnya, menelan seluruh ucapanynya.

Awalnya dia masih menolak, lalu menghalangi, tapi seiring dengann ciumanku yang agresif, perlahan dia mulai menyerah dan mulai menerima, bahkan akhirnya membalasku.

Nafasnya yang cepat itu sudah cukup membuktikkan segalanya.

Dari bibir yang menggoda hingga lehernya yang putih, lalu daun telinganya yang ditutupi rambut, dengan ketulusan dari seluruh tubuhku, Santi pun kehilangan kesadaran, perlahan mulai tenggelam dalam ** ku yang kuat.

Setelah itu, aku membuka jubahnya yang sudah diam-diam aku lepas, lalu sepasang tanganku pun masuk kedadanya yang berisi...

Dada berisi tegak dan kelembutan itu membuatku terpesona, membuatku tergila-gila.

Hanya saja, gerakanku sepertinya juga membuat Santi merasa ragu.

Dengan nafasnya yang cepat dia menolakku,"Justin,jangan, aku akan segera menjadi pengantin orang lain, jangan begitu."

Aku tidak mengatakan apapun terhadap masalah ini, hanya terus mengatakan rasa rinduku padanya, namun sama sekali tidak ada pujian terhadap tubuhnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!