NovelToon NovelToon
Istri Yang Kau Siakan

Istri Yang Kau Siakan

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: aisy hilyah

Siapa yang ingin rumah tangganya hancur? Siapa yang ingin menikah lebih dari satu kali? Semua orang pastilah berharap menikah satu kali untuk seumur hidup.

Begitu pun denganku. Meski pernikahan yang kujalani terjadi secara paksaan, tapi aku bisa menerimanya. Menjalani peran sebagai istri dengan sebaik mungkin, berbakti kepada dia yang bergelar suami.

Namun, bakti dan pengabdianku rasanya tidak cukup untuk membina rumah tangga dadakan yang kami jalani. Dia kembali kepada kekasihnya setelah aku mengandung. Kesempatan demi kesempatan aku berikan, tapi tak digunakannya dengan baik.

Bercerai? Rasanya tidak semudah itu. Aku ingin merebut kembali apa yang menjadi milikku. Termasuk modal usaha yang aku berikan dulu kepadanya. Inilah kisahku, Shanum Haniyah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 10

"SHANUM!"

Langkah yang kuayun secara otomatis berhenti ketika sebuah teriakan memanggil namaku, begitu pula dengan Kak Dzaky. Kami menoleh bersamaan dan mendapati sosok Raka yang berdiri di teras restoran dengan dada kembang kempis. Kedua tangannya mengepal, wajahnya menghitam penuh amarah.

"Bagus! Kamu bohongin suami kamu sendiri, ya. Kamu bilang mau pulang dan istirahat, tapi ternyata malah asik berduaan dengan laki-laki ini. Inget, Sha, kamu istri orang. Seorang perempuan yang punya suami nggak pantas berduaan sama laki-laki lain!" tuding Raka berapi-api.

Mata merahnya yang menyala menghujam manik Kak Dzaky yang tetap terlihat tenang. Kami tidak berdua dan semua orang tahu itu. Aku bergeming, memilih diam dan merasa tak perlu meladeni kesalahpahaman yang dilontarkan suamiku itu.

"Padahal kamu tahu mamah butuh kamu di rumah sakit. Dia mau kamu yang nemenin di sana, tapi dengan alasan beristirahat kamu enak-enakan di sini sama dia. Kamu anggap apa aku? Batu?" bentak Raka menggelegar, suaranya yang tinggi melengking mengundang perhatian banyak orang.

Aku melangkah turun, tak terbetik sedikit pun rasa takut di hatiku. Aku berdiri di hadapan suami yang telah mengkhianati pernikahan kami dengan berani.

"Siapa bilang kami berduaan? Aku nggak berduaan sama Kak Dzaky, aku datang ke sini sama semua karyawan aku dan nggak sengaja ketemu Kak Dzaky di sini. Kamu salah faham, Raka. Jangan kamu pikir aku sama kayak kamu yang lupa status." Kulipat tangan bersedekap di perut.

Tersenyum miring pada laki-laki yang masih dikuasai amarah. Apa yang dia dipikirkan?

"Halah. Itu cuma alibi kamu aja yang udah ketahuan. Sekarang, siapa yang selingkuh? Aku atau kamu? Kamu pergi berdua sama dia selama satu Minggu tanpa kasih tahu suami kamu. Apa itu namanya kalo bukan selingkuh?" tudingnya mulai mengada-ada.

Kuurai lipatan tangan, kuhembuskan napas kasar, menatap pada kedua matanya yang merah menyala.

"Kamu jangan lupa kenapa aku pergi? Benar kata orang, dia yang melakukan kesalahan akan melempar kesalahan pada orang lain untuk menutupi kesalahannya. Ya, kayak kamu ini. Nuduh aku selingkuh, padahal jelas-jelas kamu yang selingkuh. Kamu lupa, tadi siang di rumah sakit? Kamu nggak peduli sama mamah kamu sendiri, tapi begitu peduli sama mantan kamu itu." Kuluruskan telunjuk tepat di depan wajahnya.

Ugh!

Raka menangkap tanganku kasar, mencengkeram dengan kuat. Kutahan rasa sakit agar tidak meringis, mata merah di hadapan seolah-olah ingin melahapku hidup-hidup. Apa yang merasukinya? Apakah Shila? Dia berubah drastis.

"Ikut aku!" katanya sembari menarikku.

"Lepas! Aku punya tanggung jawab di sini. Semua karyawan aku ada di sini." Aku menolak dengan keras, menarik tanganku meski percuma.

"Alasan, bilang aja kamu mau berduaan sama dia. Jangan pake alasan karyawan segala!" Raka bersikeras menarikku. Terseret kaki mengikuti tarikannya.

Namun, tak lama, setelah tanganku yang lain digenggaman seseorang. Aku menoleh, Kak Dzaky menahan masih dengan wajah yang tenang.

"Mau apa kamu!" bentak Raka menghempaskan tangan pemuda jangkung itu dari genggamannya.

Kak Dzaky melepas tangannya, berjalan ke sampingku. Menatap Raka dengan pandangan tak suka, ada rasa takut menjalar di hati. Aku khawatir mereka berdua beradu di tempat ini. Kutatap sekitar, ada beberapa orang menonton meski sambil berjalan pelan.

"Aku tahu kamu itu suaminya, tapi kamu harus ingat seorang suami nggak pantes berlaku kasar sama istrinya. Apalagi Shanum lagi hamil. Di dalam sana, semua karyawan Shanum menunggu. Kami cuma kebetulan ketemu aja di sini. Kalo kamu nggak percaya, masuk aja," ucap Kak Dzaky masih dengan nada yang terdengar tenang.

Kutatap wajah keduanya bergantian, sungguh berbeda sekali. Akhir-akhir ini Raka lebih sering emosi, terlebih bila bersangkutan dengan Kak Dzaky. Entah cemburu ataukah apa? Aku sendiri tidak mengerti.

"Bu! Bu Shanum!"

Raka yang sudah membuka mulut, terkatup kembali tatkala mendengar suara beberapa karyawanku memanggil. Mereka berdatangan mendekati, mungkin merasa cemas karena aku tak kunjung masuk ke restoran.

"Kenapa lama banget? Makanan udah disiapin," ucap Wati sembari mencuri pandang pada lenganku yang dicengkeram Raka.

Aku tersenyum padanya, kemudian berpaling wajah pada Raka yang bergeming dengan emosinya.

"Kamu lihat, 'kan? Mereka semua di sini. Aku nggak berduaan sama Kak Dzaky. Kita akan ke rumah sakit nanti abis makan, sekalian bawain mamah makanan. Mending masuk dulu aja, biar kamu nggak salah faham," ucapku menjelaskan.

Kurasa cengkeraman tangannya melonggar, tapi tak terlepas. Tak apa, itu artinya Raka sudah mengerti dengan situasi yang ada. Aku berbalik sambil menarik tanganku yang masih digenggam.

"Ayo!"

Pada akhirnya, Raka memilih mengalah. Ikut masuk ke dalam tanpa berkata-kata. Hanya matanya sekilas aku lihat menajam tatkala melewati sosok Kak Dzaky. Meja panjang kami telah terisi dengan makanan, aneka seafood tersedia di sana menghampar, menggugah selera.

Raka duduk di sampingku meski terlihat sedikit canggung. Semoga dia menyadari kesalahpahaman yang melanda hatinya tadi. Kak Dzaky duduk berhadapan denganku, setelahnya kursi dipenuhi oleh karyawan.

Tanpa rasa canggung, mereka semua menyantap makanan seperti biasa. Seperti saat tak ada Raka di antara kami. Jika Kak Dzaky, sudah sering membersamai ketika ia berlibur dari belajarnya.

"Pak Dzaky apa udah nggak pergi ke Timur Tengah lagi? Kami sering lihat Bapak ada di kota ini," celetuk salah satu karyawan dengan akrab.

Aku melirik Raka, ia mendengus tak senang. Tak satu pun yang mengajaknya berbicara karena mereka memang belum akrab dengan suamiku ini.

"Udah selesai, masa di sana terus? Tinggal nunggu jodoh aja ini," jawab Kak Dzaky sambil melirik ke arahku.

Aku salah tingkah, membuang muka ke bawah tak enak. Apalagi saat Raka tiba-tiba mencengkeram pahaku, mungkin dia melihat kami bertatapan tadi. Aku menghela napas, membiarkannya begitu. Acara makan malam yang harusnya diisi dengan berbagai celotehan riang, kini terasa canggung olehku.

"Aku nggak suka kamu lihatin Shanum kayak gitu? Ingat, dia istriku!" ucap Raka penuh penekanan.

Aku mengangkat wajah, menatap keduanya. Seperti Kak Dzaky biasanya, ia tetap tersenyum tenang tanpa berniat menanggapi. Wati dan yang lainnya pun terlihat canggung setelah Raka mengatakan itu.

"Semua orang tahu aku ini istri kamu, Raka. Udah, deh, nggak usah kayak gitu. Malu," bisikku padanya.

Ia menoleh dengan mata menyipit, kubuang napas berpaling darinya.

"Ya, harusnya dia sadar kalo kamu itu udah bukan gadis kayak dulu lagi," tekannya yang dapat didengar oleh semua orang.

Semua orang terdiam, meja makan yang semula ramai menjadi sepi bagai kuburan. Hanya terdengar alunan musik dari musisi lokal yang mengisi panggung hiburan di dalam restoran.

Aku memilih diam, enggan menanggapi. Menyantap makanan kesukaan meski tak berselera lagi. Rasanya aku ingin berlari ke pelukan cinta pertamaku dan menumpahkan semuanya. Kenapa suamiku tak seperti dirinya?

1
aryuu
ada setan??
aryuu
shanum ini mukanya sejelek apa sampai bapaknya jodohin sama Raka... ga habis pikir
aryuu
bapaknya shanum ngejodohin anaknya sama orang dan keluarga yg begini...
Lina Suwanti
semoga ga jd di pindah tugasnya
Fajar Alfiyanshah
Luar biasa
Konny Rianty
Alhamdulillah" karya² mu bgs semuaaa" inti nyaa" Kebaikan dibalas dgn kebaikan" Begitu juga sebaliknya " Makasih Thorrt Sehat slaluuuu....
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Bu Anyi
sabar ya sya,tapi cepet dong ngomong nya jadi gregetan ini
Ny Saepudin
.
Irma Saodah
Luar biasa
guntur 1609
rasain kau kan
guntur 1609
kwkwkwkw kau gak tahu saja kalau usahamu sdh bangkrut. ayok dah kau nanti. baru kau di tinggalkan sm shila nanti. mampus kau raka
guntur 1609
dasar benalu. muka tembok. sm sj kau sm mamamu
guntur 1609
huuuu dasar laki2 guoblok
guntur 1609
wah emang Daar keluarga benalu. parasit
guntur 1609
da sar muka tembok
guntur 1609
dasar muka tembok
guntur 1609
dasar mertua gak tahu diri. gak tahu ja kau sikap anakmu kayak binatang
guntur 1609
dasar raka emang gak berubah. pecundang karatan
guntur 1609
suamimu tu sampah
guntur 1609
kakimu tu sampah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!