Asira Davira Ciara, garis cantik nan manis yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan ternama dengan kehidupan yang hanya seputar pekerjaan dan ibunya seorang.
Sampai saat ini seorang Asira masih betah dengan kesendiriannya meskipun usianya sudah menginjak dua puluh lima tahun. Bukan tak laku namun Asira memiliki trauma tersendiri tantang cinta dan berumah tangga.
Tak ada yang bisa menebak alur cerita kehidupan dari Sang Maha Pencipta...Asira tiba-tiba di akui sebagai calon istri seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari pemilik perusahan tempatnya mengais rezeki. Dia adalah Davin Brian Ardiansyah, pemuda yang saat ini ingin terbebas dari obsesi sang kakak ipar yang sangat tergila-gila dengannya.
Terjebak dalam situasi sulit dan rumit, sehingga membuat seorang Asira di landa dilema...bingung akan keputusan yang harus di pilihnya antara menerima atau menolak kehadiran Davin di hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
❤️ Happy Reading ❤️
Seiring berjalannya waktu ... yang semula sengaja di hadirkan untuk bersandiwara, berubah menjadi kebiasaan, dan kini menjadi rasa nyaman, ada rasa kangen bila tak sua, ada rasa kehilangan jika tak bersama dan itu yang saat ini ada di rasakan dalam hati Davin maupun Sira.
Tak terasa sudah satu bulan lebih kebersamaan mereka menjadi kekasih pura-pura, tak terasa waktu berjalan dengan begitu cepatnya.
Hingga sore ini, Cika yang sudah di kuasai rasa amarah karena cemburu nekat menyusul saat Davin masuk kedalam kamarnya.
Davin yang baru saja pulang kerja langsung pergi ke kamarnya, sedangkan Cika yang baru saja keluar dari kamar dan tak sengaja melihat Davin ...bmenggunakan kesempatan ini.
Cklek
Davin yang sedang membuka kancing kemejanya langsung menoleh mendengar suara pintu yang tertutup dan di kunci.
Betapa kagetnya dia saat melihat sosok kakak iparnya sudah ada di sana.
"Ngapain kamu di sini?" tanya Davin. "Keluar!" tegasnya.
Namun Cika sama sekali tak mengindahkan perkataan sang adik ipar, karena menurutnya laki-laki sekeras apapun itu jika di suguhkan dengan sesuatu yang mengenakan dan bisa membuatnya puas ... pasti tak akan menolak, apalagi tubuh Cika bisa di bilang sangat menggoda dengan body ramping namun ada di bagian-bagian tertentu yang padat berisi, sehingga bisa di bilang masuk dalam katagori ****, di tambah dengan kulitnya yang putih mulus nyaris tanpa cacat.
Cika semakin berjalan mendekat kearah Davin sehingga membuat Davin reflek berjalan mundur ke belakang hingga mentok pada tembok.
Dengan beraninya, Cika mengangkat tangannya meraih kerah kemeja Davin dan menariknya kedepan agar lebih dekat dengan wajahnya.
Dekat semakin dekat hingga hembusan nafas keduanya pun sama-sama menerpa wajah keduanya.
Namun saat tinggal beberapa inci lagi, Davin langsung mendorong tubuh Cika sehingga pegangan tangannya terlepas dan mundur beberapa langkah, hampir jatuh malahan karena Cika tak menyangka akan mendapatkan perlakuan seperti ini.
"Keluar dari kamar aku." kata Davin penuh penekanan.
"Ayolah Davin, gak usah munafik ... kamu ini pria dewasa dan aku bisa tebak pasti kamu tak pernah melakukan ini pada kekasih kamu itu." kata Cika yang kembali berjalan mendekat yang kini malah semakin berani membuka satu persatu kencing kemeja yang dia kenakan.
"Jaga batasan kamu Cika." peringat Davin.
"Batasan apa ... aku cuma mau kita senang-senang." sahut Cika.
"Sudah gila kamu." tandas Davin.
"Iya aku memang gila, aku tergila-gila sama kamu sejak kita pertama kali bertemu." sahut Cika.
"Sadar Cika, kamu itu kakak ipar aku dan kamu pertama kali datang kerumah ini bertemu denganku juga sudah berstatus menjadi kekasih kak Damar." kata Davin.
"Aku begitu cinta sama kamu Davin, aku bisa ninggalin Damar untuk kamu." kata Cika lagi. "Jadi tinggalkan wanita itu." sambungnya.
"Heh kamu benar-benar ... '' kata Davin yang tak habis pikir dengan kakak iparnya itu, dia sampai sudah tak bisa berkata-kata lagi menanggapi aksi gila Cika.
Dengan gerakan cepat Cika meraih tubuh Davin dan hendak mencium bibir pemuda itu, tapi sebelum itu berhasil ... Davin sudah menahannya, bahkan kali ini Davin mendorong tubuh Cika sedikit kuat sehingga terjerembab di lantai.
"Dengar kata-kataku ... aku tak mencintaimu dan yang aku cinta hanya Sira, jadi aku harap kamu tak lagi mengusikku dan juga hubungan kami." Davin langsung keluar dari kamarnya setelah mengatakan hal itu.
Tanpa di sadari oleh Davin, Damar melihat Davin keluar sambil mengancingkan kemejanya yang tadi sudah terlepas separuh, tak berselang lama Cika juga keluar dari kamar Davin dengan melakukan hal yang sama di tambah penampilan yang sedikit berantakan plus mata yang berair karena sempat menangis.
Pikiran Damar entah sudah kemana-mana melihat penampilan kedua orang itu.
"Sayang." panggil Damar saat Cika baru berjalan dua langkah dari pintu kamar Davin.
Deg
"Mampus." gumam Cika.
Kerena melihat sang istri yang masih tak membalikan badan menghadap dirinya, Damar pun langsung berjalan dan berhenti di hadapan Cika.
"Sayang, apa yang terjadi?" tanya Damar dengan kedua tangan memegang wajah Cika.
Grep
Cika langsung memeluk tubuh Damar dan menangis sesenggukan karena dia yakin Damar pasti melihatnya keluar dari kamar Davin tadi.
"Ada apa?" tanya Damar, namun Cika tak menjawabnya ... dia justru semakin menangis sehingga membuat Damar langsung mengajaknya masuk kedalam kamar.
Damar mendudukkan Cika di tepi ranjang dan dia pun ikut duduk di sampingnya.
"Cerita sama aku, ada apa?" tanya Damar lagi.
"Dav ... Davin Dam ... hiks ... hiks ... hiks ... " kata Cika yang semakin membuat perasan Damar tak karuan.
"Iya Davin kenapa?" tanya Damar.
"Davin ingin melecehkan aku Dam ... hiks ... hiks ... hiks ... adik kamu Dam." jawab Cika. "A-aku tadi keluar dari kamar dan berpapasan dengan Davin yang baru saja pulang dari kerja, tapi tiba-tiba hiks ... hiks ... Davin memegang tangan aku dan membawa aku ke kamarnya Dam ... dia ingin berbuat tidak senonoh sama aku, dia ingin melecehkan aku yang notabene adalah kakak iparnya sendiri." cerita Cika yang penuh dengan kebohongan.
Wah ... Wah ... Patut di beri tepuk tangan dan acungan jempol untuk semau yang Cika katakan, mungkin kalau dia adalah seorang aktris, dirinya sudah mendapatkan piala Oscar untuk aktingnya ini.
Merasa di tolak oleh Davin berkali-kali, bahkan dia sampai rela merendahkan harga dirinya ... namun tetap di tolak membuat hati Cika mendendam.
Tak dapat Davin tak apa, namun dirinya akan membalas semua perbuatan Davin dan ini adalah salah satu caranya, membuat kakak beradik itu salah paham dan saling bersitegang.
Grep
"Awas saja kamu Davin." kata Damar dengan emosi yang memuncak saat memeluk tubuh Cika.
"Ini adalah pembalasan aku yang belum seberapa Davin." kata Cika dengan tersenyum licik di balik pelukan Damar.
"Kamu tunggu di sini." kata Damar yang hendak beranjak dari duduknya.
"Kamu mau kemana Dam?" tanya Cika sambil memegang kedua tangan Damar.
"Aku mau bertemu sama Davin, sekalian aku mau kasih tau mama dan papa akan apa yang di lakukan Davin padamu." jawab Damar namun Cika menggelengkan kepalanya.
"Jangan Dam, jangan sampai mama dan papa tau." cegah Cika. "Aku gak mau kalau nanti mereka malah menyalahkan aku karena telah merusak hubungan kalian, aku juga gak mau di tuduh menggoda Davin." alasan Cika. " Kamu gak mau nama aku buruk di hadapan kedua orangtuamukan Dam?" tanyanya.
"Tentu saja." sahut Damar. "Aku tak akan memberi tahu mama dan papa, tapi jangan cegah aku untuk ketemu dengan Davin." kata Damar yang langsung melepaskan tangan Cika dari tangannya.
Cika tersenyum senang saat melihat Damar keluar dari kamar mereka dengan perasaan marah.
"Rasakan." kata Cika sambil mengusap air matanya dengan kasar.
❤️
Cklek
"Kak ... tumben ma-"
Bugh
Satu pukulan mendarat tepat di wajah Davin sehingga membuat sudut bibir pria itu sampai sobek dan mengeluarkan darah.
"Kak ... apa-apaan ini?" tanya Davin.
"Halah banyak omong." sahut Damar dan hendak memukul Davin kembali namun bisa di tangkisnya.
"Aku beneran gak tau, kenapa kakak tiba-tiba pukul aku?" tanya Davin.
"Aku tegasin ke kamu ya Davin ... jangan pernah sekali-kali kamu melecehkan Cika ... aku gak akan terima meskipun kamu adikku sendiri." tegas Damar.
"Apaan sih Kak, kamu kayaknya salah paham." kata Davin.
"Salah paham, aku lihat dari kepala mataku sendiri jika kamu keluar dari kamar ini dan di susul dengan Cika dalam keadaan berantakan serta menangis." sahut Damar. "Aku juga sudah dengar semua ceritanya dari Cika." sambungnya. "Ingat Davin kamu itu sudah punya Sira dan Cika itu istri aku." kata Damar lagi. "Ini peringatan untuk kamu." imbuhnya sambil menunjuk tepat di wajah Davin, kemudian keluar dari sana.
"Heh, apa yang wanita itu katakan pada Kakak." kata Davin sambil menghela nafasnya. "Ish ... keras juga pukulannya." gumam Davin saat merasakan sakit di bibirnya.