NovelToon NovelToon
CINTA DI LUAR NASKAH

CINTA DI LUAR NASKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Enemy to Lovers / Slice of Life / Kekasih misterius
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Alexa Beverly sangat terkenal dengan julukan Aktris Figuran. Dia memerankan karakter tambahan hampir di setiap serial televisi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Alexa hanya muncul di layar sebagai orang yang ditanyai arah jalan.

Peran figurannya membawa wanita itu bertemu aktor papan atas, Raymond Devano yang baru saja meraih gelar sebagai Pria Terseksi di Dunia menurut sebuah majalah terkenal. Alexa tidak menyukai aktor tampan yang terkenal dengan sikap ramah dan baik hati itu dengan alasan Raymond merebut gelar milik idolanya.

Sayangnya, Alexa tidak sengaja mengetahui rahasia paling gelap seorang pewaris perusahaan raksasa Apistle Group yang bersembunyi dibalik nama Raymond Devano sambil mengenakan topeng dan sayap malaikat. Lebih gilanya lagi, pemuda dengan tatapan kejam dan dingin itu mengklaim bahwa Alexa adalah miliknya.

Bagaimana Alexa bisa lepas dari kungkungan iblis berkedok malaikat yang terobsesi padanya?


Gambar cover : made by AI (Bing)
Desain : Canva Pro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lupa Tujuan

Alena menyikut wanita yang berjalan riang di sisinya. Mereka memasuki kediaman Edgar setelah mengucap permisi dengan pelan dan langsung takjub dengan tata letak barang-barang di dalamnya.

Ruang tengah apartement itu hanya ada karpet tebal dengan bantal-bantal tersusun rapi, rak-rak berisi buku menempel di dinding. Ada boneka beruang yang terlihat cukup usang diletakkan di atas nakas kecil.

Alexa menatap foto seorang pria dan anak lelaki yang tengah mengayuh perahu, tersenyum ke arah kamera. Melihat warna mata di anak lelaki dalam foto, Alexa tahu bahwa itu adalah Raymond.

Ada beberapa foto lain digantung di dinding. Hampir semuanya adalah foto Raymond sejak anak-anak hingga dewasa. Tatapan Alexa terhenti di satu-satunya pigura yang berisi tiga orang.

Keningnya berkerut saat melihat wanita yang sedang tertawa sambil memegang balon, tampak sangat cantik dan anggun, tatapannya terasa hangat dan memancarkan kebahagiaan. Di samping wanita itu ada Edgar yang masih sangat muda, menggendong seorang anak lelaki berusia sekitar empat atau lima tahun.

Rambut panjang bergelombang wanita itu tergerai, warna coklat madunya membingkai bentuk wajahnya yang tirus dengan hidung mancung dan bibir mungil. Wanita yang kemungkinan besar adalah ibu kandung Raymond itu terlihat amat sangat cantik, jelas sekali bukan orang Amerika dari struktur wajahnya.

Di dalam satu-satunya foto keluarga kecil itu dengan anggota lengkap, Edgar tampak bahagia, gurat di sekitar matanya ketika tersenyum membuat penampilannya semakin memesona.

"Maaf hanya bisa menyediakan ini. Silakan duduk, kenapa kalian masih berdiri? Ah ... apa baik-baik saja duduk di bawah? Aku tidak membeli sofa."

Alexa menoleh pada pria yang baru saja kembali dari dapur. Edgar meletakkan nampan berisi minuman soda kaleng dan camilan yang biasa ada di mini market ke atas karpet. Wanita itu berjalan mendekat, duduk di depan Edgar yang tersenyum lembut padanya meski Alexa dan Alena datang tanpa pemberitahuan.

Alena yang sebelumnya juga ikut memperhatikan foto-foto di dinding, memilih duduk di samping Alexa, menepuk pelan punggung wanita yang beberapa saat lalu terlihat sangat cemburu dengan sebuah pigura.

"Tidak apa-apa, Paman. Maaf karena datang dan merepotkan begini." Alena tersenyum simpul, sedikit mengusap punggung wanita di sisinya saat Alexa hanya menatap dalam diam.

"Istrinya Paman ke mana?" Alexa bertanya tanpa memikirkan dua kali bahwa pertanyaannya sangat menyinggung privasi orang lain.

"Ah, maksud Alexa kenapa sepi sekali di sini, Paman. Soalnya di rumah Mama selalu ramai," ucap Alena seraya terkekeh pelan, sedikit canggung.

Edgar yang sempat terkejut dengan pertanyaan yang dilayangkan wanita di hadapannya dengan nada ketus akhirnya tersenyum. Mungkin hanya perasaannya. Mana mungkin Alexa menanyakan sesuatu sambil marah tanpa alasan.

"Sayang sekali aku tidak bisa mengenalkan kalian pada Nyonya rumah ini karena memang tidak ada," ucap Edgar sembari tersenyum simpul, melirik pada wanita yang masih menatapnya lurus dengan pandangan berapi. "Tapi, aku tidak bisa membayangkan Serra seramai apa karena setiap bertemu, dia selalu terlihat elegan dan tidak banyak bicara."

"Wah, padahal kalau di rumah, kami bisa mengobrol hingga belasan jam," ucap Alena seraya terkekeh lucu. "Apalagi kalau Papa dan Bibi Valisha juga bergabung."

Alena langsung menutup mulut rapat setelah tersenyum canggung, melirik wanita di sisinya yang masih belum keluar dari zona kecemburuannya. Ia mengerti tentu saja. Alexa pasti kesal melihat ayah kandungnya tampak bahagia dengan keluarga kecilnya. Edgar terlihat benar-benar memperhatikan Raymond, mencurahkan kasih sayang pada putra semata wayangnya, sedangkan di tempat lain ada anak yang menerima cacian karena tidak memiliki ayah.

Edgar yang menyadari ada yang tidak beres mengerutkan kening. Ia sangat terkejut saat tahu bahwa Alexa adalah anak kandung Valisha, tapi yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa wanita itu merupakan putrinya Vincent juga. Ia tidak pernah berpikir Vincent akan bermain api dan memiliki istri dua, tapi melihat bagaimana Alena bahkan memanggil Valisha dengan akrab, itu berarti mereka sudah menerima kehadiran satu sama lain.

Bagaimana dua wanita ini menghadapi publik? Edgar tidak mengerti kenapa Vincent menyatukan kedua putri dari istri berbeda dalam satu atap, tidak, mendengar kalimat Alena barusan bisa dipastikan bahwa Valisha juga kemungkinan tinggal di kediaman Waxton.

Apa-apaan?! Edgar tidak bisa menahan amarahnya membayangkan wanita yang ia cintai dan cari selama dua puluh lima tahun lebih malah menjadi istri kedua Vincent, temannya. Kenapa ia tidak pernah tahu?

"Ya, kami sangat bahagia sampai tidak membutuhkan siapa pun lagi." Alexa menanggapi dengan dingin. "Mama selalu bahagia kapan pun kami punya waktu mengobrol di ruang keluarga."

Alena menghela napas pelan, tidak tahu harus apa menghadapi sifat kekanakkan Alexa yang muncul di saat tidak tepat. Wanita itu jelas lupa tujuan utama mereka ke sini.

"Ekhem!" Alena berdeham, membersihkan tenggorokannya yang mendadak kering. Wanita itu menyikut Alexa sambil meraih salah satu minuman di hadapannya. "Kami hampir lupa tujuan kami ke sini, Paman. Alexa ingin mengatakan sesuatu."

Alena mulai meneguk minumannya setelah melirik pada Alexa, berharap wanita itu segera menyelesaikan urusan mereka di sini.

"Bagaimana Paman bisa mengenal Mama?"

Puft! Alena hampir menyemburkan minuman di mulutnya ke wajah Edgar kalau tidak segera mengedalikan diri. Wanita itu menoleh pada Alexa, melotot horor mendengar pertanyaan yang diajukan. Sungguh, mereka ke sini bukan untuk mengorek masa lalu orang lain!

"Bukankah hal wajar bila Paman Edgar mengenal Bibi Valisha?" Alena memperingatkan sambil tersenyum. "Paman Edgar dan Papa ‘kan berteman. Sudah pasti beliau juga mengenal Bibi Valisha. Iya kan, Paman?"

Edgar yang sedikit linglung setelah mendengar pertanyaan yang diucap dengan nada ketus oleh Alexa menarik napas pelan, berusaha menenangkan diri dan tidak menjawab bahwa Valisha adalah mantan kekasihnya. Wanita yang memperkenalkan diri dengan nama panjang Elodia Vallen dan meminta dipanggil dengan nama Vallen itu sangat cerah dan hangat. Edgar masih ingat bagaimana ia jatuh pada senyum gadis polos itu.

Sekarang Edgar mengerti alasan Alexa menatap tajam dan ketus padanya. Alexa pasti merasa canggung saat menyadari bahwa Edgar mengenal ibu kandungnya. Pasti wanita itu khawatir Edgar akan mempermasalahkan statusnya sebagai anak dari istri kedua.

"Benar yang dikatakan Alena," ucap Edgar seraya tersenyum simpul, berusaha menenangkan wanita di hadapannya. "Aku sudah sangat lama mengenal Vallen--maksudku Valisha karena Vincent memperkenalkan kami."

Edgar berbohong tentu saja. Mana pernah ia tahu keberadaan atau kabar Valisha sampai beberapa hari lalu. Pertemuan mereka juga jelas bukan karena Vincent yang mengenalkan keduanya, tapi tidak mungkin mengatakan hubungan masa lalunya dan Valisha, kan? Edgar khawatir Alexa akan lebih tidak enak hati saat tahu bahwa ia pernah memiliki hubungan spesial dengan ibunya.

"Begitu rupanya." Alexa bergumam, kepalanya menunduk, menatap jemari yang saling bertaut. Ternyata lebih menyakitkan mendengar langsung dari mulut Edgar bahwa pria itu mengenal ibunya melalui Vincent. "Apa Paman pernah menganggap Paman Vincent sebagai teman?" tanya Alexa lagi, kali ini suaranya sedikit goyah.

Alena segera mengusap pelan bahu wanita di sebelahnya. Alena mengerti alasan di balik pertanyaan Alexa. Kalau sekali saja Edgar pernah menganggap Vincent sebagai temannya, pria itu tidak akan mendekati Valisha dan menidurinya, saat Edgar sudah memiliki keluarga.

"Aku tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba terlihat meragukan hubunganku dan Vincent, tapi aku tidak pernah menganggap bahwa aku dan Vincent tidak berteman. Kau mengerti maksudku, kan?"

Alexa tersenyum pahit. "Aku mengerti dengan jelas," ucapnya pelan.

1
Anawahyu Fajrin
aku tunggu selanjutnya ya,,, up yg banyak ya Thor😍😍
Agura Senja: Akan up setiap hari ya~~ terima kasih sudah membaca 😍
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
Raymond luar biasaaaaa
Anawahyu Fajrin
jangan bilang....
Anawahyu Fajrin
ceritanya bagus banget Thor,,bikin nagih
Agura Senja: Makasih sudah mampir dan kenalan dengan Alexa~ 🫶
total 1 replies
Lestari Andrian
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!