Yasmin Ningrum, gadis cantik berjilbab 22 tahun harus hidup tanpa kasih dari kedua orang tuanya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kini Yasmin tinggal bersama paman dan bibinya yang perhitungan sekali kepadanya.
Bahkan untuk biaya hidupnya Yasmin harus mencari sendiri dengan bekerja sebagai penjaga toko bunga.
Kehidupan Yasmin berubah, saat dirinya di pertemukan dengan sahabat lamanya waktu SMA. namun sayang, sikap sahabat laki-lakinya itu sedikit berbeda dari biasanya.
Namun takdir berkata lain, Yasmin di pertemukan sahabatnya dengan cara yang tidak terduga.
Dirinya digerebek warga saat sedang sama-sama berteduh dari hujan, di sebuah gubuk.
Pada hari itu juga, status Yasmin berubah menjadi istri sahabatnya.
Apakah pernikahan mereka akan bertahan layaknya pasangan yang saling mencintai?
Dan apa penyebab berubahnya sikap sahabatnya itu?
Ikuti kisahnya dalam cerita mereka, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak, like, komentar dan follow. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
Alvino segera, menggendong tubuh Yasmin dan Membaringkannya di sofa. Alvino tertegun, ketika melihat betapa cantiknya Yasmin, saat tidak memakai jilbab. dia pun merasakan sesuatu, yang aneh pada dirinya saat memandang wajah Yasmin.
"Permisi... "
"Jangan masuk!" Alvino berteriak dengan lantang, saat Martin hendak masuk ke dalam ruangannya. dia tidak ingin, ada lagi orang yang melihat keadaan Yasmin tanpa memakai jilbab.
Martin pun kembali menutup pintu itu. dia yang terkejut, hanya memegangi dadanya yang berdebar kencang.
Alvino pun, menghampiri martin dan meminta membelikannya jilbab untuk Yasmin.
Martin yang paham segera melakukan perintah alvino. dia pun, bergegas membelikan jilbab untuk Yasmin.
Tidak berselang lama, Yasmin pun sadar dari pingsannya. seketika dia menangis, ketika melihat keadaannya saat ini. Alvino yang terkejut pun, segera menghampirinya.
"Kamu kenapa, Yas?" Alvino yang terkejut pun, tanpa sadar memanggil Yasmin dengan sebutan kamu.
"Jangan mendekat, Al. Jangan lihat aku!" Yasmin terlihat ketakutan, saat Alvino melihatnya dalam keadaan seperti itu.
"Tenang yas. Aku tidak akan menyakiti mu! Ingat kita ini suami istri. Jadi enggak ada salahnya, kalau aku lihat kamu tanpa memakai jilbab." Alvino yang mengerti kekhawatiran Yasmin pun, segera menenangkannya.
Yasmin terdiam, menundukkan kepalanya. "Tapi Al... tadi semua orang sudah melihat semuanya.... " Yasmin kembali menangis, menyesali semua yang sudah terjadi.
Melihat Yasmin yang begitu terpukul, membuat Alvino merasa iba. dia pun, menghampiri Yasmin dan membawanya ke pelukannya. "Maaf karena aku telat menolong, mu. Aku akan membuat mereka menyesal, karena sudah memperlakukan mu, seperti ini." Alvino mengusap lembut punggung Yasmin, memberikan ketenangan.
Yasmin mengeratkan pelukannya, hatinya merasa nyaman saat berada di pelukan alvino. selama ini, Yasmin selalu memendam rasa takutnya sendirian. bahkan selama ini dia selalu di hantui, rasa trauma saat hendak di lecehkan oleh Darman. namun kini, Yasmin merasa aman saat berada dekat dengan alvino.
Di rasa sudah tenang, Yasmin pun melepaskan pelukannya. dia hanya mampu menundukkan kepala, tanpa ingin menatap alvino.
Alvino memegang dagu Yasmin, mengarahkannya supaya menatap ke arahnya. Alvino menatap lekat, wajah cantik Yasmin dari jarak yang begitu dekat. "Jangan biarkan, semua orang melihat mu terbuka seperti ini. Ingat, sekarang kamu milik ku. Jaga baik-baik, semua milik ku." ucapnya, dengan nada rendah.
Yasmin yang menurut pun, mengangguk pelan. sekarang dia akan menuruti, apa yang di perintahkan oleh suaminya itu. "Apa itu artinya, kamu sudah tidak membenci ku lagi?" tanyanya hati-hati.
Alvino terdiam, untuk saat ini dirinya pun merasa bingung dengan perasaannya sendiri. saat melihat keadaan Yasmin seperti ini, hati alvino merasakan sakit. namun rasa kecewa di dalam hatinya masih ada, sampai saat ini juga. "Aku tidak tahu." jawabnya singkat.
Yasmin tersenyum getir, mendengar jawaban dari alvino. namun sedikit rasa bahagia, karena Alvino saat ini bersikap baik kepadanya.
Di saat keadaan di antara hening, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Alvino bangkit, dari duduknya dan segera membukakan pintu. Martin yang berdiri di ambang pintu, lekas memberikan barang yang di minta oleh alvino.
"Ini tuan, jilbab yang Anda minta. Apa ada hal lain lagi, yang Anda perlukan?"
Alvino menatap Martin tajam. "Kumpulkan semua orang, yang sudah membuat kekacauan di kantor ini. Setelah itu berikan pelajaran, atas perlakuan mereka!" ucapnya dingin.
Martin terdiam, mendengar perintah dari alvino. "Maaf tuan. Apa kita akan, memecat mereka semua?" tanyanya memastikan.
"Lihat CCTV . Pastikan mereka yang mengganggu dia, segera di pecat!" ujarnya tegas.
Martin pun mengangguk paham, kemudian segera pergi dari sana untuk mencari orang-orang, yang sudah mengganggu Yasmin. tak membutuhkan waktu lama martin pun, menemukan pelaku yang membully Yasmin.
***
Keadaan Yasmin, saat ini sudah membaik. dia terlihat cantik, dengan memakai jilbab pemberian dari alvino. bahkan Alvino di buat tidak berkedip, saat melihat Yasmin yang tetap cantik meskipun memakai jilbab.
"Al, Terima kasih karena sudah menolong ku." ucap Yasmin, tulus.
Alvino melirik sekilas pada Yasmin. dia merasa bingung, harus menanggapi sikap Yasmin seperti apa. ingin rasanya, dia membalasnya dengan senyuman. namun ada hal lain, yang seakan menghalangi keinginannya itu.
Yasmin yang tidak mendapatkan balasan, hanya tersenyum tipis. dia mengerti dengan sikap alvino saat ini. namun Yasmin, berterima kasih pada alvino karena telah menolongnya dari ancaman, orang lain.
Yasmin pamit keluar, dari ruangan alvino. dia mencoba, untuk bersikap biasa saja dan mulai bekerja lagi. sebab dia sadar, jika semua ini bukanlah akhir dari segalanya.
Setelah Yasmin keluar dari ruangan alvino. Martin pun masuk, ke dalam ruangan alvino bersama niken dan seorang laki-laki. mereka berdua menundukkan kepala, seakan tidak sanggup menatap alvino yang menatapnya tajam.
"Tuan alvino. Mereka berdua, orang yang sudah mengganggu Yasmin. bahkan perbuatan mereka, terekam jelas oleh CCTV." Martin berdiri di samping alvino, sambil menatap niken dan laki-laki itu.
"Perlihatkan rekamannya." titah alvino tegas.
Martin pun, mengangguk dan segera memutar video hasil dari rekaman CCTV.
Rahang alvino seketika mengeras, saat melihat bagaimana Yasmin di perlakuan seperti itu. sesaat darahnya terasa mendidih, saat melihat laki-laki di hadapannya berusaha membuka jilbab Yasmin. pantas saja sikap Yasmin terlihat ketakutan, ternyata dia di perlukan tidak sopan seperti itu.
"Kenapa, kalian bersikap seperti ini, di perusahaan ku! Apa kalian, tidak bersekolah? Di mana etika kalian, hah!" Alvino yang marah pun, tidak bisa mengendalikan emosinya. ingin rasanya, dia menghajar laki-laki di hadapannya itu.
"Maafkan saya, tuan alvino. Ini semua, karena niken. Dia yang bilang, jika Yasmin seorang j**ang. Dia juga yang bilang, jika Yasmin waktu semalam pulang bersama tuan. Bahkan niken juga, mempunyai foto-foto mesum milik anda, tuan alvino." Laki-laki itu dengan cepat menjelaskan, apa yang sebenarnya terjadi.
Meskipun dia juga tidak menampik, jika hampir tergiur untuk membuka jilbab Yasmin. namun semua dia lakukan, semata-mata karena penasaran.
Niken menatap tajam, laki-laki yang berada di sampingnya. namun saat ini dia tidak bisa berkutik karena ada bukti rekaman CCTV.
"Ini tuan, foto-foto yang di miliki oleh niken." Martin memberikan beberapa lembar foto Yasmin, yang sedang masuk ke dalam mobil alvino. bahkan ada beberapa foto yang menunjukkan, jika dirinya sedang bercumbu dengan Yasmin.
"Apa maksud mu, membuat semua ini? Seharusnya kamu malu, karena sebagai sesama perempuan kamu sudah merendahkan, harga dirimu sendiri. Dan dengar, meskipun aku berbuat sesuatu dengan Yasmin, semua itu tidak masalah. Jadi, berhenti mengusik kehidupan Yasmin. Dan mulai sekarang, kalian aku pecat!" seru Alvino, terdengar tegas dan dingin.