"Karena kamu yang menggagalkan acara pernikahan ini, maka kamu harus bertanggung jawab!" ucap pria sepuh didepannya.
"Bertanggung jawab!"
"Kamu harus menggantikan mempelai wanitanya!"
"APA?"
****
Bagaimana jadinya kalau seorang siswi yang terkenal akan kenalan dan kebar-barannya menjadi istri seorang guru agama di sekolah?!?
Yah dia adalah Liora Putri Mega. Siswi SMA Taruna Bangsa, yang terkenal dengan sikap bar-barnya, dan suka tawuran. Anaknya sih cantik & manis, sayangnya karena selalu dimanja dan disayang-sayang kedua orang tuanya, membuat Liora menjadi gadis yang super aktif. Bahkan kegiatan membolos pun sangatlah aktif.
Kalau ditanya alasan kenapa dia sering bolos. Jawabnya cuma satu. Dia bolos karena kesetiakawanannya pada teman-teman yang juga pada bolos. Guru BK pusing. Orang tua juga ikut pusing.
Ditambah sikapnya yang seenak jidatnya, menggagalkan pernikahan orang lain. Membuat dia harus bertanggung jawab menggantikan posisi mempelai wanita.
Gimana ceritanya?!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Cewek Tadi Siapa?
"Ehmmmmm, yang sama Agam itu siapa, Pak Hidayat?" tanya Munaf begitu Agam dan Liora tidak terlihat lagi.
"Oh, itu......!" belum juga dijawab, sudah ada pelanggan datang.
"Pak Hidayat.....!"
"Ah, iya. Sebentar.....!" saut Hidayat, "Maaf, ya Pak Munaf. Saya layani pembeli VIP dulu!" ujarnya seraya berjalan ke arah pelanggan tersebut.
"Iya, Silahkan!"
"Bi, sepertinya Mas Agam masih marah sama aku, Bi. Dia..... bahkan nggak lirik aku....!" kata Naila terlihat sedih.
"Sudah, mungkin dia bukan jodoh kamu, Nai. Kamu lupakan dia ya....?"
"Mana bisa, Bi. Nai masih sayang banget sama Mas Agam. Nai nggak mungkin bisa ngelupain dia, Bi!"
"Nai.....Maaf, kalau Abi ngomong kayak gini. Mungkin akan menyakitkan untuk kamu. Tapi alangkah baiknya kamu memang harus jauhi dia......!"
"Kenapa? Apa karena Nai seorang janda?"
"Emmmmmm, itu.....! Salah satunya ya itu.....!"
"Ah, Abi tega ngomong kayak gitu. Pokoknya, Nai akan balikan sama Mas Agam. Dulu, Nai emang melakukan kesalahan. Tapi sekarang Nai nyesel. Nai mau balikan sama Mas Agam....!" rajuk perempuan itu. Lalu berlalu meninggalkan sang ayah tanpa berpamitan.
"Astaghfirullah. Nai tunggu.....!" pekik pria paruh baya itu.
"Ada apa, Pak Munaf?"
"Ah, nggak apa-apa. Ehm, ya sudah, saya ambil pesanan istri saya ya. Saya langsung pamit aja. Assalamualaikum!"
"Walaikumsalam." Jawab Hidayat menatap heran pada ayah dan anak itu.
"Dulu aja, nolak Agam. Sekarang, malah sok cari perhatian....!" gumam Hidayat dalam hati.
Sementara di dalam mobil, Liora sudah nggak tahan, mulutnya pengen julid. Lalu ia melirik ke arah suaminya yang masih fokus mengendarai mobil.
"Aa, cewek tadi siapa? Cantik....!" ucap Liora memuji, tapi sebenarnya dia sedang memancing Agam supaya cerita.
"Siapa?"
"Cewek tadi. Aa liatnya sinis banget.....!" kata gadis itu.
"Cuma perasaan kamu aja kali.....!"
"Nggak-nggak. Biasanya Aa tuh judes, galak, bawel bin rewel. Tapi kali ini beda. Wajah Aa begini....!" Liora mencontohkan Agam berwajah sinis. Sontak membuat pria tampan itu terkekeh.
"Yeay, jadi menurut kamu Aa judes, galak, ehm...... terus apa tadi?!? Oh, bawel bin rewel....? Menurut kamu gitu?"
"Iyalah. Situ baru sadar?" cebik dara cantik itu.
"Ooooooo, jadi gitu?" Agam tersenyum sinis.
"Apa , maksud ooooooooo-nya itu?"
"Kamu kayaknya minta malam pertama kita dipercepat ya?"
"NGGAK.....?!?"
******
Keesokan harinya disekolah.
"Diiiih, rapi banget. Tumben-tumbenan nih. Lo kesambet apa, To?"
Tito berdecjak kesal saat Liora meledek penampilan barunya. Bertambah kesal pula saat teman laki-laki, dan dua sahabat Liora juga ikut tertawa.
Bagaimana nggak tertawa. Penampilan Tito mirip almarhum Benyamin Sueb. Rambutnya ditata mirip jambul beo. Seragam yang biasanya lecek kayak mukanya Bu kantin, kini terlihat sangat rapi, mlipit, bau pewangi downo.
Dasi yang biasanya diikat di kepala, sekarang benar-benar diikat dileher. Dan kemeja yang biasanya dikeluarkan, kini dimasukkan, dikancing rapi pula hingga menutupi leher. Kalau diliat-liat, Tito mirip anak SLB.
Wah, Tito kalau dilihat-lihat tidak seperti Tito yang Liora kenal. Malah justru seperti anak SLB yang hilang. Dan itu membuat mereka semua kembali terbahak-bahak.
Tito mencebik kesal.
Mereka nggak tau aja , kalau hari ini Tito sedang bersemangat bersekolah gara-gara Nadia. Ia ingin Nadia melihat penampilan barunya. Tampan, dan cetar membahana. Mirip artis Korea Lee Min Neral. Senyum manis mengembang di bibir Tito saat otaknya traveling kemana-mana.
"Lo belum minum obat, To?" tanya Liora. Yang ditanya masih senyum-senyum nggak jelas.
"Kayaknya dia gila .....!" lanjut Liora.
Semua anak-anak terkekeh geli mendengar ucapan Liora.
Tito duduk di bangkunya, lalu memeluk tasnya erat-erat.
"Aku kayaknya jatuh cinta."
"Ohhhhhh," sahut anak-anak.
"Eh, eh, Apa tadi?" Liora yang pertama kali menyadari perkataan Tito pun nampak terlonjak kaget.
"Iya, gue kayaknya jatuh cinta, Li!"
"APA?" teriak anak-anak.
"Kalian apa-apaan sih? Budek kuping gue. Mana congornya Liora bau jigong!"
"Uh, Sialan. Kampret. Asemmmm!" seru Liora.
"Coba ulangi? Lo ngomong apa tadi?" Liora mengorek telinganya.
"Lo napa sih? Heran denger gue jatuh cinta? Aldo aja bisa jatuh cinta sama anaknya Bu kantin meski banyak korengnya. Si Asep juga jatuh cinta sama Yuli, meski Yuli suka ngupil. Dan upilnya ditempelin di tembok kelas. Tetep aja dia suka sama Yuli . Terus kenapa kalian heran kalau gue jatuh cinta?"
"Gue nggak heran Lo jatuh cinta. Ta-tapi aneh aja gitu…..! Hahahaha…..!"
Semua anak-anak ikut tertawa.
"Kirain manusia model kayak Lo nggak bisa jatuh cinta, To!" celetuk Dora, tertawa terbahak-bahak.
"Lo syirik aja! Emang Lo? Lo kan jones. Jomblo ngenes!" ledek Tito kesal.
"Idih, sok tau…..!" sahut Dora membalas kesal, anak-anak pun terkekeh mendengar perdebatan keduanya.
"Oke, sekarang ngomong sama gue. Cewek mana yang lagi Lo taksir. Jangan bilang Lo demen Ratu ya! Gue orang pertama ngelarang Lo sama dia. Nggak bakal gue restuin!" kata Liora. Merasa dirinya paling berkuasa atas diri Tito.
"Ratu? Sorry ya. Nggak level gue suka cewek model ikan sarden itu! Gelay…..!" Tito bergidik ngeri.
"Alah. Sarden begitu, goyangannya yahud!' timpal Aldo.
"Iya. Kayak penyanyi dangdut, Desi bersisik. Goyangannya juga mantap. Maju mundur kena!"Asep menambahkan.
"Maju mundur kena itu Syahritawati. Bukan Desi bersisik." Sinta menimpali.
"Kalian ngomongin apa sih? Kita ini lagi bahas cewek yang disukai Tito. Malah bahas Desi bersisik dan Syahritawati!" protes Liora.
Hahahaha….
Memang nggak wajar kalau seorang Tito jatuh cinta. Cowok ganteng, bertubuh atletis kayak Tito, sering banget nolak cewek-cewek. Dari yang cantik hingga yang jelek. Dari yang tinggi, sampai yang pendek. Bahkan dari cewek berhidung mancung, sampai hidung pesek. Tito tolak mentah-mentah.
Nah ini, tiba-tiba Tito bilang ke semua temannya, kalau dia jatuh cinta. Siapa yang nggak heran coba?
"Emang kamu jatuh cinta sama siapa, Tito?" tanya Liora.
"Emmmm, sama…..!"
"Hah, sama siapa?"
"Sama anak ba….!"
"APA? Anabelle?"
"JANGAN!" teriak mereka semua.
"Kalian semua begitu, gue lempar meja atu-atu ya….!"
Mereka semua pun terkikik, lalu meminta maaf pada Tito.
"Nadia itu anak baru. Baru kali ini jantung gue berdebar kencang ngeliat cewek. Biasanya nggak pernah. Liat Liora aja, gue nggak napsu." Kata Tito penuh penghayatan. Liora yang mendengar itu, langsung mendelik.
Asem si Tito.....
"Tapi ngeliat nih cewek.......hati gue nyut-nyutan. Napas gue sesek......!"
"Asma Lo...!" ledek Aldo.
"Dengerin dulu....!"
"Jantung gue dag, dig, dug, dag, dig, dug."
Mereka menatap Tito penuh perhatian.
"Gue beneran jatuh cinta, Guys!"
"Cinta buat dia gila.....!" celetuk Liora.
"Nggak waras....!" timpal Dora.
"Sinting.....!" timpal Sinta.
"Edyan.....!" Aldo ikut-ikutan.
"Gue sumpahin, semoga kalian merasakan apa yang gue rasain saat ini....! TERUTAMA LO, LIORA. GUE SUMPAHIN, LO JATUH CINTA SAMA SUAMI LO SENDIRI.....!"
Bersambung.....
Xixixixixi......
Komen yang banyak dong......