Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8
Keesokan paginya, Zahara mulai membuka matanya dan melihat ke sekeliling " Perasaan tadi malam aku tidur di lantai , kok sekarang bisa di atas ranjang, ah bodo amat yang penting sekarang aku harus bersiap siap pergi ke kantor " Gumam Zahara.
Dan betapa terkejutnya saat menoleh ke samping dia melihat Arhan yang masih terlelap, sejenak Zahara menatap wajah suaminya yang sangat tampan saat tidur tapi segera mengernyitkan keningnya karena saat bangun sangat menjengkelkan.
" Kak Arhan ada di sini, hah jangan jangan, oh tidak mungkin berkali kali dia mengatakan tidak tertarik padaku, it's oke " Gumamnya sembari beranjak perlahan turun dari ranjangnya.
Zahara pun keluar dari kamarnya dan melihat ibu mertuanya sedang menata piring dan memanggang roti untuk sarapan.
" Selamat pagi ma" Sapa Zahara.
Sofia tersenyum dan membalasnya dengan lembut " Sayang , tolong bantu mama ya kamu ambil pisang satu sisir di atas lemari, kemudian bungkus ujungnya biar manis dan cantik karena mama hari ini mau arisan akan mama bawa buat oleh oleh" .
Zahara pun bergegas berjalan ke arah lemari dan meraih pisang raja yang berada di atasnya " Terus bungkusnya pakai apa ya, mama kok tidak kasih tahu Zahara dibungkus memakai apa ".
Zahara pun bingung dan celingukan ke sana kemari kemudian dia teringat dengan sesuatu yang dilihatnya tadi malam dan berjalan ke arah kamarnya. Zahara masuk dengan perlahan agar tidak membangunkan Arhan dan mengambil sesuatu dari saku kemeja Arhan yang berada di keranjang baju kotor
" Nah ini, inikan mirip pisang apa mungkin memang ini dipakai untuk membungkus pisang ya " Gumamnya kemudian kembali berjalan dengan perlahan keluar kamar.
Tak lama kemudian, Arhan pun membuka matanya dan meraba raba sesuatu di sampingnya ternyata Zahara sudah tidak ada di sampingnya. Arhan melihat pada jam dinding yang terpasang di atas pintu dan menunjukkan pukul 5 pagi .
Arhan beranjak dari tempat tidurnya untuk segera memulai kegiatan paginya yaitu berolahraga untuk melatih otot otot tubuhnya.
Sementara Zahara dan Sofia sedang sibuk menyiapkan sarapan paginya.
" Ma, pisangnya sudah selesai Zahara bungkus " Ucap Zahara sambil membawanya di depan mama mertuanya itu.
Awalnya Sofia hanya mengangguk dan saat menoleh dia pun terkejut dan kaget seperti mau pingsan " Zahara! Apa ini! ".
Zahara tersenyum tipis " Lho cantik kan ma, sesuai permintaan mama untuk membungkusnya satu persatu".
Sofia sempat lemas dan berteriak memanggil Arhan " Arhannnn! ".
Arhan yang berada di halaman pun segera berlari ke arah mamanya " Ada apa sih ma! ".
" Lihat nih, apa yang Zahara lakukan! jangan sembarangan kamu menaruhnya "gertak Sofia.
Arhan pun tercengang melihatnya (pisang yang terbungkus dengan k****m) dan segera melepas semua bungkus pisangnya membuat Zahara heran dan geram padanya" lho lho kak, kok dilepas semuanya susah susah Zahara membungkusnya lo".
" Ini bukan untuk membungkus pisang Zahara ! " Jawab Arhan dengan raut muka geram dan bersungut-sungut sambil terus melepaskan dan membuangnya ke tempat sampah.
" Terus untuk apa kak, kan gambarnya seperti pisang " Jawab Zahara tidak mau kalah.
uhukkkk
Sofia pun tersedak mendengar ucapan menantu kecilnya.
" ma, mama kenapa? " Ucap Zahara dan Arhan bersamaan kemudian memberikan segelas air putih untuk Sofia.
" Apa kamu sudah melakukannya Arhan?"Tanya Sofia perlahan.
Arhan mengangkat kedua alisnya dan menatap ke arah Zahara yang bingung.
" Tau ah, aku bingung dengan perilaku orang dewasa , penuh misteri dan rahasia " Gumam Zahara kemudian kembali ke kamarnya.
Arhan mengacak kasar rambutnya dan duduk di kursi " Em, maksud mama aku dan Zahara?".
" Iya nak, menurut mama lebih baik jangan lakukan dulu kasihan dia masih di bawah umur, toh kalian udah menikah lakukan saja nanti kalau dia sudah cukup umur dan mengerti semuanya " Ucap Sofia.
Arhan menarik nafasnya dalam dalam " Iya ma Arhan tahu , lagi pula masa iya Arhan suka sama bocil bandel kayak dia ".
Sofia melotot tajam " Bandel bagaimana! ".
" Dia selalu membuat Arhan kesal, tau ah ma Arhan mau mandi dulu " jawab Arhan kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk segera mandi.
Sedangkan Sofia masih bengong dengan pikirannya sendiri .
...🌻🌻🌻...
Silvi tampak murung dan duduk di samping tempat tidurnya dengan mata bengkak.
Tok tok tok
"masuk".
" non , di bawah ada tamu yang ingin bertemu dengan mu " Ucap bibi.
Silvi pun segera beranjak dan matanya terbelalak tidak percaya dengan seseorang yang berada di bawah sana " Arhan ".
Tanpa berpikir Silvi segera turun dan berlari memeluk Arhan yang nampak bingung.
" Silvi, kamu kenapa? " Tanya Arhan.
Silvi menangis sesenggukan di dada laki-laki tampan dan gagah itu " Han, maafkan aku, aku salah aku bodoh sudah meninggalkanmu dan memilih laki laki brengsek seperti Danu ".
Silvi terus mendekap tubuh Arhan dan tak pernah lagi mau melepaskannya.
Dan bruks
Tubuhnya jatuh dari atas sofa " Hah ternyata hanyalah mimpi, tapi aku harus bertemu dengan Arhan, aku akan mendapatkan hatinya kembali, hanya dia yang tulus mencintaiku " Gumamnya kemudian bersiap untuk pergi ke kantornya Arhan.
Di kantor Admaja
Arhan yang baru saja tiba bersama Zahara sebagai asistennya segera bersiap untuk meeting pagi.
Arhan dan Ferdi bersiap untuk membuka rapat tapi konsentrasi Arhan pecah karena melihat Zahara sedang bermain capung yang entah dari mana dia dapatkan.
Ferdi menatap bosnya dengan heran, karena tidak biasanya dia blank saat bekerja.
" Tuan muda apa yang terjadi? " bisik Ferdi.
Arhan terkesiap dan kembali menatap layar monitornya, tapi lagi lagi suara lirih tawa kecil Zahara yang berada di pojok ruangan membuyarkan konsentrasinya.
Ferdi pun menjadi kesal dan ikut menatap Zahara yang sedang asik dengan mainannya.
" Tuan Arhan, apa sebaiknya kita tunda saja rapat hari ini? " Bisik Ferdi kepada Arhan yang sesekali menatap istri kecilnya itu.
" Hahh tunda, apa maksudmu? " Jawab Arhan seperti orang bodoh.
Ferdi pun mendengus kesal " Tuan muda sebaiknya hari ini anda beristirahat dulu di ruangan anda masalah hari ini biar saya yang hendel, anda terlihat sangat lelah tuan" .
Arhan menarik nafasnya dalam dalam
" Baiklah Fer , kamu hendel saja semua pekerjaanku, aku akan kembali ke ruangan ku".
Dan Arhan pun beranjak dan berjalan meninggalkan ruang rapat.
Zahara masih asik dengan mainannya dan tidak menyadari kalau Arhan sudah pergi.
Ferdi pun mendekati Zahara " Nona muda apa anda akan tetap di sini atau ikut tuan muda ke dalam ruangannya? ".
" Hah, jadi kak Arhan sudah pergi, baiklah kak Ferdi aku ikut kak Arhan saja " jawab Zahara dengan senyum cantiknya.
Para pegawai yang melihatnya pun ikut tersenyum tipis melihat tingkah Zahara yang polos dan menggemaskan.
Dan breaks
Saat Zahara berjalan menuju ruangan suaminya, tidak sengaja bertabrakan dengan Silvi.
Silvi pun mendengus kesal tapi melihat Zahara yang masih kecil dan mengingat dirinya seorang publik figur harus bisa menjaga nama baiknya jadi dia tahan dan meminta maaf lebih dulu kepada Zahara
" Maaf ya dek, kakak tidak sengaja, soalnya kakak sedang buru buru ".
Zahara terdiam dan berteriak dengan keras membuat kaget semua orang " Hahhhh Silvia Putri, wah akhirnya aku bisa bertemu langsung denganmu, kak Silvi boleh dong minta tanda tanganmu, aku penggemarmu lo kak, o iya kita foto bareng ya? ".
Silvi mengernyitkan keningnya " T-tapi ".
Tanpa berpikir panjang, Zahara mengeluarkan ponselnya dan
jeprat
jepret
Beberapa gaya selfie dia ambil bersama sang artis.
" Wah, aku senang sekali lo kak bisa bertemu kamu, duh kak Silvi cantik banget" Ucap Zahara.
Silvi pun mulai capek menghadapi Zahara
" Sudah ya dek, kakak mau bertemu teman kakak dulu, lain kali kita ngobrol lagi".
" Em baiklah kak, silahkan kak " Jawab Zahara dengan senyum bahagia yang tidak hentinya dia sunggingkan.