Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membeli rumah minimalis.
.
.
.
Si kembar pulang bersama Daddy nya, sedangkan Agus sudah kembali sejak tadi.
"Dad kapan kita melihat rumah itu?" tanya Ram.
"Gimana kalau hari Minggu, sekalian kita jalan jalan ajak Mommy juga." Darmendra.
"Wah benar sekali Dad," si kembar begitu antusias.
"Soal rumah itu, biar asisten pribadi Daddy yang urus." Darmendra.
"Apa tidak merepotkan Om Robert nantinya?" Rasya.
"Daddy memberikan gaji yang besar untuknya, kalian tenang saja, kalian tinggal beres saja."
Si kembar terdiam sejenak, apa yang dikatakan Daddy nya benar adanya.
"Dad, kita pulang ke rumah Mommy dulu ya?"
"Untuk apa, apa ada sesuatu yang ingin kalian ambil?"
"Kita mau ambil pakaian bekas yang masih bagus dan masih bisa dipakai."
"Untuk apa? kalian sudah punya banyak pakaian yang Daddy belikan?"
"Dad, yang mau kami ambil itu pakaian bekas yang sudah tidak kami pakai lagi. masih bagus kok Dad, daripada dibuang mending kita kasihkan pada orang yang membutuhkan."
"Kalian terlalu baik dan sangat peduli dengan orang sekitar yang memang memerlukan bantuan."
"Mommy selalu mengajarkan kami untuk berbagi, Dad."
"Diva, kamu memang ibu terbaik, mengajarkan anak anak untuk melakukan hal-hal baik." batin Darmendra.
"Dad telepon Mommy dulu, kabarkan kita akan singgah kerumah Mommy. Ajak Mommy ketemu di sana."
"Baiklah Daddy akan kabarin Mommy kalian."
Darmendra pun menelpon Diva tanpa menceritakan maksud dan tujuan mereka. hanya meminta Diva bertemu dirumahnya. Diva pun mengiyakan tanpa banyak tanya. Saat ini Diva baru masuk kedalam mobil dan baru pulang juga. Diva menghidupkan mesin mobilnya setelah tadi menerima telepon dari Darmendra. Diva menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata. Tak butuh waktu lama Diva pun sampai kerumahnya, bersamaan dengan si kembar juga baru keluar dari mobil, mereka juga baru sampai.
"Sepertinya ada sesuatu yang sangat penting." Diva.
"Nanti kita bicarakan didalam." Darmendra.
Si kembar sudah masuk kedalam rumah langsung mencari bik Iis. sudah berapa hari mereka tidak bertemu dengan pengasuhnya itu membuat mereka merindukan sosok bik Iis. Bik Iis adalah salah satu baby sitter mereka, yang lain sudah berhenti hanya tinggal dua orang saja, dan sekarang si kembar sudah besar, jadi bik Iis hanya melakukan pekerjaan rumah saja. karena si kembar tidak mau lagi di layani seperti waktu masih kecil. si kembar menganggap dirinya sudah besar dan belajar untuk mandiri.
"Bik bisa minta tolong gak?" tanya Ram, saat ini bik Iis sedang berada di dapur.
"Boleh, minta tolong apa Den?" tanya bik Iis.
"Tolong keluarkan pakaian kami yang sudah tidak terpakai lagi," jawab si kembar.
"Baiklah Den, tapi bibi minta bantu sama sama Asih dan Anis ya Den."
"Baik baik."
Di ruang tamu...
"Ada masalah apa sebenarnya?" tanya Diva penasaran.
"Tidak ada masalah apa- apa, hanya si kembar meminta ku mengantarkan mereka kesini."
"Cerita saja, jangan ragu."
Darmendra pun menceritakan apa yang diinginkan oleh si kembar, termasuk membeli rumah untuk para anak jalanan yang mereka tolong. Sedangkan Diva hanya tersenyum manis mendengar cerita itu.
"Kamu tidak marah?" tanya Darmendra.
"Kenapa harus marah? selama niat mereka baik dan tulus, kita sebagai orang tua harus mendukung keputusan anak anak kita."
Darmendra tersenyum, "anak anak kita." batin Darmendra senang.
Diva tanpa sadar mengucapkan itu, tapi membuat hati Darmendra berbunga bunga.
Didalam kamar, ketiga pelayan di rumah ini sibuk memilih pakaian yang layak pakai untuk di berikan kepada anak anak yang seumuran si kembar juga dibawah umur si kembar. dan anak yang lebih besar nantinya akan dibelikan pakaian yang baru. tidak lupa anak anak kebagian pakaian bekas juga akan kebagian pakaian baru.
"Nanti untuk anak anak perempuan kita minta bantuan Mommy untuk membelinya." kata Ram, yang lain pun mengangguk.
Setelah selesai memilih pakaian tersebut, bik Iis dan bibi yang lain di minta si kembar untuk membawa pakaian tersebut kehadapan Mommy mereka untuk dipaketkan kedalam kardus.
"Dilipat yang rapi ya bik," perintah si kembar.
"Mommy kagum dengan kalian."
Darmendra tidak kalah bangga dengan anak anak mereka. senyumnya selalu mengembang sejak kehadiran si kembar.
"Nanti untuk anak cewek, Mommy tolong antar kita untuk membeli pakaiannya ya." pinta Ram, yang sedang bermanja-manja dengan Mommy nya.
"Iya nanti Mommy yang pilihkan."
"Banyak juga pakaian bekas itu hingga tidak muat satu kardus yang berukuran sedang. terpaksa bik Iis mengambil satu lagi kardus.
"Gimana kalau kita belanja sekarang?" tanya Diva.
"Jam berapa ini?" Darmendra.
"Jam empat sore, tadi aku sengaja ingin pulang kantor lebih awal." Diva.
"Ya udah, kita belanja aja ke mall." Darmendra.
Si kembar pun nampak antusias. mereka pun masuk kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Sedangkan bik Iis dan dua pelayan lainnya sibuk melipat pakaian untuk dipaketkan kedalam kardus.
"Kami sudah siap," kata si kembar serentak.
"Yuk berangkat, nanti keburu malam." Diva.
Akhirnya mereka pun berangkat menuju mall terbesar dikota ini. Darmendra menyetir mobil dengan kecepatan sedang, karena ia tidak mau terburu-buru.
"Mommy, hari Minggu kita melihat rumah yang Daddy beli ya!" Roy.
"Baiklah, Mommy pun penasaran rumah seperti apa yang kalian inginkan." Diva.
"Hanya sebuah rumah minimalis Mom, tapi sepertinya layak untuk mereka tinggali. daripada mereka harus tinggal digubuk kardus." Ram.
"Kasihan Mom dengan mereka, mereka hidup terlantar kadang dua hari tidak makan. coba Mommy bayangkan." Rakha.
"Mommy tidak dapat membayangkan bagaimana nasib mereka? keputusan kalian untuk menolong nya sudah sangat tepat, dan Mommy sangat mendukung." Diva.
"Daddy juga." Darmendra.
Mobil terus melaju di jalan raya, beruntung jalanan tidak macet, jadi mereka bisa sampai tepat waktu. kalau terjadi kemacetan mungkin akan memakan waktu satu jam atau lebih.
Mereka sudah sampai ketempat yang mereka tuju, sebuah mall terbesar dan terlengkap dikota ini. Mobil Darmendra terparkir sempurna ditempat parkiran mobil.
Si kembar pun keluar dari mobil dan diikuti Mommy dan Daddy mereka. mereka berjalan beriringan layaknya sebuah keluarga yang sangat bahagia. Para pengunjung didalam mall itu begitu takjub dengan pasangan yang mereka anggap suami istri padahal bukan. Ditambah lagi dengan tujuh anak kembar yang sedang viral sampai saat ini.
Banyak pasang mata yang melihat mereka dengan kagum. Sampai ada yang merekam kebersamaan keluarga tersebut.
Si kembar dan Mommy nya masuk ketoko pakaian khusus anak anak. si kembar begitu antusias memilih pakaian yang bagus menurut mereka. padahal ditoko itu semuanya pakaian bagus dan bermerek. Darmendra hanya duduk memperhatikan interaksi mereka dalam memilih pakaian tersebut.
"Kuharap kebahagiaan ini tidak akan pernah berakhir." batin Darmendra.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇