Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34 : Tiba di Kota Chongqing
Mo Lian terus berkultivasi di halaman belakang bersama dengan Ibu dan Adiknya, peningkatan keduanya juga sudah cukup memuaskan, mereka berdua setengah langkah lagi menembus tahap Akhir dari Fase Fondasi. Dan untuk Mo Lian, ia masih tertahan di Fase Lautan Ilahi tahap Akhir, jika ia mendapatkan Mutiara Giok, maka ia bisa menembus Ranah Inti Perak.
Saat malam hari tiba, Su Jingmei dan Mo Fefei masuk ke dalam kediaman. Berbeda dengan Mo Lian yang masih berada di halaman belakang, ia terus saja berkultivasi tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.
Ketika ia membuka matanya, sinar matahari sudah naik dan mulai menyinari seluruh daratan China. Dengan satu tangan menyentuh tanah, dan satu tangan lainnya bertumpu pada lututnya, ia menopang badannya untuk berdiri dari posisi duduknya.
Hari ini, tanggal 4 April 2020. Besok ia berangkat ke Kota Chongqing untuk mengikuti Pertandingan Beladiri, yang katanya banyak sekali Pejuang-pejuang kuat yang turut hadir.
Mo Lian berjalan memasuki kediamannya, tercium baru tak sedap dari tubuhnya yang sehari semalam berada di luar rumah, akhirnya ia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Mo Lian pergi ke ruang makan untuk menyantap makanan yang telah disiapkan ibunya, lalu kembali berkultivasi di halaman belakang. Hal itu terus dilakukannya sampai keesokan paginya.
Tanggal 5 April 2020. Mo Lian dan sekeluarga pergi ke Kediaman Qin, di sana sudah berdiri puluhan orang memegang koper dan barang bawaan lainnya, orang-orang itu adalah Keluarga Qin dan Yun.
Mereka berencana untuk berangkat bersama ke Kota Chongqing, tiket-tiket pesawat juga sudah dipesankan oleh Qin Nian sesaat setelah ia kembali dari Mansion Bai Long.
"Maaf kami terlambat," ucap Mo Lian menatap semua orang.
"Tidak, kami juga baru selesai bersiap-siap." Qin Zhang menundukkan kepalanya sembari menangkupkan kedua tangan.
Mo Lian menganggukkan kepalanya sebagai balasan dari ucapan Qin Zhang.
Setelah menunggu kedatangan Mo Lian, akhirnya mereka semua memasuki beberapa mobil yang telah disiapkan dan kemudian berangkat ke Bandara Shuangliu, Chengdu.
Beberapa mobil melaju dengan kecepatan stabil, tidak lambat, dan juga tidak cepat. Saat mobil-mobil ini melewati jalanan, banyak sekali para pejalan kaki yang menatap, bukan hal aneh, itu karena sangat jarang melihat mobil mewah berjalan bersamaan.
Puluhan menit berlalu dengan cepat, mobil-mobil yang mereka kendarai telah tiba di terminal bandara. Puluhan orang keluar dari mobil-mobil itu dan masuk ke ruang tunggu.
Mereka semu menunggu beberapa waktu, cukup lama mereka semua menunggu, Mo Lian mengisi waktu luangnya untuk memasuki pikirannya dan mencari beberapa teknik yang digunakannya nanti saat pertandingan.
Meski bisa saja mengunakan kekuatan fisik saat bertanding, tapi tentunya di sana ada kekuatan lain yang telah mencapai tingkat Wu-Dan, dan bisa saja orang itu mengacau jalannya pertandingan jika dirinya terus memenangkan pertandingan.
Teknik tarung terbagi menjadi lima tingkat, Kuning, Hitam, Bumi, Surga dan Ilahi.
Selang beberapa lama di dalam pikirannya, akhirnya ia memutuskan untuk memilih Teknik Pedang 1000 Mil. Teknik ini berada ditingkat Hitam, meski begitu, seiring bertambahnya kekuatan sang pengguna, teknik ini juga dapat berkembang bahkan sampai melampaui teknik tingkat Ilahi.
Sesuai dengan namanya, Teknik Pedang 1000 Mil adalah teknik yang memvisualisasikan pedang, yang panjangnya akan terus bertambah hingga mencapai 1000 mil jika sang pengguna sudah berada di Puncak dalam kultivasi, God.
Sebenarnya Mo Lian ingin memilih teknik tingkat Ilahi, namun dengan basis kultivasinya yang sekarang, itu sangat tidak memungkinkan. Bukan hanya energi spiritualnya akan langsung terkuras habis, tapi vitalitas kehidupannya juga bisa berkurang bahkan kematian. Paling tidak saat ia sudah mencapai Ranah Jiwa Emas, ia bisa mengkultivasikan teknik itu.
"Perhatian, para penumpang pesawat CCC dengan nomor penerbangan CE372 tujuan Kota Chongqing dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu A8."
Terdengar suara pengumuman dari speaker yang terpasang di beberapa bagian ruang tunggu.
Mendengar itu, Mo Lian membuka matanya perlahan, memperlihatkan sepasang mata yang bercahaya biru bagaikan bola lampu, di tengah-tengah matanya juga bisa dilihat sebuah tanda berbentuk pedang yang warnanya selaras. Perlahan, cahaya di mata Mo Lian meredup diikuti dengan tanda pedang yang menghilang.
Mo Lian dan lainnya memasuki kabin pesawat Business Class. Ia duduk di samping jendela kaca pesawat, melihat pemandangan kota dari atas udara. Dirasa membosankan, ia bersandar di kursi, ia memejamkan matanya dan mengedarkan kesadarannya ke seluruh bagian pesawat.
Puluhan menit kemudian, pesawat yang ditumpangi semua orang telah tiba di Bandara Jiangbei, Chongqing.
Mereka semua berjalan menuju terminal Bandara, dan menunggu mobil yang telah dipesan. Beberapa lama kemudian, lebih dari sepuluh mobil mewah berhenti di depan mereka semua, tanpa berlama-lama lagi mereka semua memasuki mobil.
Mobil melaju dengan kecepatan stabil menuju hotel mewah yang ada di Kota Chongqing.
Sesampainya di sana, mereka semua berkumpul di satu tempat, lebih tepatnya hanya orang-orang yang berlatih beladiri. Qin Zhang ditingkat Wu-Zong tahap Awal, Qin Tian ditingkat Wu-Zun tahap Menengah, Qin Nian ditingkat Wu-Zun tahap Menengah, dan Yun Hengtian ditingkat Wu-Zun tahap Akhir.
Meski Su Jingmei dan Mo Fefei juga seorang Kultivator, mereka berdua tidak ikut berkumpul karena keduanya tidak ingin berpartisipasi dalam Pertandingan Beladiri.
"Master, maaf jika saya menanyakan pertanyaan yang tidak sopan. Ngomong-ngomong, master mewakili keluarga mana? Qin atau Mo?" Qin Nian menundukkan kepalanya mengarah pada Mo Lian.
Mo Lian terdiam sejenak dengan mulut terbuka, kemudian ia tersenyum tipis. "Sekte Dongfangzhi," jawabnya penuh keyakinan.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan Sekte Dongfangzhi ke masyarakat umum." Mo Lian melanjutkan perkataannya.
Ketiga orang anggota Keluarga Qin terdiam sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu kami juga akan mewakili Sekte Dongfangzhi," ucap Qin Zhang.
Mo Lian menaikkan sebelah alisnya. "Apakah kalian yakin? Kalian tidak ingin menggunakan nama keluarga kalian?"
"Kami yakin!" Qin Zhang menjawabnya tanpa berpikir. "Lagipula keluarga kami juga tergabung dalam Sekte Dongfangzhi," lanjutnya menegaskan.
Yun Hengtian yang sedari tadi diam mengangkat tangannya. "Apakah Keluarga Yun kami bisa bergabung dengan Sekte Dongfangzhi?" tanyanya dengan rasa ingin tahu dan pandangan penuh harap.
Mo Lian terdiam sejenak, ia menundukkan kepalanya dengan tangan menyentuh dagu. Ia berpikir apakah harus menambahkan Keluarga Yun kedalam Sekte Dongfangzhi miliknya. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya.
Keluarga Yun berasal dari Kota Xi'an, Ibukota Provinsi Shaanxi. Satu Provinsi dengan Keluarga Su yang berasal dari Kota Xianyang, jika bisa memiliki dukungan dari Keluarga Yun. Maka aku bisa dengan mudah menekan Keluarga Su yang mengambil seluruh aset ibu.
Mo Lian menatap mata Yun Hengtian. "Apakah kau yakin? Apakah kau sudah memikirkannya matang-matang? Dan apakah kau sudah mengetahui caranya untuk bergabung?" tanyanya dengan wajah datar.
Yun Hengtian menganggukkan kepalanya. "Aku yakin, apalagi Yun Ning, cucuku selalu mengeluh padaku agar bisa berguru padamu. Aku juga sudah memikirkannya, aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan mengikuti orang yang telah menyembuhkan ku. Memang sebelumnya aku sempat ragu ketika melihat penampilan Anda, tapi, ketika Anda memperlihatkan kekuatan Anda. Aku merasa bodoh karena meragukan kemampuan Anda, Immortal Mo ..."
"Aku juga sudah mengetahui cara-caranya dari pembicaraanku semalam dengan Qin Zhang. Bukan itu saja, Keluarga Yun kami juga akan membayar kepada Anda untuk membangun Sekte Dongfangzhi, serta berinvestasi pada perusahaan Anda."
Mo Lian terdiam dengan mulut terbuka. Ia tak berharap jika Keluarga Yun sampai seperti itu hanya karena ingin bergabung ke sekte milik yang bahkan belum memiliki tempat. Jika ini dirinya yang dulu, ia tak akan menerima murid, tapi sekarang berbeda. Ia tidak ingin lagi meninggalkan penyesalan di dalam hatinya.
"Baiklah."
Ekspresi bahagia terlihat di wajah Yun Hengtian. Ia turun dari tempat duduknya dan mengambil posisi kedua lutut menyentuh lantai. "Salam kepada Mas—" ucapnya terpotong ketika melihat Mo Lian mengangkat tangan.
"Jangan paling aku 'Master'. Kita belum melakukan upacara menurut norma Kultivator Dao, jadi jangan panggil aku dengan sebutan 'Master'."
"Ah!" Yun Hengtian tersentak kaget, namun ia tak mengubah posisinya. "Kalau begitu. Kapan Anda memiliki waktu?" tanyanya menundukkan kepalanya.
Mo Lian meletakkan cangkir berisikan teh di atas meja. "Setelah Pertandingan Beladiri selesai."
"Baik!" Yun Hengtian menjawab dengan semangat. Kemudian kembali duduk di sofa yang berada di kanan depan Mo Lian.
Keluarga Yun berencana memberikan Mo Lian sebesar 300.000.000 Yuan. 200.000.000 Yuan untuk investasi perusahaan, dan sisanya sebagai pemberiannya kepada Mo Lian secara pribadi serta pembangunan Sekte Dongfangzhi.
Untuk uangnya sudah dikirimkan saat itu juga, kini di dalam tabungan Mo Lian memiliki uang dengan jumlah 507.035.380 Yuan. Tanda kontaknya dengan Keluarga Qin sudah dibuatkan oleh ibunya dan ditandatangani Qin Zhang. Sedangkan untuk Keluarga Yun, baru akan dibuatkan.
Meski kedua keluarga berinvestasi banyak uang, dan Mo Lian tidak mengeluarkan sedikitpun yang bahkan untuk 1 Yuan. Namun ia tetaplah pemegang saham terbesar dengan total 60% saham.
Setelah selesai pembasahan, mereka semua berpisah menuju ruangan hotel masing-masing untuk mengistirahatkan tubuh, agar besok bisa bertanding dengan keadaan bugar.
...
***
*Bersambung...
rehat dulu author