NovelToon NovelToon
Senja Untuk Elang

Senja Untuk Elang

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

IG ☞ @embunpagi544


Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.

Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.

Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!

Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 (Obrolan di pagi hari )

Matahari belum memancarkan kehangatannya, Namun Senja sudah mulai membuka matanya. Saat membuka mata, ia mendongak sedikit ke atas. Menatap lekat wajah suaminya yang masih tidur. Jika suaminya terjaga, mana berani Senja melakukan hal itu.

Senja mengingat kembali apa yang semala terjadi, jika dulu kakek yang selalu menenangkannya saat bermimpi buruk seperti semalam, kini tugas itu beralih ke suaminya.

"Jangan lama-lama memandangku. Aku tahu kalau ganteng. Nanti jatuh cinta loh!" ucap Elang dengan seringai tipis namun matanya tetap terpejam.

Senja langsung berdecak mendengarnya dan mencoba melepaskan pelukan mereka.

"El...Lepaskan," rengek Senja. Bukannya melepaskan, pelukan Elang justru semakin erat.

"El..."

"Yakin mau lepas? Nggak ingat siapa yang semalam menarik aku ke atas ranjang dan minta di peluk?" ucap Elang menggoda.

Senja merasa kalah telak dengan ucapan Elang, karena memang semalam dirinyalah yang meminta Elang untuk tetap tinggal di sisinya.

"Tapi aku sesak napas El jika kamu memelukku seperti ini. Apa kamu mau membunuhku, dan ingin menjadi duda?" balas Senja.

"Kau menyumpahiku menjadi duda secepat itu?" ucap Elang membalikkan kata-kata Senja.

"Kenapa jadi aku?" protes Senja.

"Lepaskan El, aku beneran susah napas," rengek Senja.

"Oh sorry!" Elang langsung melepaskan pelukannya. Ia melorotkan tubuhnya dan membenarkan posisi tidurnya. Ia merengkuh tubuh Senja.

"Ayo tidur lagi, belum subuh," ucapnya.

"Aku mau ke kamar mandi," Senja langsung melepaskan tangan Elang karena ia ingin buang air kecil.

Sekembalinya dari kamar mandi, Elang ternyata tak jadi memejamkan matanya, ia duduk bersandar dengan kedua tangannya ia tautkan.

"Tak jadi tidur?" tanya Senja yang sudah merasa segar dan kantuknya hilang karena sudah mencuci muka.

"Aku buatkan kopi mau?" tawarnya sebelum Elang menjawab pertanyaannya tadi, karena ia tahu jawaban suaminya tersebut pasti nyeleneh.

"Jam berapa ini? Kenapa kau ingin membuatkan aku kopi? Kerajinan amat," ucap Elang.

"Salah lagi, ya udahlah terserah," Senja menghentakkan kakinya lalu berjalan ke arah pintu.

"Mau kemana?" tanya Elang.

"Masak," jawab Senja singkat.

"Sekalian nyapu sama ngepelnya juga,"

Senja memicingkan kedua matanya mendengar kalimat yang di lontarkan Elang.

"Kau bukan pembantu jadi tak perlu masak. Sudah ada yang bertugas masak. Kau Cukup layani aku di..."

"Mesum!" umpat Senja sebelum Elang meneruskan ucapannya.

"Tapi kamu suka kan?" goda Elang, dan sekali lagi mampu membuat pipi Senja bersemu merah.

"Tau ah!" sahut Senja.

"Tak ada salahnya kan istri memasak buat suaminya?" ucap Senja kemudian langsung memutar handle pintu dan keluar meninggalkan Elang di atas tempat tidurnya.

"Kalian memang berbeda," batin Elang tersenyum, membandingkan Senja dengan Bianca. Tanpa di minta, Senja dengan ikhlas memasak untuknya, sedangkan Bianca? Jangankan masak, masuk ke dapur aja bisa di bilang tidak pernah. Elang seperti mendapat gairah baru dalam hidupnya yang selama ini belum pernah ia rasakan sebelumnya, bahkan saat bersama Bianca sekalipun. Padahal, ia termasuk sosok pria yang sangat susah dekat apalagi nyaman dengan seorang, apalagi yang baru ia kenal. Namun, dengan Senja ini sangat berbeda, ada magnet tersendiri yang menarik Elang ke dalam kenyamanan tersebut.

🌼🌼🌼

Elang sudah duduk manis di meja makan sambil memperhatikan Senja yang melayaninya. Senja melayani Elang mulai dari mengambilkan nasi, sayur lauk dan di akhiri dengan menuang air putih ke dalam gelas.

Elang yang tak biasa di layani seperti itu merasa senang. Perhatian kecil seperti itu saja sudah membuat jantungnya berdesir. Biasanya ia yang selalu menuruti keinginan Bianca, ia selalu memanjakan mantan kekasihnya tersebut karena sejak Bianca SMP, orang tuanya lebih sering tinggal di luar negeri dan dia memilih tetap stay di Jakarta. Mungkin karena itulah Elang selalu memanjakan dan melindungi Bianca yang memang dititipkan kepadanya oleh kedua orang tua Bianca.

Elang dan Senja mulai makan tanpa bersuara. Hanya suara sendok dan garpu yang bersautan yang terdengar menelisik telinga mereka berdua.

"Soal semalam terima kasih," ucap Senja memecah keheningan.

"Hem," sahut Elang singkat.

Suasana kembali hening kembali untuk beberapa saat.

"Apa kau sering mimpi buruk seperti itu?" tanya Elang kemudian.

"Tidak sering juga, tapi cukup sering sih," jawab Senja.

"Yang benar yang mana? Sering atau tidak?"

"Saat-saat tertentu saja, kadang pas lagi capek atau sedih atau enggak keduanya," jelas Senja.

"Kalau enggak keduanya terus apa?"

"Kau bawel sekali,"

"Kau..." kesal Elang karena Senja mengatainya Bawel.

"Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa bisa sering mimpi yang sama dimana ada seorang gadis kecil yang melihat sepasang suami istri di sekap di depan matanya dan gadis kecil itu melihat orang-orang tergeletak di sekitar sepasang suami istri karena di tembak oleh sekelompok orang. Gadis kecil itu sangat ketakutan menyaksikan hal tersebut dari balik pintu kamarnya, suara tembakan, teriakan dan petir yang saling bersautan membuat gadis kecil itu benar-benar ketakutan," tanpa Elang minta, Senja menceritakan apa yang selalu menjadi mimpi buruknya.

"Apa kamu mengenal gadis kecil yang ada dalam mimpi kamu itu?" selidik Elang.

Senja menggelengkan kepalanya.

"Mungkin itu hanya mimpi buruk saja. Tapi anehnya, aku seperti bisa merasakan ketakutan yang gadis kecil itu rasakan. Kakek selalu bilang itu hanya bunga tidur, aku tak perlu memikirkannya. Melihatku tumbuh bahagia saja sudah cukup katanya, jadi aku tak pernah ambil pusing soal mimpi itu, selama kakek di sampingku, aku tak perlu takut apapun katanya," ucap Senja panjang lebar.

"Apa ini ada kaitannya dengan masa lalu Senja? Aish siapa sebenarnya sosok gadis yang menjadi istriku ini. Apakah aku harus main peran menjadi detektif juga? Kakek kenapa Anda memberiku PR seberat ini?" batin Elang sambil menatap lekat istrinya yang tanpa sengaja menitikkan air matanya tersebut.

Dengan cepat, Elang menyeka air mata Senja menggunakan tangannya.

"Sudah jangan di pikirkan. Itu hanya bunga tidur. Dan pelukanku cukup efektif bukan untuk mengubah mimpi burukmu menjadi mimpi indah?" Elang berusaha menghibur Senja meskipun terkesan garing.

"Mana ada, yang ada aku semakin tidak nyenyak," cebik Senja berbohong karena kenyataannya ia merasa terlindungi dan nyaman.

"Astaga kenapa kau bilang tidak nyenyak? Bahkan kamu mirip orang pingsan saking nyenyaknya tidur menyumpel di ketiakku," ucap Elang.

"Sudahlah lanjutkan makannya, hari ini aku mulai bekerja. Kau sendiri bagaimana?" Senja mengalihkan topik pembicaraan.

"Mengenai hal itu, apa kamu yakin akan tetap bekerja di sana?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa karena mantan pacar dan mantan sahabatku? Tak ada urusannya dengan mereka, aku bekerja di sana. Jika ada yang harus keluar bukan aku tapi mereka, aku tidak salah kenapa harus takut?"

"Dengan perasaanmu? Yakin tidak masalah?"

"Tak ada guna meratapi mantan yang tak bisa menjaga sebuah komitmen, saat tahu dia selingkuh, detik itu juga aku mematikan rasaku untuknya," ucap Senja sambil mengacak-acak makanan di piringnya.

Elang tersenyum dalam hati, wanita yang ia nikahi setangguh itu ternyata.

"Perempuan kalau sudah kecewa ngeri ya," ucap Elang kemudian.

"Makanya jangan macam-macam! Atau mau aku sunat kedua kali?" ucap Senja menatap tajam suaminya.

Elang menggedikkan kedua bahunya mendengar ucapan Senja.

"Hahaha aku bercanda," ucap Senja sambil tertawa.

Untuk pertama kalinya Elang melihat Senja tertawa sejak pertama kali mereka bertemu. Ada kebahagiaan tersendiri melihat istrinya bisa tertawa seperti itu.

🌼🌼🌼

1
MARWAN ERMADI
ini ngapain si ervan yg sibuk sedangkan disana ada ke2mertuanya senja
Soraya
hadiah buat pernikahan mereka
Soraya
mampir thor
khaerani suherman
aku udah baca cerita ini berkali kali seneng ceritanya
mimi
Kecewa
mimi
Buruk
vanilla althea smith
kecelakaan tuan Bailey dan nyonya Bailey ada unsur kesengajaan
vanilla althea smith
tebakan ku senja anak dari pemilik perusahan tersebut sebelum diambil oleh dady nya ervan dan diganti simbol nya
vanilla althea smith
Kendra mutung el
vanilla althea smith
bambang suaminya mama megaa ayah nya ritsuki natsuki
vanilla althea smith
typo nya menyeramkann
vanilla althea smith
jadi bego dongg
vanilla althea smith
makanan yang dibawa sekalian lempar ke wajah niko biar gregett
Ruby Vee
kenapa nggak ditunjkin aja fotonya nona senja gimana to
Ruby Vee
oalah elang
Elistiani
gak ngerti aku Thor,masa budak corporate ga tau black card,bodoh kali lah,masuk perusahaan pake jalur org dalem kali ye
Suwardiono
Luar biasa
Ruby Vee
kayaknya sarah jodohnya kendra ini
Can Can Takarai
Luar biasa
Can Can Takarai
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!