Zhang Wei, seorang pelayan rendahan berusia 15 tahun, terusir dari salah satu keluarga besar di Kekaisaran Qin. Dalam usahanya bertahan hidup sebagai pemburu spiritual beast, ia menemukan sebuah pedang tua yang ternyata menyimpan roh seorang kultivator legendaris bernama Lian Xuhuan.
Dengan kekuatan dan pengetahuan mendalam tentang kultivasi, Lian Xuhuan menawarkan bimbingan kepada Zhang Wei untuk menjadi pendekar hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan Tanpa Akhir
“Dengar, bocah,” kata Lian Xuhuan dengan nada tegas. “Kau tidak boleh meninggalkan hutan ini sebelum mencapai ranah Martial Grandmaster. Dunia di luar terlalu kejam untuk seseorang sepertimu yang masih lemah. Jika kau pergi sekarang, kau hanya akan menjadi mangsa.”
Zhang Wei mendengus sambil duduk di dekat api unggun kecilnya. “Aku sudah mencapai Martial Master bintang 5, Master. Apa itu belum cukup?”
“Cukup untuk mati lebih cepat,” jawab Lian Xuhuan sambil tertawa sinis. “Banyak kultivator di luar sana yang hanya butuh satu jari untuk menghancurkanmu. Jadi, dengarkan aku baik-baik: kau akan tinggal di sini, melatih tubuhmu, jiwamu, dan sekarang… keahlian baru.”
Zhang Wei menatap curiga. “Keahlian baru? Apa lagi sekarang?”
“Alkimia dan refiner,” kata Lian Xuhuan dengan nada bangga. “Di zamanku, aku adalah ahli nomor satu dalam dua bidang itu. Kau pikir aku hanya tahu cara bertarung? Dengan kemampuan ini, kau tidak hanya menjadi lebih kuat, tapi juga kaya raya!”
Latihan Zhang Wei kini semakin sibuk. Selain melatih fisiknya dan mempraktikkan Tarian Pedang Langit Kelabu, ia juga mulai belajar dasar-dasar alkimia dan seni refiner.
Pelajaran pertama yang diajarkan Lian Xuhuan adalah mengenal bahan-bahan dasar alkimia. Tanaman spiritual, mineral langka, dan inti spiritual beast tingkat rendah menjadi bahan utama.
“Kumpulkan semua ini,” perintah Lian Xuhuan sambil menunjuk pada daftar panjang tanaman dan mineral yang harus ditemukan Zhang Wei di hutan.
“Ini banyak sekali!” protes Zhang Wei.
“Kau ingin menjadi alkemis, bukan? Atau kau hanya ingin menjadi anak kecil yang bisa bertarung tapi tidak bisa berpikir?” ejek Lian Xuhuan.
Dengan enggan, Zhang Wei mulai menjelajahi hutan lebih dalam, mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan. Kadang ia harus bertarung dengan spiritual beast untuk mendapatkan tanaman atau mineral tertentu, membuat tubuhnya penuh luka setiap hari. Namun, latihan ini sekaligus mengasah kemampuannya.
Setelah beberapa minggu, ia akhirnya berhasil mengumpulkan cukup bahan untuk pelajaran alkimia pertama.
Lian Xuhuan mulai mengajarkan cara sederhana membuat pil peningkat stamina. Dengan pedoman ketat dari sang master, Zhang Wei harus mencampur bahan-bahan dengan tingkat presisi tinggi dan menggunakan Qi serta kekuatan jiwanya untuk mengontrol prosesnya.
Namun, hasil pertama… gagal total.
“Apa ini?!” Zhang Wei menatap cairan hitam yang berasap di dalam tungku alkimia kecilnya.
“Itu adalah pil terburuk yang pernah kulihat,” kata Lian Xuhuan sambil tertawa keras.
“Master, kau tidak memberi tahuku bahwa ini akan sesulit ini!” protes Zhang Wei, mengibas-ibaskan tangannya untuk menghilangkan asap.
“Tidak ada jalan mudah dalam alkimia, bocah. Kau harus memahami sifat setiap bahan, mengontrol Qi-mu dengan sempurna, dan—”
“Ya, ya, aku tahu, Master. Aku akan mencobanya lagi!” potong Zhang Wei, meski frustrasi.
Minggu demi minggu berlalu, dan Zhang Wei terus berlatih. Dengan kesabaran yang akhirnya ia miliki (atau mungkin terpaksa), ia mulai memahami ritme alkimia. Setelah puluhan kegagalan, ia akhirnya berhasil menciptakan sebuah pil kecil berwarna hijau.
Lian Xuhuan mengamati pil itu dengan teliti. “Hmm… bentuknya jelek, warnanya kusam, dan aromanya hampir tidak ada.”
Zhang Wei memasang wajah muram. “Jadi, ini juga gagal?”
“Tidak, ini berhasil,” kata Lian Xuhuan sambil tersenyum kecil. “Meski hanya tingkat terendah, kau berhasil membuat pil yang bisa digunakan. Itu adalah langkah besar, bocah.”
Zhang Wei tersenyum lebar. “Akhirnya! Aku berhasil, Master!”
“Jangan terlalu bangga dulu. Ini baru awal. Kalau kau ingin menjadi alkemis sejati, kau harus mencapai tingkat keahlian yang lebih tinggi. Dan jangan lupa, seni refiner masih menunggumu.”
Berkat latihan kerasnya, Zhang Wei mulai melihat peningkatan yang luar biasa. Fisiknya semakin kuat, jiwanya semakin tajam, dan sekarang ia memiliki dasar pengetahuan tentang alkimia dan seni refiner.
Latihan yang diberikan Lian Xuhuan benar-benar seperti neraka, tetapi Zhang Wei mulai menyadari manfaatnya. Hari demi hari berlalu, dan ia semakin dekat untuk mencapai Martial Grandmaster.
Pada suatu malam, saat Zhang Wei sedang beristirahat setelah latihan berat, Lian Xuhuan muncul di sampingnya.
“Zhang Wei,” katanya dengan nada serius. “Besok, kita akan mulai pelajaran baru: seni refiner. Bersiaplah, karena ini akan lebih sulit daripada alkimia.”
Zhang Wei hanya menghela napas panjang. "Sejujurnya, Master, aku mulai merasa hidupku ini seperti budakmu."
“Budak dengan potensi menjadi raja, bocah. Jangan mengeluh. Dunia ini tidak menyayangi orang lemah,” jawab Lian Xuhuan sambil tertawa.
Dengan semangat yang perlahan terbangun, Zhang Wei kembali mempersiapkan dirinya untuk hari esok yang penuh tantangan. Ia tahu, jalan ini mungkin berat, tetapi ia tidak akan mundur.
***
“Baiklah, bocah. Saatnya kita memulai pelajaran yang lebih mendalam—seni refiner,” ujar Lian Xuhuan dengan nada serius, menyela Zhang Wei yang tengah berlatih pedang.
“Seni refiner?” Zhang Wei mengangkat alis. “Bukankah itu hanya untuk orang kaya atau mereka yang memiliki bakat luar biasa?”
“Betul, tetapi kau punya aku, seorang jenius nomor satu dalam seni refiner. Itu lebih dari cukup untuk menutupi kekuranganmu,” kata Lian Xuhuan dengan penuh percaya diri. “Sekarang dengarkan baik-baik. Seni refiner melibatkan penggabungan berbagai material dengan Qi dan kekuatan jiwa untuk menciptakan senjata atau pusaka yang lebih kuat. Ini jauh lebih rumit daripada alkimia.”
Zhang Wei menghela napas. “Jadi, aku harus belajar alkimia dan refiner sekaligus? Kau benar-benar ingin membunuhku dengan latihan, Master.”
“Jangan mengeluh. Jika kau ingin bertahan di dunia ini, kau membutuhkan kekuatan, tetapi kekuatan saja tidak cukup. Kau juga membutuhkan alat yang bisa meningkatkan potensimu.”
***
Teori Dasar Refiner
Lian Xuhuan memulai dengan menjelaskan prinsip dasar seni refiner.
“Hal pertama yang harus kau pahami adalah sifat material. Ada tiga jenis material utama yang digunakan dalam refiner: logam spiritual, batu roh, dan inti spiritual beast. Setiap material memiliki sifat unik yang harus kau kuasai. Misalnya, Besi Hitam Darah sangat bagus untuk membuat pedang, tetapi jika kau salah menambahkan bahan pendukung, pedang itu akan rapuh seperti kaca.”
Lian Xuhuan melanjutkan dengan menjelaskan pentingnya pengendalian Qi dan kekuatan jiwa selama proses refiner. Zhang Wei mencatat semuanya dengan serius, tetapi wajahnya menunjukkan kebingungan.
“Master, bukankah ini terlalu banyak untuk dipelajari sekaligus?” tanyanya.
“Tentu saja. Tapi aku tidak akan memberimu pelajaran dasar-dasar seperti anak kecil. Kau harus belajar dengan cepat,” jawab Lian Xuhuan dengan tegas.
***
Selama berminggu-minggu, Zhang Wei mempelajari berbagai teori tentang seni refiner. Ia belajar cara mencocokkan bahan, mengendalikan Qi untuk melebur logam, dan memanfaatkan kekuatan jiwa untuk memahat formasi di senjata.
Namun, Lian Xuhuan tidak membiarkannya langsung mempraktikkan prosesnya.
“Kenapa aku tidak bisa mencoba langsung?” tanya Zhang Wei dengan frustrasi setelah berhari-hari hanya membaca catatan dan mempelajari teori.
“Karena satu kesalahan saja bisa membuat bahan-bahanmu hancur sia-sia. Kau harus memahami prosesnya sepenuhnya sebelum mulai. Kalau tidak, aku tidak akan membuang waktu untuk membimbingmu,” kata Lian Xuhuan.
***
Latihan ini tidak hanya mengasah pengetahuan Zhang Wei, tetapi juga meningkatkan kekuatan jiwanya. Berkat latihan gila-gilaan dari Lian Xuhuan, ia akhirnya mencapai Martial Master bintang 10, hanya selangkah lagi dari ranah Martial Grandmaster.
“Sungguh luar biasa,” gumam Zhang Wei sambil merasakan kekuatan dalam tubuhnya. “Aku tidak percaya aku sudah sejauh ini. Dulu aku bahkan tidak bisa membayangkan menjadi seperti ini.”
“Jangan terlalu senang dulu. Kau baru berada di dasar. Dunia kultivasi ini sangat luas, dan Martial Grandmaster hanyalah langkah kecil menuju puncak,” kata Lian Xuhuan, menghentikan euforia muridnya.
***
Suatu hari, setelah Zhang Wei menyelesaikan latihannya, Lian Xuhuan akhirnya memutuskan bahwa waktunya telah tiba untuk Zhang Wei mencoba refiner langsung.
“Kumpulkan bahan-bahanmu. Kau akan mencoba membuat senjata sederhana,” perintahnya.
Zhang Wei dengan penuh semangat mengumpulkan Besi Hitam Darah, sedikit Kristal Roh, dan inti spiritual beast tingkat rendah.
“Baiklah, sekarang dengarkan aku. Pertama, panaskan bahan utama dengan Qi-mu sambil menjaga kestabilan energinya. Setelah itu, tambahkan inti spiritual beast untuk memberikan kekuatan tambahan pada senjatamu. Jangan lupa mengukir formasi dasar di sepanjang permukaan bahan.”
Dengan tangan yang gemetar, Zhang Wei mulai bekerja. Ia mengikuti instruksi Lian Xuhuan dengan hati-hati, tetapi prosesnya jauh lebih sulit daripada yang ia bayangkan.
Setelah beberapa jam mencoba, hasilnya adalah sepotong logam yang tampak aneh dan tidak berbentuk.
Lian Xuhuan mengamati hasil karya Zhang Wei dan menggelengkan kepala. “Aku sudah menduga hasilnya akan seperti ini. Tapi tidak buruk untuk percobaan pertama. Setidaknya kau tidak menghancurkan semuanya.”
Zhang Wei tersenyum kecut. “Terima kasih atas pujian yang setengah hati itu, Master.”
“Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Refiner membutuhkan waktu untuk dikuasai. Kau sudah memahami teorinya, dan itu adalah langkah besar. Sekarang, kau hanya perlu banyak latihan.”
***
Zhang Wei terus melatih seni refiner sambil meningkatkan kultivasinya. Hari demi hari, ia merasakan kekuatannya semakin meningkat. Ketekunan dan bimbingan keras dari Lian Xuhuan mulai membuahkan hasil.
“Sedikit lagi,” gumam Zhang Wei suatu malam, merasakan batas Martial Grandmaster semakin dekat. “Aku akan mencapainya. Aku akan menjadi lebih kuat dan membuktikan bahwa aku tidak lagi lemah seperti dulu.”
Lian Xuhuan, meskipun sering mengejeknya, merasa bangga melihat kemajuan Zhang Wei. “Bagus, bocah. Jangan berhenti. Dunia ini menunggu untuk kau taklukkan.”
Dengan semangat yang berkobar, Zhang Wei terus melangkah maju, siap menghadapi tantangan apa pun yang ada di depannya.