[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 25
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Rupanya pertemuan mereka dengan Ivory tidak terlalu sesuai harapan mereka. Esther kira dia akan belajar tentang sihir yang ada pada cincinnya dari Ivory, tapi wanita itu mengatakan harus menemukan kelima benda keramat itu terlebih dahulu
Saat ini mereka semua kembali ke perkemahan tepat pukul empat pagi. Untungnya ini adalah hari terakhir tur mereka yang artinya hari bebas, mereka boleh melakukan apapun tanpa pengawasan
"Hoamm aku ngantuk." Renji merenggangkan tubuhnya
"Anak-anak untuk pulang kita harus perhatikan bunga Lavender. Jangan sampai tersesat!" pesan Paula
Mereka menurut dan mengikuti bunga Lavender yang entah bagaimana bisa tumbuh dari pohon-pohon disana
Lama berjalan akhirnya mereka mulai melihat lokasi perkemahan. Tapi yang membuat mereka bingung ialah para kakak pembina yang bergerombol dengan wajah panik Aaron
"Ada apa ini?" tanya Valent mengejutkan mereka
"Ah kalian sudah kembali!. Bagaimana mengatakannya ya?" Ronald yang sangat mudah tersulut emosi langsung mencengkram kerah baju Aaron
"Ronald!" sentak Paula
"Cepat katakan!"
"P-penjahat itu menghilang bersama penyihir Albino!" Semuanya terkejut. Esther yang hampir tidur berdiri tadi langsung membuka kedua matanya
"Bagaimana bisa?!. Bukannya kalian sangat percaya diri kemarin untuk menjaga Abibell?!" seru Ronald membuat Aaron ciut
"Maaf." Semuanya menengok pada Ryder, salah satu kakak pembina dengan tubuh berotot. Baru kali ini mereka mendengar suaranya
"Aku pergi sebentar karena melihat sesuatu di dalam hutan, saat kembali entah bagaimana rantai yang mengunci Abibell hancur begitu saja. Sekali lagi maafkan saya!" Ryder membungkuk, hal itu meluluhkan hati Ronald
"Lynette dalam bahaya?!. Kita harus mencarinya segera!" ujar Freya panik
"Nak tenanglah, kalian pasti kelelahan jadi istirahat saja dan biar kami yang mencari ya," kata Paula menenangkan Freya
"Master." Valent melirik
"Tetap disini dan jangan kemana-mana. Kita belum tau sekuat apa penyihir kriminal itu, untuk berjaga-jaga dia menyerang perkemahan maka kalian harus tetap disini," ucap Valent dingin dibalas anggukan yang lain
Freya menghela nafas lelah kemudian masuk ke tendanya terlebih dahulu. Para master pun pergi masuk ke hutan bersama kakak pembina mengikuti jejak terakhir Abibell yang ditemukan Sabrina
"Esther?. Kau pun harus tidur," kata Erynn
"Erynn, apa kau merasakannya juga?"
Erynn menengok
"Hm?. Apa?" Esther diam
'Perasaanku tidak enak'
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Di sebuah goa yang berada di depan air terjun, mungkin terlihat indah ditambah matahari yang mulai terbit memberikan cahayanya pada hutan ajaib itu
Tapi di dalam goa itu ada seorang perempuan yang keseluruhan tubuhnya berwarna putih, kecuali matanya yang berwarna merah. Dia mencoba sekuat tenaga melepaskan borgol rantai yang mengunci tangan dan juga kakinya, tapi percuma
"HAHAHA!. Kau pikir sudah bebas dariku ha?!"
Tubuh Lynette bergetar hebat, dia memaksa tangannya untuk melepas borgol itu saat mendengar langkah kaki mendekat
Matanya terbelalak takut pada pria yang kini sudah berada di hadapannya dengan menyeret sebuah pentungan besar
"Wahh aku merindukanmu selama dua hari ini. Orang-orang bodoh itu mungkin berpikir aku dengan mudahnya menurut, tapi tidak sayang!. Kau akan kembali ke tanganku lagi dan ku pastikan kau tak akan bisa lepas dariku!. HAHAHA!"
Lynette terbelalak saat pentungan besar itu terangkat dan…
"LYNETTE!" Freya menarik nafasnya dengan panik, dia segera meraih jaketnya kemudian keluar dari tenda
Terlihat murid lain yang tampak menikmati masa-masa bebas mereka bermain dengan hewan-hewan disana, Freya juga ingin begitu sebenarnya tapi ada yang lebih penting
"Oh apa ini?. Kau juga merasakannya?" Freya terkejut
"Esther!. Kau juga memimpikan Lynette?!"
"Hm?. Tidak. Aku punya firasat aneh sejak tadi pagi bahkan aku tidak tidur. Ayo ajak yang lain pergi juga!" Freya cepat-cepat menahan tangan Esther
"Jangan, master Valent kan bilang harus ada diantara kita yang tinggal disini untuk menjaga perkemahan. Erynn dan Atlas sudah mendapat benda keramat mereka jadi kita tak usah khawatir."
Esther menimang-nimang dan setuju. Tanpa membuat yang lain curiga, mereka kemudian pergi masuk ke dalam hutan
"Freya, apa mimpi mu itu bisa menjadi arah jalan kita?" Freya tertegun
"Yang ku ingat hanya sebuah goa dan juga air terjun. Tapi selama ini kita tidak menemukan ada air terjun disini kan?"
Esther menatap sekeliling dan tiba-tiba bersenandung merdu, tak lama kemudian angin-angin yang menerbangkan dedaunan itu muncul memutari mereka berdua
"Kau memanggil angin?"
"Aku hanya melakukan apa yang Lynette lakukan. Hai kawan, kami sedang mencari teman kami. Bisa tunjukkan kemana arah air terjun?"
Seolah paham, angin-angin itu kemudian pergi
"Esther kau yakin?"
"Ya. Kau harus percaya dengan kekuatan alam, Freya. Ayo!" Mereka berdua saling menggenggam tangan kemudian mengikuti kemana angin itu membawa mereka pergi
"Freya, apa ibu atau ayahmu juga penyihir albino sepertimu?" tanya Esther dan dijawab gelengan
"Aku juga awalnya bingung, apa aku memang bagian dari keluarga Venelle atau bukan. Tapi aku tidak berani bertanya karena ayah dan ibu sangat baik padaku, mungkin suatu saat mereka mau menceritakannya."
Esther hanya diam menyadari wajah Freya yang berubah sendu. Mereka berdua tersentak saat tiba-tiba angin itu mendorong mereka ke belakang, rupanya angin itu menolong mereka yang hampir jatuh ke jurang tertutup kabut
"K-kau baik sekali, terimakasih." Esther memegang dadanya memastikan jantungnya tak kemana-mana
"Aneh, kenapa hutannya terbagi menjadi dua begini?" tutur Freya seraya melempar batu ke dalam jurang itu
Mereka berdua saling tatap dengan wajah merinding saat mendengar suara batu itu baru mencapai tanah beberapa menit kemudian yang menandakan jurang itu dalam
"Hey apa tak ada jalan lain?. Kami benar-benar harus menemukan Lynette!" sentak Esther
Angin itu menyusun dedaunan yang berubah menjadi bentuk jari yang menunjuk sebrang
"M-maksudmu kita harus menyebrang?!. Kau gila?!" Angin itu kembali menunjuk cincin yang ada di tangan kiri Esther dan buku sihir yang ada di tas Freya
"Ah benar juga, kita kan punya ini!" Freya mengeluarkan buku sihirnya yang melayang kemudian membuka lembarannya
Esther terpana saat sebuah mantra muncul di halaman yang awalnya kosong
"Tulisan dari bahasa apa itu?"
"Bahasa Elvish." Esther tertegun
Mata Freya berkilat ungu, dia kemudian mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengayunkannya ke atas jurang itu
"Jembatan akar!"
Akar-akar muncul dari tanah di hutan itu yang kemudian membentuk sebuah jembatan agar mereka bisa menyebrang
"Wow, keren. Aku tak bisa berkata-kata lho."
Freya tersenyum malu. Mereka berdua kembali bergandengan dan melewati jembatan itu dengan santai, tapi rupanya sihir Freya masih belum sempurna untuk itu belum sampai ke ujung akar-akar itu mulai menghilang secara perlahan
"Oh tidak!. Sihirku belum sepenuhnya sempurna!" sentak Freya panik
"Freya pegangan!" Esther memeluk pinggang Freya dan tiba-tiba sebuah cahaya muncul
Freya menutup matanya tak tahan dengan cahaya itu, tanpa tahu mereka berdua berhasil ke sebrang dibantu oleh rantai emas yang digunakan Esther
"Huff untung saja berhasil. Terimakasih Esther."
"Untuk apa?. Kita kan tim!"
Freya tertegun dan tersenyum. Angin itu kembali menunjukkan arah untuk mereka. Hutan itu sama saja sebenarnya masih bagian dari Mythical Anthem, tapi yang berbeda adalah tempat itu lebih banyak diisi oleh hewan-hewan bersayap
SWISHH
Mereka berdua terkejut saat angin kencang datang, mata mereka terbelalak melihat Aeroquill yang tengah beradu dengan seseorang di atas air terjun
"Lynette!" Freya berlari masuk ke goa melihat Lynette yang tak sadarkan diri
Sementara Esther memperhatikan Abibell yang berjuang mati-matian melawan Aeroquill
"Dia tau Lynette dalam bahaya?"
"Uargh!" Abibell berseru kesakitan saat jarum-jarum kaca itu menusuk tubuhnya, dan karena tak stabil dia akhirnya jatuh dari atas terjun
"Oh tidak!" Esther berlari hendak melompat tapi tidak jadi saat sesuatu berbentuk panjang layaknya ular keluar dari kolam air dan langsung melahap Abibell hidup-hidup
"GRAHH!!"
Esther terduduk dengan tatapan tak percaya
"Esther ada apa?!" Freya keluar dan terbelalak
"Itu … Leviathan, naga air!"
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...